Untukmu,
Pria berbaju lorengApa kabar komandan? Kurang lebih satu tahun kita tidak bertemu. Rindu aku nggak? Pasti rindu kan? Hehe.
Sekarang kita beda pulau ya? Nggak tau kapan berjumpa lagi. Aku sangat merindukanmu.Semasa sekolah dulu, kamu nggak pernah cerita sedikitpun apa cita-cita kamu ke aku. Aku pikir kamu akan meneruskan usaha orang tuamu. Ternyata perkiraan aku salah. Aku nggak nyangka kalau kamu bakal jadi abdi negara. Padahal yang aku tau, kamu itu jarang banget olahraga. Haha, jangankan olahraga di luar jam sekolah, olahraga di jam pelajaran aja kamu terpaksa. Iya kan? Terus, upacara hari Senin aja kamu sering kabur, haha.
Setelah kamu jadi abdi negara, akhirnya aku sadar. Aku sadar kenapa dulu kamu nggak pernah mau kalau kita pacaran. Ternyata karena kamu mau jadi abdi negara? Kamu nggak mau punya hubungan, kamu nggak mau LDR, dan karena selama pendidikan kamu nggak dibolehin main handphone, iya kan?
Tapi nggak apa pria berbaju loreng, meski tanpa status, aku bahagia pernah merasa memiliki dan dimiliki kamu. Semua kenangan itu masih membekas di memori. Gelang darimu, bungkusan Silverqueen di hari Valentine darimu (bungkusan aja, isinya udah aku makan), foto bareng kita. Dan banyak lagi deh. Semuanya nggak mudah dilupain gitu aja. Semuanya juga masih ada.Komandan, terima kasih kasih sayangmu dulu meski hubungan kita tanpa status. Baik-baik di sana ya. Kuatin mentalnya, jangan sampai sakit, banyak-banyak makan, jaga selalu kesehatan. Udah kepanjangan ndan, segini dulu. Inti dari isi surat ini, aku merindukanmu pria berbaju loreng. Selamat bertugas:)
Emila Baptista Varani
Pontianak, 21 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untukmu
Historia CortaYang tak terkatakan, hanya bisa disampaikan lewat tulisan