11

33 3 0
                                    

HAPPY READING!✨🌼

"Gue udah dapet uangnya, lo gak usah nangis gue bakal anterin uangnya kesana sekarang." Rhea mematikan sambungan telponnya dengan Naya tadi kemudian segera berlari keluar gedung milik Daddy membawa selembar cek berisi tanda tangan sang Daddy agar ia tinggal mengisi nominalnya nanti.

Rhea segera menaiki motor Ducati miliknya dengan kecepatan diatas rata-rata tanpa memperdulikan umpatan orang lain dijalan. sekarang dipikirannya hanya Naya yang menelponnya sambil menangis mengatakan kalo Rentenir tiba-tiba datang dan meminta uang saat ini juga.

Dalam hati, Rhea bersyukur hari ini membawa motor hingga dia bisa terbebas dari macet yang lumayan parah sore ini. Sesampainya di Rumah Makan milik keluarga Naya, Rhea segera turun dari motornya dan menghampiri Naya beserta Orang Tuanya yang tampak menangis mencoba menghalau orang-orang berbadan tegap mengacak-acak Rumah Makan miliknya.

"Nay, lo gapapa?" tanya Rhea cemas melihat keadaan Naya yang tampak memprihatinkan.

"Rhe, tolongin kita Rhe. Mereka mau ambil Rumah Makan ini hiks." Rhea menatap Naya dan kedua orang tuanya yang tampak begitu pasrah. Ia menghela nafas mencoba meredam emosinya, kemudian segera berdiri menonjok salah satu orang berbadan tegap yang Rhea yakini bos dari mereka semua.

"BANGSAT! APA YANG LO LAKUIN ANJENG!?" Rhea tampak kesetanan tanpa memberi kesempatan pria dibawahnya untuk membalas pukulannya. Rhea terus memukul rahang serta tulang pipi pria tersebut bahkan saat ini tampak ia sedang mencekik hingga membuat wajah pria dibawahnya memerah tanda membutuhkan nafas.

Melihat keadaan bos mereka yang tampak mengenaskan dibawah kungkungan seorang gadis SMA, membuat semua anak buah pria tersebut segera menarik Rhea kemudian mengeroyok dirinya hingga,

"RHEA!" Naya tampak histeris melihat Rhea dikeroyok seperti itu. ia melihat sekitar untuk meminta bantuan tetapi ia melihat tak ada satu orang pun yang ingin membantu karna takut melihat gerombolan pria berbadan tegap itu. bahkan ayahnya yang ingin membantu Rhea terkena tonjokan hingga kepalanya berdarah.

"Stop!"  mereka berhenti memukuli Rhea saat sang bos memberi perintah. Pria yang babak belur akibat Rhea kini berjalan kearah Rhea yang saat ini sedang dipegang oleh dua anak buahnya.

"Ada masalah apa kau memukulku, hah?" ucap pria marah.

"Berapa hutang mereka secara keseluruhan?" tanya Rhea to the point. ia paling malas mengurusi orang gak penting seperti mereka. ia capek ingin segera tidur dikasur empuknya.

"Waw, pahlawan kesiangan ternyata. Lepaskan dia!" titah pria tersebut kemudian segera dituruti kedua anak buahnya. Naya yang melihat Rhea akan limbung segera memegang tangan Rhea agar tak terjatuh dibantu oleh Ibunya.  

"Cih, cepat sebutkan dan jangan banyak omong."

"Sombong sekali kau. Utang mereka keseluruhan 400 juta!"

Rhea berdecih sinis mendengar ucapan pria didepannya itu. ia segera mengeluarkan cek disakunya kemudian mengisi dengan nominal 450 juta kemudian meletakkan kasar cek tersebut kedada pria didepannya dengan kasar membuat si pria sedikit terdorong kebelakang.

"Gue kasih 450 juta! jangan ganggu mereka lagi atau lo bakal tau akibatnya."

"Ok, masalah hutang selesai. Tapi masalah pemukulan barusan tidak, saya bakal membawa kasus ini ke pengadilan." ucap pria itu sombong.

Rhea terkekeh mendengar ucapan bodoh pria didepannya, "Lo yakin?" tanya Rhea dengan alis terangkat sebelah.

"Yakin. Dan saya pastikan kau akan mendekam dipenjara gadis sombong."

RHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang