BAB 5 - Menyusun Rencana

2.4K 139 6
                                    

Happy Reading:)
Vote dan komennya jangan lupa:)

5. Menyusun Rencana

Bel pertanda jam istirahat di Constantine Internasional School baru saja berbunyi. Para murid berhamburan keluar kelas mereka masing-masing untuk menuju ke kantin yang kata sebagian besar murid di dunia adalah surganya sekolah. Entah darimana dan siapa yang menyimpulkan hal tersebut, tetapi yang pasti menurut seorang gadis cantik bernama Veryl jam istirahat maupun tidak akan sama saja. Jika para murid lain mungkin senang dengan jam istirahat karena mereka bisa sedikit menyegarkan otak ditengah perang materi pelajaran, mereka juga bisa mengisi perut mereka, dan yang lebih penting, mereka bisa melihat orang yang mereka kagumi atau sukai. Tetapi tidak bagi Veryl.

Veryl adalah seorang model yang harus dan wajib menjaga berat badannya, agar tubuhnya terus terlihat ideal. Dirinya juga harus menjaga makannya dikarenakan ia memiliki penyakit pencernaan. Jadi, ia sangat jarang makan di kantin dan lebih memilih membawa bekal berupa sayur-sayuran, buah-buahan, atau apapun itu yang bisa dikatakan makanan sehat. Tetapi jika sudah berhubungan dengan makanan manis, Veryl pasti tidak akan menolak.

Veryl berdecak sedikit kesal saat ia membuka kotak bekal makanannya. Pasta dengan campuran sayur, biskuit berukuran kecil-kecil, dua buah strawberry, marshmellow berukuran mini dan beberapa buah blueberry adalah isi bekalnya hari ini.

Jika dirinya boleh memilih, ia lebih memilih untuk makan bakso dengan campuran bihun dan juga sambal yang benar-benar mengunggah selera. Tetapi apalah daya, diet karena tuntutan pekerjaan serta penyakit pencernaan yang sudah ia idap selama beberapa tahun ini membuatnya harus menahan diri untuk tidak memakan makanan tersebut.

“Selamat makan sehat lagi Veryl.” Ujarnya untuk dirinya sendiri dengan sedikit terpaksa. Veryl mulai memakan makanan tersebut. Selama menghabiskan bekalnya, Veryl sesekali melihat ke arah pintu kelasnya yang beberapa kali terbuka karena teman satu kelasnya satu persatu mulai memasuki kelas. Veryl sekelas dengan Dinda, gadis itu duduk tepat dibelakangnya.

“Veryl!” suara pekikan membuat Veryl yang sedang mengunyah makanan menjadi tersedak.

Dengan secepat kilat Veryl langsung mengambil botol minum yang untung ia taruh di atas meja. Membuka botol minum tersebut dan meminumnya dengan cepat itulah yang Veryl lakukan sekarang. Setelah meredakan tenggorokannya yang sedikit terasa sakit akibat tersedak, Veryl menatap tajam kepada seorang gadis yang kini telah berdiri disamping tempat duduknya dengan wajah melongok.

“Lo mau gua mati, hah?” tanya Veryl dengan kesal. Gadis bernama Dinda itu tersenyum lebar seraya meringis.

“Ya ngga lah, kalau lo mati duluan nanti siapa yang kasih contekan ke gua. Nanti aja setelah lulus sekolah lo mati, gua ikhlas deh.” Dinda dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan. Kedua bola matanya melotot, sepertinya ia salah bicara. Memang mulutnya ini tidak bisa diajak kompromi.

“Ngomong apa lo tadi?” geram Veryl menatap tajam Dinda yang sekarang sedang menggaruk tengkuknya. Gadis yang sialnya adalah satu-satunya sahabatnya yang dirinya punya ini memang memiliki mulut sebelas dua belas dengan emak-emak komplek.

“C-canda Ryl, sumpah dah. Masa iya gua doain sahabat gua mati sih. Nikah sama Aklesh aja belum masa lo udah mati.” lagi-lagi Dinda merasa ingin mengutuk mulutnya yang memang kebablasan lemesnya.

Kedua kelopak mata Veryl melotot. Benar-benar ingin di lakban mulut sahabatnya itu. Sejujurnya Veryl dan Dinda tidak ada bedanya. Dua sahabat tersebut sama-sama memiliki mulut seperti emak-emak komplek. Tetapi jika mereka berdua dibandingkan, Dinda lah yang sudah pasti lebih lemes mulutnya dari pada Veryl. “Gua hajar lo sekali lagi ngomong begitu!”

AKLESHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang