5. Ketemu Lagi

458 42 54
                                    

Happy reading!

Kesya menghempaskan bokongnya di atas kasur, tangannya meraih ponsel di atas nakas samping tempat tidurnya. Memang sesudah makan malam, ia berencana untuk menelepon Bisma.

Tangannya bergerak lincah di atas layar kaca itu, mencari kontak bernama Bisma. Menekan tombol hijau setelah menemukan nomor Bisma, Kesya meletakan handphone-nya di atas meja karena ia melakukan panggilan video call.

Belum sempat ia menyapa, sudah terdengar suara heboh Bisma di seberang sana yang mengatakan bahwa ia rindu.

"KESYA! YA ALLAH GUE KANGEN SAMA LO. KAPAN BALIK KE SINI WOI?!" Ck, dasar Bisma. Padahal baru beberapa jam saja ditinggal oleh Kesya.

Kesya menegakkan kepalanya akibat terkejut dengan suara Bisma yang terdengar keras. "Ya elah, baru beberapa jam gue tinggal udah kangen. Gimana kalau gue tinggal selamanya? Udah nangis kejer kali, ya, lo," kekeh Kesya.

Bisma berdecak pelan tak suka dengan ucapan Kesya barusan. "Jangan ngomong gitu, Sya. Lo bakalan tetap di sini terus nggak akan kemana-mana."

"Bisma, kok kamu ninggalin aku, sih?" teriak seorang gadis di sana. Terlihat gadis itu kini tengah memakan permen kapas. Kesya mengenal gadis itu, dia Karin. Cewek yang memiliki rasa ke Bisma dan selalu mengganggu Bisma setiap hari.

"Ya Allah, lu bisa nggak sih biarin gue tenang sehari aja," kesal Bisma.

"Heh, Bismalam si Karin lo bawa kemana malem-malem begini. Bukannya dibawa balik udah malem, kasian anak orang, woi!"

"Si Karin, nih udah gue ajakin pulang malah nyimpang dulu beli apaan tuh pink pink kaya rambut nenek."

Karin hanya mencebikkan bibirnya kesal lalu mengarahkan wajahnya ke depan kamera dan melambaikan tangannya menyapa Kesya. "Hai, Kesya. Kesya kok pindah nggak bilang-bilang dulu sih sama Karin?"

"Sama gue sahabatnya dari kecil aja kagak bilang, apalagi sama remahan peyek kayak lo, Karin," timpal Bisma. Sepertinya ia sangat kesal pada gadis itu. Karin hanya menjulurkan lidahnya saja mengejek Bisma.

Kesya terkekeh pelan melihatnya. "Iya, maaf, ya. Gue nggak sempat kemarin. Nanti lo kapan-kapan main ke sini, ya, bareng Bisma juga, ikut dia aja kalau mau ke sini."

Terlihat gadis itu menganggukan kepalanya antusias. Namun, sedetik kemudian wajahnya berubah murung. "Tapi Bisma suka galak sama Karin. Pasti dia kalau mau main ke sana sembunyi-sembunyi biar Karin nggak tau," bisik Karin pelan. Kini handphone Bisma sudah berpindah alih ke tangan Karin.

Kesya tergelak mendengarnya. "Kalau dia galak, bilang aja sama gue. Nanti gue hajar," ujar Kesya sembari melipat lengan baju pendeknya.

"Heh, ini acara video call gue sama Kesya, ya. Kok malah kalian berdua yang ngobrol sedangkan gue dikacangin," sungut Bisma tak terima.

"Ye ... suka-suka Karin dong, kok Bisma yang sewot." Karin menjulurkan lidahnya.

"Ini hp punya gue, ya, Karin sayang."

"APA?! BISMA MANGGIL KARIN APA?!"

Bisma gelagapan, "Apaan, lo salah denger kali."

"Nggak, nggak. Karin nggak salah denger tadi Bisma manggil Karin sayang."

Kesya menatap jengah mereka berdua. "Udah woi. Mending sekarang lo anterin Karin pulang sono. Kasian anak orang lo bawa minggat."

Karin dan Bisma serentak menoleh ke kamera kemudian mengangguk setelahnya.

SEBASTIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang