Jika aku adalah rumah,
Maukah kau berteduh disana setiap saat?Jika aku adalah kegelapan,
Maukah kau meneranginya setiap saat?Dan
Jika aku kedinginan,
Maukah kau menghangatiku?Saat aku kesepian,
Maukah kau mengisi hatiku yang kosong ini?Pfft apa yang kuharapkan....
Tidak ada sesuatu yang selalu berjalan dengan baik.
Semuanya ada masalah,
Sama seperti hubungan kita Sana...Aku senang melihat usahamu untuk mendapatkanku kembali dan asal kau tahu bahwa hati ini hampir saja luluh. Namun...
Aku menahannya,
Aneh bukan.Aku tahu itu,
Kau mencoba mendekat tapi aku menjauh.Tapi apa aku berhasil? Tentu saja tidak !
Gambaranmu selalu terbayang dalam hati,pikiran dan benakku.Aku sudah berusaha keras,tapi susah.
Aku ingin jujur.... tolong berikan aku keberanian,
Tuhan.
Suara keras yang berasal dari alat elektronik itu berhasil membangunkan sebuah insan yang tertidur pulas diatas kasurnya.
Sangat mengganggu.
"Selamat pagi sayang ~ ayo ikut kita makan" Dahyun lantas menurut tanpa mengucapkan sesuatu kemudian duduk bersama dimeja makan. "Eomma" atensi semuanya kini beralih pada seseorang yang sedang berbicara. "Nanti tidak usah menyuruh seseorang menjemputku. Aku akan pergi kerja kelompok bersama Momo" kedua paruh baya itupun mengangguk menandakan setuju atas permintaan putri mereka yang diajukan.
"Kamu akan pulang?" Dahyun terlihat seperti berpikir sejenak. "Aku akan menelpon eomma aja.....untuk sekarang aku belum pasti" wanita tua itupun tersenyum simpul "baiklah nak.... setidaknya kau memberi kabar yah. Agar eomma dan appa tidak khawatir" . "Nee eomma" ucapnya memberikan senyum tulus.
Setiap makan bersama selalu berjalan dengan baik. Selain menikmati kebersamaan dengan keluarga,makan bersama mereka juga selalu diiringi dengan perbincangan hangat yang nyaman dan suasana indah yang menyenangkan.
Dahyun sempat berandai andai untuk merasakannya dengan Sana,namun sepertinya harapannya harus pupus begitu saja...
Ia berharap ia bisa melakukannya
Meskipun dikehidupan lain?.....
Meh mungkin itu mustahil.
Dahyun lantas berjalan ke arah mobil yang terparkir didepan mansion nya. Ia melihat sang supir yang sudah siap,berdiri disana dengan pakaian yang rapih.
"Selamat pagi " sembari menunjukkan senyum yang sangat tulus, Bahkan sampai sampai membuat orang tersebut meronah melihat senyumnya. "Selamat pagi nona" balasnya dengan melempar senyum.
" bisakah?" Ia menunjuk mobil dengan maksud bertanya jika ia sudah siap untuk mengantarnya. "Nee nona !" balasnya dengan lantang dan semangat membuat Dahyun tersenyum simpul.
.
Author pov
Dentuman langkah kaki menggema keseluruh lorong itu. Mendapati seseorang yang berjalan untuk mencari seseorang yang lainnya.
"Annyeong sunbae!" Ia menundukkan kepalanya sedikit agar terkesan sopan. "Annyeong" balasnya dengan senyum yang sangat manis yang mampu melelehkan semua orang.
"Apa kau melihat Dahyun?" Tanya gadis itu tak lupa senyum tipis yang masih ditunjukkannya. " eung nee sunbae! Tadi aku melihatnya ditangga menuju ke atap" orang didepannya tidak mampu menahan semburat merah pada pipinya. Hanya dengan melihat Sana saja. Itu berhasil mengacaukan detak jantungnya yang memacu dengan asal.
"Ehmm seperti itu. Arigatou!" Ia kembali memasang senyumnya. "N-nee sunbae !" Dengan segera ia melanjutkan langkahnya untuk pergi ke tempat dimana ia tuju.
Masih sama !
Tangga demi tangga dinaikinya.
Ini terasa seperti bernostalgia pada chapter pertama cerita ini.
"Dahyun !" Lirihnya membuat sang empunya nama langsung membalikkan tubuhnya. "Nee... Sana-chan?" Sana tersenyum mendapat panggilan tersebut. "Berikan aku kesempatan lagi. Kutau kamu mungkin sudah tidak ada rasa lagi terhadapku tapi tolonglah beri aku kesempatan sekali lagi. Aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta lagi padamu. Akan kupastikan hatimu akan tertuju padak-
"Tak perlu!" Sana tertegun. Ia merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri. Ia tidak menyalahkan Dahyun untuk itu. Mungkin memang ini jalannya...?
Dahyun hendak mendekat dan mempersempit jarak mereka.
"Kau tidak perlu berusaha untuk mengambil hatiku karena sesungguhnya hatiku sudah terjebak dalammu dan tidak mungkin bisa kembali. Maafkan aku atas ke egoisanku. Aku sangat sangat mencintaimu namun dibandingkan rasa cinta,masih ada rasa kecewa yang membuatku takut atas hubungan kita."
"Apa yan-
"Sshhtt.. satu kata lagi maka aku akan memakanmu" Sana memasang senyum yang sangat bahagia itu nyata terlihat dimatanya,caranya menatap Dahyun merupakan ciri khas tersendiri yang tidak diberikannya pada orang lain.
Sana sangat senang akan apa yang terjadi hari ini. Bagaikan dongeng yang terbilang mustahil namun nyatanya tidak ada yang mustahil. Mulai s'karang ia akan selalu menjaga perasaan Dahyun seperti menjaga sebuah kaca yang mudah pecah.
Terdengar alay bukan. Kuharap tidak ada yang menganggapnya demikian karena cinta memang begitu. Tanpa kalian sadari,kalian telah membuat pilihan yang sangat salah tapi terasa benar, bahkan mengorbankan semuanya demi kekasih kalian.
"Jadi..."
"Jadi...?-"
"Aku akan mengantarmu kesuatu tempat nanti usai sekolah" Dahyun menarik senyum ke atas sampai sampai ia teringat bahwa ia mempunyai janji yang membuatnya harus menarik senyum ke bawah. "Ah- mian... aku sudah memiliki janji bersama Momo nanti-" Sana membuang nafas kasar.
"Baiklah besok saja... tolong simpan waktumu untukku besok, kim~" Dahyun lantas mengangguk mantap membuatnya terlihat gemas sekarang. "Yasudah... ayo kita ke kelas?" Dahyun mengangguk sebagai respond ucapan Sana.
Mereka berjalan berdampingan dengan senyum yang menghias dibibir keduanya dan jangan lupakan tangan Sana yang menggenggam possessive tangan Dahyun.
Tentu saja itu banyak menarik perhatian !
Sampai sampai tidak ada yang menyadari saat seseorang menatap sinis ke arah keduanya.
*
"Dahyun kajja!~" . " eungh~ nee! Maaf membuatmu menunggu lama" Dahyun tertegun sedikit dengan tarikan Momo yang tiba tiba. "Apa apaan... jangan meminta maaf. Lagipula aku hanya menunggu 10 menit saja disini" Momo dengan senyum lembut membuat Dahyun sedikit nyaman.
"Shall we?" Dahyun mengangguk "yes!"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen; silence in the dark[END]
RomantiekLikah likuh kehidupan seorang wanita angkuh yang mencoba untuk lari dari kenyataan bahwa ia seorang RATU. Sementara terjebak dalam status itu, ia berusaha untuk mengejar cintanya.