BAB 4 - Posessive

2.4K 171 6
                                    

Happy Reading:)
Vote and Komennya jangan lupa:)

4. Posessive

“AKLESH!” suara teriakkan yang menggelar dan hampir saja memecahkan seluruh kaca jendela kelas itu menyela ucapan Reon.

Para murid perempuan yang tadi berteriak-teriak seperti wanita kurang belaian, kini menjadi diam seketika. Entah mengapa aura disekitar lapangan kini menjadi mencengkam. Apalagi seorang wanita yang paling terkenal disekolah ini dan dijuluki sebagai Most Wanted Girl, sekarang mengeluarkan aura yang terlihat tidak enak. Jika di kartun-kartun mungkin gadis itu dikelilingi asap berwarna hitam di tubuhnya.

Aklesh, pria yang namanya disebut tadi menatap Veryl yang jalan ke arahnya dengan wajah datar. Ia juga masih tetap mempertahankan duduknya, sedangkan ke empat sahabatnya sudah berlari kepinggir lapangan. Aklesh tiba-tiba merasakan handuk yang tersampir dilehernya diambil kasar oleh Veryl saat gadis itu sudah berada dihadapannya. Wajah geram Veryl tercetak dengan jelas ketika melihat handuk miliknya.

Aklesh yang melihat itu merasa ada sesuatu yang menggelitik perutnya hingga rasanya ia ingin tertawa. Mungkin akan menyenangkan jika sedikit bermain-main dengan gadis yang memiliki suara cetar membahana kala sedang berteriak, pikir Aklesh.

Dengan mempertahankan wajah datarnya yang memang selalu menampilkan raut wajah datar, Aklesh bangun dari duduknya. Kedua mata Aklesh menatap mata kesukaannya saat ia telah berdiri. Ya, Aklesh tidak munafik jika Veryl memang memiliki daya tarik di bola mata berwarna hijau emerald itu.

Tumbler minum berwarna pink yang dipegang Aklesh kini sudah berpindah tangan ke si pemilik. “Air minum gua,” keluh Veryl saat melihat air minumnya telah tandas tak tersisa di dalam tumbler tersebut.

“Nanti beli lagi,” ucapan yang Aklesh lontarkan nyatanya berhasil membuat amarah Veryl makin memuncak. Hal itu dibuktikan langsung dengan ekspresi wajah dan tatapan mata Veryl yang mengarah ke Aklesh seolah-olah ingin membunuh pria itu.

“Mulut lo!” tunjuk Veryl tepat didepan wajah tampan Aklesh. “Ihh gua kesel banget sama lo! Ini tuh semua barang ke sayangan gua, tahu gak? Minum gua juga lo habisin, emang lo gak punya duit apa untuk beli minum sendiri, hah?! Terus kipas kalau rusak gimana? Handuk gua juga, Eh asal lo tahu ya, nihh handuk kesayangan gua, harganya mahal! Terus lo pakai buat ngelap keringat lo, iya?” cerocos Veryl dengan mata yang melotot. Aklesh yang melihatnya jadi takut sendiri. Takut tiba-tiba bola mata itu keluar karena Veryl yang sedari tadi melotot terus.

Kepala Aklesh mengangguk tanpa rasa bersalah. Veryl yang melihat hal tersebut di buat makin geram sama tingkah Aklesh yang kelewat santai dan seolah-olah tidak berbuat salah. Jika saja manusia rasa setan itu tidak jago dalam adu kelahi, tidak memiliki tubuh yang lebih besar darinya, dan bukan ketua geng Pendragon, tanpa berpikir dua kali Veryl sudah pasti akan menebas kepala Aklesh menggunakan pedang yang ada di abang-abang tukang mainan.

“Ya ampun handuk tercinta ku harus mandi pakai kembang tujuh rupa dan pakai tanah merah.” rengek Veryl dengan mata yang menatap sendu handuk berwarna pink yang berada di genggamannya.

“Dikata najis.” gumam Aklesh yang masih dapat terdengar jelas oleh kedua telinga Veryl.

“Iya, lo lebih dari najis!” Veryl menjeda sebentar ucapannya. “Pokoknya kalau lo ngambil-ngambil barang milik gua seenaknya lagi, gua bakalan tebas burung lo sampai habis,” ancam Veryl. Bukan hanya Aklesh yang dibuat menelan air liur dengan susah payah, tetapi orang-orang yang berada disekitar mereka juga melakukan hal yang sama seperti apa yang Aklesh lakukan. Bahkan para murid pria tidak terkecuali anggota inti geng Pendragon yang berada pada jarak tidak jauh sampai memegang area selangkangan mereka karena mendengar ancaman menyeramkan dari Veryl.  

AKLESHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang