Happy reading!
Malam semakin gelap, jalanan mulai lenggang nyaris tak ada lagi kegiatan di luar ruangan. Namun, larut tidak membuat segerombolan pemuda bermotor itu mengurungkan niatnya untuk menemui lawannya.
Deru motor bersahutan memecah keheningan di jalan Ibu Kota -tepatnya Jalan Arjuna- yang sudah sepi malam ini. Dengan dipimpin oleh sang ketua, mereka membelah jalanan sunyi dan senyap itu. Sebastian Sachdev Rendra, itulah namanya. Pemimpin Artrada, geng motor terkenal di Jakarta. Anak dari pasangan suami istri yang merupakan pengusaha kaya, Adrian Putra Rendra dan Kania Mayasari.
Namanya yang sudah melambung tinggi akibat posisinya sebagai ketua Artrada, membuatnya menjadi sorotan anggota geng motor lainnya. Bahkan tak jarang banyak yang iri dengannya dan mencoba untuk menjatuhkan serta mengalahkannya.
Sebastian atau yang kerap disapa Bastian itu memberhentikan motornya di tempat yang telah ia sepakati dengan Caster, salah satu geng motor di Jakarta yang sangat suka menantang dirinya.
"Sebastian Sachdev Rendra, akhirnya lo dateng juga. Gue kira lo takut dan nggak akan dateng," ucap Gavin, ketua dari Caster yang memang sering sekali mengajaknya baku hantam, namun tak pernah ia gubris. Sampai pada akhirnya, ia sudah sangat jengah dengan semua tindakan yang diperbuat oleh Gavin dan anak buahnya, ia memutuskan untuk menerima saja tantangannya malam ini.
"Nggak usah banyak omong, deh! Mulut lo bau tau, nggak?! Nggak sikat gigi lu ye?" seru Bondan sembari menutup hidungnya diikuti gelak tawa anak-anak Artrada.
"Bangke lo, Bon, bikin ngakak aje. Emang kecium bau mulut dia?" tanya Tole setelah menghentikan tawanya.
"Nggak juga, sih," jawab Bondan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gue cuma mencairkan suasana aja biar kagak tegang-tegang amat. Lo liat tuh muka si Gapin, merah kayak nahan boker," lanjutnya diakhiri dengan gelak tawa.
Bastian hanya tersenyum kala melihat Gavin yang mulai tersulut emosi. Ia menanti apa yang akan dikatakan oleh Gavin selanjutnya.
"Gue denger lo punya adek cewek, ya? Kata orang sih cantik. Boleh dong kalau gu-" Belum sempat Gavin menyelesaikan ucapannya, ia sudah terhuyung ke belakang akibat Bastian melayangkan tinju ke rahangnya.
"Jangan pernah lo sentuh adek gue! Kalau sampai gue tau lo nyentuh adek gue atau pun deketin adek gue, lo mati!"
Gavin menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah akibat pukulan keras yang diberikan Bastian. Ia mengangkat sudut bibirnya kemudian memberi isyarat kepada anggotanya untuk menyerang.
Dengan siap seluruh anggota Artrada pun ikut menyerang. Bastian mencengkram erat kerah baju Gavin, kemudian kembali melayangkan beberapa pukulan di wajahnya. Gavin tersungkur di atas aspal, cowok itu sudah hampir tidak berdaya karena Bastian tidak memberikan celah untuk membalas pukulannya.
Dengan sisa sisa tenaganya, Gavin bangkit sembari menyeka darah yang keluar dari hidungnya dan tersenyum sinis. Ia mencoba membalas pukulan Bastian dengan kekuatan seadanya. Dan satu pukulan mengenai hidung Bastian.
"Minta gue bogem lagi, lo? Oke, gue kabulin permintaan lo." Bastian kembali melayangkan tinjunya berkali-kali hingga membuat cowok itu jatuh pingsan. Seluruh anggota Caster pun sudah banyak yang tumbang.
Bastian mengangkat tangannya memerintahkan mereka untuk menghentikan aksi baku hantam tersebut. Seluruh anggota Artrada terdiam menghentikan aksinya begitu pun Caster.
"Bawa ketua lo! Jangan pernah nantangin Artrada lagi," ucapnya lantang sembari menghapus noda darah yang mulai kering di sekitar hidungnya. Dua orang anggota Caster yang masih mempunyai sisa-sisa tenaga pun bangkit dan menghampiri Gavin yang tergeletak di atas aspal lalu membawanya pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBASTIAN [ON GOING]
Teen Fiction"Gue ramal, lo jadi jodoh gue. Fix no kecot." - Sebastian. Sebastian Sachdev Rendra, memiliki sifat tengil, kejam, dan sangat menyebalkan. Kadang ia juga bisa berubah menjadi sosok dingin dan seperti singa jika ketenangannya diganggu. Cowok humoris...