Rhea berjalan kearah rooftop sambil membawa kotak p3k ditangan kanannya. sesampainya di rooftop dia melihat cowo yang ia cari sedang duduk termenung diatas sofa usang. Rhea langsung duduk disamping Arthur dan membuat sang ketos itu terlonjak kaget kemudian membetulkan duduknya.
"Kenapa he?" tanya Arthur heran saat cewe didepannya hanya sibuk dengan kotak ditangannya.
"Hadap kesini" titah Rhea.
"Hah?" Rhea berdecak kemudian menarik bahu Arthur membuat Arthur yang tak siap terlonjak kaget karna kini wajahnya sangat dekat dengan Rhea.
Jantung Arthur berdegub kencang saat wajah Rhea sangat dekat dengannya. rasanya ada ribuan kupu-kupu diperutnya saat melihat rhea tampak fokus mengobati luka pelipisnya.
Arthur meneliti setiap celah wajah gadis didepannya. cantik gumamnya sambil tersenyum.
"Kenapa lo senyum-senyum" Arthur salah tingkah saat dirinya ketahuan memandangi wajah gadis didepannya.
"Rhe"
"Hm"
"Kenapa lo jarang senyum? dahal lo lebih cantik kalo senyum"
"Nyetalk ig gue kan lo" Sinis rhea.
"Pd bangget gila"
"Halah gak usah bohong. kalo nggk nyetalk darimana lo tau ig gue? mana ngefollow lagi"
"Dih mana ada" sangkal Arthur.
Rhea memutar bola matanya malas kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan notif yang tadi masuk di ponselnya.
"Kalo bukan lo siapa lagi?" ucap Rhea sambil melempar ponselnya dipangkuan Arthur kemudian kembali sibuk dengan luka cowo didepannya.
Mata Arthur melotot kaget saat tau akun siapa yang baru saja memfollow Rhea. ya itu akun miliknya, tetapi Arthur tidak ingat kapan dia melakukannya. kemudian ia berdecak saat tau ulah siapa ini.
"Ck. dewa sialan awas aja"
Rhea mengabaikan decakan kesal cowok didepannya. ia memilih membereskan kotak p3k ditangannya kemudian berjalan kearah pembatas rooftop berdiam diri memandang lapangan bola dibawah. Arthur menghampiri Rhea kemudian ikut memandang apa yang dipandang gadis disebelahnya.
"Kalo jatuh dari sini kayaknya bakal damai banget ya wkwk" lirih Rhea sambil memandang kosong kebawah. Arthur menoleh cepat saat mendengar ucapan Rhea, ia menatap tak percaya pada gadis disampingnya. apa yang ada didalam otak bodohnya itu batin Arthur.
"Tenang apanya? mati kesakitan lo yang ada! udah gak usah mikir macem-macem" Rhea terkekeh miris mendengar ucapan sinis Arthur.
"Rhe lo tau gak?"
"Gak"
"Ck gue belom selesai ngomong"
"Yaudah apa?"
"Lo gak usah ngerasa sendiri, gue sebisa mungkin ada buat lo. dan lo masih inget kan kata bunda gue? kalo lu mau lo bisa datang kerumah gue kapan pun"
"Kenapa keluarga lo baik sama gue? gue beda sama kalian dahal"
"Lo makan nasi gue juga, lo tidur gue juga, lo boker gue apalagi"
"Ck agama maksudnya" Rhea berdecak sebal terhadap cowok disampingnya. ini yang dinamakan cowok dingin disekolahnya?
"Beda keyakinan bukan hal buat ngebatesin pertemanan kan?" entah kenapa sedikit sesak saat mengucapkan kata pertemanan.
"Entahlah gue gak mau terlalu dekat sama orang lagi kalo akhirnya mereka bakal ninggalin gue sendirian"
"Lo gak boleh selalu stuck sama masa lalu lo. ayo buka lembaran baru dan lupain semuanya"
"Dan nyatanya ngelakuin semua itu gak semudah yang dibayangin"
"Emang gak mudah tapi setidaknya lo bisa nyoba kan. lagi pula bukannya lo punya pacar? my tiger huh?" ucap Arthur dengan nada tak sukanya.
"Napa cemburu lo?" tanya Rhea heran mendengar nada Arthur.
"Geer banget lo. emang bener dia pacar lo?"
"Hem, dia separuh raga gue" balas Rhea dengan nada sendunya.
"Oh" entah kenapa Arthur sedikit merasa sesak didadanya.
Suasana hening saat mereka berdua memilih diam sambil menatap kearah langit yang entah kenapa hari ini nampak mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA
Teen Fiction⚠️18+ [Terdapat adegan kekerasan, Kata kasar, dan juga beberapa adegan yang kurang baik dilihat anak dibawah 18 tahun]⚠️ Tentang Rheana Queenza Adibrata yang harus selalu terima menjadi samsak kekesalan sang Daddy. Tubuh babak belur, ujung bibir sob...