18.kesepian

279 15 5
                                    

Hari-hari ku nampak begitu kelam, perlahan senyum di wajah ku mulai memudar seiring berjalan nya hari, air mata sudah kering tak tersisa, aku hanya bisa menghela napas panjang, menutup mata agar bisa merasakan dingin nya udaran pagi hari ini.

duduk di bawah pohon di dekat rumah, adalah kebiasaan ku saat pagi, tempat ku melepaskan rasa lelah yang telah ku alami, sembari menarik napas dalam-dalam, dan berdoa dalam hati, agar hati yang sakit ini selalu bertahan, sekilas ku ingat ucapan yang sempat ku lontarkan pada ayah serta ke dua kaka ku.

Tentabg seorang gadis yang harus kuat, dan tangguh. Ajaran ibu ku sendiri.

Aku sendiri bingung dengan diriku, kenapa aku harus menangis? Sementara aku sudah yakin bahwa aku ta akan pernah menangis lagi.

Namun peristiwa 3 hari yang lalu, membuatku tak kuasa menahan tangis, semua memori yang jelas terekam sempurna di ingatan ku, berubah menjadi menyakitkan.. Sangat menyakitkan.

Sekarang, aku hanya bisa nemeluk lutut ku erat, membiarkan rambut ku berterbangan di bawa angin pagi.

Mata yang bengkak menambah kesan
"Sakit" Nya hati ku.

Namun seseorang menghampiri ku
Menepuk pundak ku pelan, sembari mengusap rambut ku, ku hanya diam tak bergeming, tak peduli apa yang terjadi saat itu.

"Sakura.. Ayah tau bagaimana perasaan mu.. "

"... "

"Usap air mata mu nak.. Jangan bersedih" Ucap suara itu parau.

".. " Hati ku masih bungkam, mulut ku menolak berkata-kata.

"Nak.. "

"Apa kau merindukan ayah mu? "
Ucap seorang pria, yakni Fugaku dengan mata lesuh nya, terlihat kesedihan di mata nya.

"Jelas ayah.. Aku sangat merindukan nya-! Mengapa ayah berkata begitu?? "
Sahut sakura, menyingkirkan tangan ayah nya di bahu nya.

"Apa ayah tak mengerti perasaan ku? "

"Ayah tak akan mungkin kembali -!! "

"Ia...lupa dengan ku-! "

"Kenapa? Kenapa aku harus ikut ayah kesini? Andai.. Hari itu aku menolak mentah-mentah tawaran ayah membawa ku kesini, aku tak kehilangan Ayah KANDUNG ku -!! "
Seru sakura, yang membuat Fugaku habya bisa berdiam diri.

Tak sanggup suara keluar dari tenggorokan nya, rasa sesal memenuhi hati nya.

Itachi yang melihat dari balik jendela hanya bisa mengelus dada, sedih rasanya.. Namun ia hanya bisa diam..
Dan berdoa agar sakura bisa menjadi bagian dari keluarga nya.

"Sakura.. " Ucap Fugaku lirih.

"Kau tau? Ayah mu sangat menyayangi mu... Sangat merindukan mu.. Teramat dalam.. Mana mungkin ia meninggalkan putri nya sendiri? Ayah yakin ia akan kembali, membuatmu tersenyum bahagia, kau tak akan menangis lagi.. Ingat kata ibumu, kau tidak boleh menagis bukan? Cepat atau lambat.. Kau akan memeluk ayah mu"

Sakura hanya bisa termenung, hati nya gentar akan hal itu, terbesit perasaan sedih di lubuk hati nya.

Sakura memeluk Fugaku, yang saat itu merupakan rumah bagi sakura, memeluk nya erat, menangis sekencang mungkin di dekapan pria tersebut, pria yang selalu membuat nya tersenyum dan tertawa yang selalu menjanjikan sesuatu yang berharga bagi sakura.

Sakura yakin.. Fugaku tak akan membuatnya menangis
Namun Fugaku yang akan membuat sakura tertawa membuat ia lupa dengan masalah nya.. Selamanya.

Sosok terbaik dalam hidup nya.

Malam pun datang kian cepat, hari ini hujan turun membasahi mansion uchiha dengan lebat nya, petir bersahut-sahutan membuat siapa saja yang mendengar langsung bergidik ngeri, meringkuk di bawah selimut mereka.

Malam ini sakura duduk di kasur nya
Suara petir itu tak menggangu nya sama sekali, ia memeluk selimut nya
Sesekali pandangan nya menoleh ke jendela yang penuh di buliran air dari luar.

Sakura tersenyum sekilas.

Tipis..

Amat tipis..

Membayangkan bagaimana dia bertemu dengan ayah nya lagi..
Sakura akan memeluk nya erat.. Sangat erat..

Emerald nya kembali berkaca-kaca
Ia menggigit bibir bawah nya perlahan
Berdoa agar hujan cepat selesai..

Tanpa sadar, seorang laki-laki yang seumuran dengan gadis loli itu mendekati nya, menepuk bahi sakura, yang membuat sang empu sedikit terkejut, setelah ia tau bahwa itu adalah Sasuke. Ia hanya diam tak berkutik, namun satu hal yang pasti, sasuke tak pernah bisa memberikan jawaban terbaik untuk sakura saat itu, itu yang Sakura pikirkan, sasuke akan sama seperti Fugaku menghibur nya setiap saat, namun nyatanya hiburan itu tak memberikan banyak dampak bagi sakura.

Namun siapa peduli? Laki-laki barambut raven itu duduk di sebelah gadis yang masih termenung.

"Hei? Apa gunanya menunggu hujan reda? Tidurlah.. Hari sudah malam"
Ucap sasuke.

".. "

"Oi-! Kau dengar tidak? " Ucap sasuke lagi kali ini tepat di telinga sakura.

" Stttt... Berisik-! Apa mau mu? Pergi sana" Acuh sakura.

" Kita akan menemui ayah mu.. Aku berjanji saku " Cengir sasuke :)

" Aku tak butuh janjimu itu-! " Sergah sakura.

" Keluarlah.. " Sahut gadis tersebut. Sasuke pun hanya bisa menundukkan kepala dan keluar dari kamar sakura.

Gadis itu menghembuskan nafas pelan
Sembari menutup matanya dengan kedua tangan nya.

" Jika aku sudah bertemu dengan ayah ku ( kizashi) apa aku akan pergi meninggalkan keluarga ku disini? "

Malam itu di tutup dengan gemuruh serta petir yang bersahut-sahutan
Dan saat itu, mata Sakura terpejam
Siap melihat esok hari.

~ bersambung ~

Kependekan? Ya maap plis🙂
Tunggu aku di next chapter yaa 😇

🗣️ ; kak-! Cepet up napeh

Maaf guys selalu telat dan lama up
Ku ga setiap hari buka wattpad 🙂
Jadi mohon di maklumi mungkin aks sibuk atau imajinasi lagi buntu, hehe..

Mau aku cepet up??? Di VOTE AYOO
COMEN-! KASIH AKU SEMANGAT 🤠

Oke? Makasih yang udh vote ^ ^

Bye~~

See you :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can't Be TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang