Banyak pertimbangan mengisi setiap ruang dalam kepala.
Kesatu, Seokjin belum siuman. Dua, adalah Yoongi tidak bisa begitu saja mempertemukan dua anggota Southclaws ini kepada Seokjin. Ia sudah menjaminkan Namjoon dan Taehyung di tangannya untuk segala urusan di wilayah manusia. Dan pimpinan mereka sudah mewanti agar segera dipulangkan menuju perbatasan.
Sialnya ia pernah berjanji agar permintaan Namjoon menjadi hal yang perlu ia sanggupi untuk diwujudkan. Itu pula menjadi alasan utama mengapa ia bersedia dibuat repot sampai melakukan manuver tajam di tengah perjalanan menuju rumah sakit kala mendapatkan mindlink dari Taehyung. Disamping karena masalah yang timbul turut menyeret kaumnya.
Dan alasan ketiga,
"Sebelum aku membawamu kesana," Yoongi mengambil jeda sejenak untuk mengambil napas. "Perlu kuberi tahu bila aku sama sekali takkan masalah dengan pertemuan kalian."
Ia harus memberitahu sebelum penyesalan melingkupi. Tanpa ada hal tertutupi.
Dengan Yoongi mengabulkan inginnya Namjoon, maka ada konsekuensi cukup sulit dimana Namjoon harus bisa berdamai dengan situasi. Ia perlu pernyataan kesanggupan dari mulut Namjoon sendiri, Yoongi harus mendengar bila Namjoon bersedia mengendalikan segala bentuk emosi sebagai bentuk pertahanan diri.
"Dia juga disana?" Intonasi bicara Namjoon terdengar berbeda. Jauh terasa berat, seakan dihinggapi beban dalam relung dada.
Padahal Yoongi tak menyebut nama, dan seperti ini pun sudah berhasil membuat Namjoon bereaksi demikian.
"Ya." Jawab Yoongi cepat. "Bersama orang kepercayaanku."
Tidak terbayang seperti apa jadinya bila mereka bertemu. Sedikit pun, Yoongi tak bisa menerka. Kendati isi hati keduanya cukup mudah terbaca. Satu sisi menyimpan penyesalan telah meninggalkan, dan sisi lain dengan lapang dada menerima kondisi. Kesamaan keduanya, adalah masih terjebak dengan masa lalu.
Maka Yoongi bisa mengerti alasan Namjoon meminta agar tak mengirimkan undangan pernikahannya, sekecil apapun. Barang informasi hari pelaksanaan. Dogeun sempat mengabari kejadian di Ring Of Fire tentang absennya Yoongi dari arena, berikut raut lega yang ditunjukkan sang lawan. Mungkin, selama itulah Namjoon menata diri dan belajar melepas. Hingga figurnya sampai pada taraf saat ini.
"Bila menginginkan opsi lain, aku bisa memintanya kembali."
"Tujuanku adalah menjenguk, bukan untuk nostalgia." Lugas. Pria itu sudah memutuskan tetap datang. Yoongi menghargai suara yang terucap dari kawan Beta nya.
Baiklah. Yoongi dengan cepat memutar arah menuju tujuan baru mereka. Sepertinya ia akan sedikit telat untuk mereka kembali menempuh perjalanan kembali ke perbatasan, mengingat jarak yang terbilang tidak dekat berikut medan jalanan luar biasa penuh batuan.
"Kalau begitu, aku tak punya pilihan lain kan?" Yoongi sedikit berkelakar sembari mencoba menghubungi keluarganya lewat mindlink. Joanne selaku watcher Northfalls Stars, mustahil bisa terhubung dengan jaringan ponsel mengingat kawasan tempat kaum mereka tinggal jauh dari jangkauan menara pemancar sinyal. Sambungan telepon tidak akan berguna.
Satu-satunya yang bisa Yoongi andalkan hanya Min Dogeun.
"Tapi perlu di ingat. Saat ini kalian berada dalam pengawasan Northfalls Stars, sampai perbatasan. Sebagaimana yang kujanjikan pada alpha kalian, jadi jangan macam-macam." Sambung Yoongi yang setelahnya menimbulkan reaksi kentara dari raut wajah Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Thread Of Fate : Moonlight [NAMJIN]
FanfictionMitos berkata, sinar bulan merupakan manifestasi kerinduan Dewi Selene pada pujaan hati, Endymion. Bagaimana jika sebenarnya terselip efek magis dibalik ke-elokkan Sang penguasa langit malam saat fase bulan penuh? Awalnya benang merah antara Kim N...