BAB 9 - Penyesalan

1.9K 131 1
                                    

Happy Reading:)
Jangan Lupa Vote Dan Komennya:)

9. Penyesalan

Sinar matahari yang masuk dari sela-sela tirai jendela nyatanya tidak dapat membangunkan dua insan berbeda jenis kelamin yang masih bergelung dengan selimut itu membuka kelopak mata mereka untuk menyambut pagi yang indah ini. Sepertinya olahraga malam yang tak sengaja mereka lakukan benar-benar membuat mereka sangat lelah.

Suara ringisan terdengar dari mulut si pria. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk menyesuaikan sinar matahari yang masuk dari kelopak matanya yang mulai sedikit demi sedikit terbuka. Rasa terkejut tiba-tiba saja melanda dirinya saat kedua matanya telah terbuka lebar dan melihat kamar dimana ia tidur bukanlah kamarnya. Tidak cukup sampai disitu, rasa terkejut kembali bertambah kala ia merubah posisi tubuhnya menjadi duduk dan melihat ke sebelah kasur yang ia tiduri dan terdapat seorang gadis sedang tertidur dengan posisi memunggungi dirinya.

Aklesh adalah nama pria itu. Ia menghembuskan nafas kasar, kemudian memijat pangkal hidungnya dan berusaha mengingat apa yang terjadi. Sekelebat bayangan yang tiba-tiba terlintas di otaknya membuat kedua matanya melotot.

Aklesh bangun dari tidurnya, matanya kembali terkejut saat ia menyibak selimut dan melihat kalau ia tidak memakai sehelai benang pun. Mata tajam Aklesh menyisir kearah sekitar. Celana dalam berwarna hitam miliknya bersama dengan celana jeans dan baju miliknya berserakan begitu saja di lantai. Astaga apa yang semalam kau lakukan Aklesh hingga seluruh pakaian mu tergeletak dilantai begitu saja?

Tanpa membuang waktu lagi Aklesh bangun dari duduknya, kemudian mengambil seluruh pakaiannya dan memakai celananya dengan cepat. Sedangkan bajunya ia lempar begitu saja ke sofa yang berada dikamar ini.

Kaki jenjangnya berjalan memutari kasur demi memastikan sesuatu yang ada dipikirannya. Ia mendudukkan tubuhnya demi melihat wajah gadis dihadapannya. Rambut panjang milik gadis itu menutupi wajahnya, hingga mau tidak mau Aklesh harus menyingkirkannya.

Tubuhnya menegang saat tahu siapa gadis yang tidur bersamanya. Aklesh menegakkan tubuhnya, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Hari ini, detik ini, Aklesh merasa bahwa ia adalah pria yang jahat dan brengsek.

Aklesh melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Sepertinya air dingin yang membasahi seluruh tubuhnya bisa membuat ia lebih tenang dan berpikir jernih agar ia bisa memikirkan tindakan apa yang harus ia lakukan untuk kedepannya.

Air mengalirkan dari shower diatas kepalanya dan membasahi seluruh tubuhnya. Aklesh selalu bilang kepada sahabat-sahabatnya dan anggota inti geng Pendragon lainnya untuk selalu menghormati perempuan, jangan pernah menyakitinya, apalagi mengambil mahkota kehormatan seorang perempuan diluar hubungan sah pernikahan. Tetapi lihatlah sekarang! Aklesh melanggar semua perkataan dirinya sendiri. Dunia ini ternyata sangat lucu.

Aklesh tertawa kencang penuh kekecewaan terhadap dirinya sendiri. Bolehkah ia sekarang berkata bahwa ia takut? Semua orang berpikir kalau dirinya tidak pernah takut apapun, kecuali Tuhan dan orang tuanya. Tetapi ia sekarang sangat merasa takut. Takut dengan respon orang-orang disekitarnya ketika mereka tahu apa yang ia perbuat. Ditambah lagi ia takut dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kedepannya. Apalagi otaknya tiba-tiba mengingat obrolan dirinya dan sang bunda saat ia baru saja keluar dari penjara beberapa waktu yang lalu.

Flashback on....

“Aklesh, bunda kangen banget sama kamu.” Arina memeluk anaknya yang baru saja sampai dirumahnya.

Aklesh tersenyum teduh di pelukan sang bunda. Ia sangat merindukan wanita yang melahirkannya ini. Meskipun ia berpisah dengan sang bunda tidak sampai sebulan karena ia harus menginap di hotel prodeo, tetapi tetap saja ia merindukan bundanya.

AKLESHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang