Alderado dan Jessica tiba di penthouse. Hati keduanya berbunga saat dapat melihat dan mengendong anak Bella. Dua-dua sangat menggemaskan.
"Sayang, bestkan kalau dapat kendong anak sendiri" ujar Jessica sambil berangan-angan. Sesekali dia tersenyum mengenangkan susuk tubuh kecil bayi yang baru berusia empat hari itu. Dia berbaring di atas katil sesekali melirik ke arah Alderado.
Alderado yang tadi sedang menanggalkan pakaiannya menoleh ke arah Jessica, kemudian tersenyum.
"Jadi, sayang mau kita cepat-cepat ada anak?" Soal Alderado yang selesai tugasnya, melangkah menghampiri Jessica. Jessica menoleh kemudian tersenyum.
"Apa pendapatmu, sayang?" Tanya Jessica mahu tahu pendapat suaminya. Alderado ikut baring disebelahnya. Jessica lantas mengiringkan tubuhnya menghadap Alderado.
Alderado menongkat kepalanya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mengelus lembut jari jemari Jessica.
"Kalau sayang sudah bersedia, aku tak apa-apa. Aku juga bersedia." Jawab Alderado seraya tersenyum nakal. Perlahan tangannya masuk ke dalam pakaian Jessica, mengelus lembut perut Jessica yang rata. Jessica yang merasa sensasi geli, menggigit bibir bawahnya. Matanya melirik ke arah Alderado.
Sebelum ini, mereka berdua pernah merancang untuk mendapatkan anak kerana atas dasar tugas. Dia dan Jessica bekerja tidak tentu waktu. Jika mereka punya anak, agak sukar untuk membahagikan masa. Acap kali mereka membahaskan hal ini dan Alderado tidak kisah jika isterinya berhenti kerja dan hanya duduk di rumah. Duit perbelanjaan Alderado lebih dari cukup untuk menyara keluarganya.
"Kalau sayang hamil, sayang sudah bersedia untuk tinggal dirumah? Bagaimana dengan kerjamu di pejabat?" Tanya Alderado cuba menguji isterinya. Jessica menatap dalam-dalam mata Alderado.
"Jika aku tahu aku hamil, aku sendiri akan hantar surat resign di atas meja kerjamu dan kamu juga harus mencari penggantiku dengan cepat di pejabat. Ingat..,hanya pekerja lelaki" Alderado ketawa mendengar bicara isterinya. Amaran itu selalu dia ingatkan pada Alderado. Jessica tidak suka jika Alderado mengambil pekerja wanita untuk menggantikan tempatnya kerana masa mereka bersama terlalu banyak. Dia cemburu.
"Permintaanmu akan kutunaikan, sayang. Aku akan cepat-cepat membuatmu hamil" ujar Alderado lantas naik dan menindih tubuh Jessica. Jessica yang mendapat rangsangan, segera menelentangkan badannya.
"Kamu juga mau, sayang?" Soal Jessica menatap lekat ke wajah Alderado yang sudah berada diatasnya.
"Aku sudah lama bersedia. Hanya menunggu signal hijau darimu" Alderado tersengih. Tangannya mula lincah menanggalkan butang kemeja Jessica sehingga menampakkan tubuh Jessica yang seksi dan menggoda. Sensasi ghairahnya semakin memuncak saat pakaian Jessica berjaya dilepaskan dari tubuhnya. Yang ada kini, hanya bra dan seluar jeans ketat di tubuh Jessica. Payudara Jessica begitu menatang sehingga tersembul keluar dari branya yang seperti tidak cukup saiz. Hal ini yang selalu membuat Alderado candu.
Jessica menerima ciuman rakus dari Alderado. Alderado membenamkan ciumannya lebih dalam. Terdengar hisapan dan decapan kuat bergema di ruangan kamar. Lama mereka berperang mulut sebelum gigitan lembut mula turun merayap ke sekitar leher Jessica.
"Hahhh" Jessica mendesah.
Tangan Alderado tidak tinggal diam. Dia meramas payudara Jessica yang berada di sebalik bra. Ciumannya juga turun ke payudara Jessica. Setelah terasa sukar, dia menarik tali bra melorot jatuh dari bahu, kemudian melepaskan cangkuk bra di belakang, setelah terlepas, dia membuangnya asal. Kini, payudara Jessica terpamer menatang tanpa berselindung disebalik bra lagi, membuat Alderado semakin berghairah.
YOU ARE READING
ARABELLA
RomantikARABELLA merupakan seorang wanita cantik campuran Belanda di sebelah ibunya. Ayahnya Carlos Vincent merupakan seorang pengusaha kaya di New York. Setelah kematian ibunya, Arabella membawa diri ke Dubai. Dia bergiat aktif dalam bidang lanskap dan sen...