Hai, apa kabar? Sekarang semua terasa asing bagi kita, padahal dulu kita adalah Romeo-Juliet atau Rama dan Shinta, tapi karena salahku yg selalu sibuk dengan duniaku sendiri kau pun pergi.
Tapi semua itu kan untuk kamu dan kau pun tak lagi sudi untuk bersabar. Kau pergi dengan yang ada segalanya. Hanya berselang beberapa bulan, kau yang seharusnya berbahagia kembali padaku dengan segores cerita dan luka.
Bercerita badanmu telah berdua, sedangkan dia yang kau puja-puja dengan segala kata "wah" hanya menitiskan sebuah benih yang tak seharusnya kau tanggung sendiri.Ayolah berfikir sejenak, mari duduk di balik senjaku. Sediakan kopi dan beberapa suguhan agar kau mampu berpikir.
Dulu kau berkata "dia itu" kau ceritakan dari alphabet A sampai Z. Kau banggakan dia tepat di depan mataku, lalu sekarang mana lelaki yg kau sanjung itu? Kau bercerita, dia pergi setelah mendapatkan mahkotamu.
Ayo, berpikir sejenak, dulu kau bilang cinta yang kurasakan saat itu kau sebut sebagai persahabatan? Oke, aku terima sampai kapanpun kau adalah sahabatku, pantang menjilati ludah sendiri. Ayolah berpikir sejenak di balik senja.Edward
Madura 21 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untukmu
Cerita PendekYang tak terkatakan, hanya bisa disampaikan lewat tulisan