Mengenal Jungkook pt3

965 125 10
                                    

"Jungkook, boleh nda saya minta kamu untuk manggil saya 'mas'?"

Jungkook tersedak ludahnya sendiri. Dadanya terasa sakit karena batuk yang tak henti. Hal itu tentu membuat Taehyung khawatir dan bergegas ke counter untuk mengambil sendiri minuman mereka.

Jemari panjangnya dengan cepat membuka segel tutup botol dan langsung memberikannya untuk Jungkook.

Gadis itu menerima, tanpa ragu meminumnya dengan Taehyung yang sigap mengusap-usap tengkuk Jungkook agar terasa lebih baik.

Terus minum hingga tak sadar airnya tinggal setengah botol. Jungkook menghela nafas panjang dan mengusap ranum merah mudanya yang basah.

"Kamu nda papa?" tanya Taehyung yang masih nampak khawatir. Berjaga-jaga di belakangnya.

Jungkook menoleh dan tersenyum. "Nda papa, makasih mas,"

Dan tentu perkataan sederhana itu membuat Taehyung hampir hilang kesadaran saat itu juga.

Terimakasih kepada mbak waiters yang telah siaga menyiapkan hidangan mereka, menyadarkan Taehyung dari segala terlena dan perasaan yang melalang buana.

Setelah mengucap terimakasih, Taehyung kembali duduk di tempatnya. Memulai dengan doa untuk menyantap makan malam mereka berdua.

Keheningan menyapa karena Taehyung maupun Jungkook masih canggung satu sama lain akibat insiden 'mas' tadi. Jadi mereka berdua memilih bungkam dan fokus terhadap makanan.








Setelah mereka selesai dengan makan malam, Taehyung tak bergegas untuk membawa Jungkook kembali ke pondok. Dirinya malah menahan Jungkook lebih lama agar bisa mengobrol dengan akrab.

"Jungkook?"

"Iya mas?" Jungkook mulai membiasakan diri memanggil Taehyung sesuai keinginan pria itu di luar pesantren.

"Saya ingin tahu kamu lebih banyak," ujar Taehyung.

Jungkook mengerjapkan matanya beberapa kali, ia tidak mengerti.

"Ingin tahu aku lebih banyak?" ulang Jungkook.

"Iya. Saya ingin tahu segala hal tentang kamu. Apa yang kamu suka dan apa yang tidak kamu suka. Warna apa, makanan apa, minuman apa, kegiatan apa, hingga segala hal tentang kamu, saya ingin tahu secara mendetail,"

Jungkook tersenyum. Memandang serius sorot setajam elang yang tak mengalihkan padangan kepada dirinya. Jungkook berpikir, mungkin kepalanya bisa bolong akibat tatapan itu, tatapan tajam yang mengintimidasi namun sialnya hal itulah yang menjadi daya tarik tersendiri.

"Tanyakan saja, mas. Nanti aku jawab," kata Jungkook tenang.

Pukul tujuh malam pas, adzan isya berkumandang. Sehingga Taehyung harus menahan segala rentetan pertanyaan yang hendak ia ajukan kepada sang tersayang.

Menunggu dengan lugu, menjadi daya pikat seorang Jungkook yang memayu. Merah yang menyapa kedua pipi chubby Jungkook, bibir yang nampak sangat ranum dan pas untuk di sesap, serta mata yang terasa sangat pas untuk di kecup, membuat Taehyung sangat menyesal pada kehidupannya dahulu.

Kenapa Allah masih begitu menyayanginya setelah apa yang ia perbuat di masa lalu?
Setelah ia dan Sooyoung lakukan berduaan di tempat gelap, saling berpelukan dan mengatakan kata cinta melebihi cintanya kepada Allah?
Setelah ia melakukan segala larangan Allah tentang tattoo? Setelah ia membangkang kepada ayahnya untuk bersikeras menikahi Sooyoung dan memilih kabur dari rumah saat tak di restui?
Kenapa Taehyung begitu bodoh.

"Mas?"

Satu kata dengan penuturan begitu halus menyadarkan segala penyesalannya.

"Iya?"

Saat ini, Jungkook menatapnya dengan teduh, seolah menyalurkan kehangatan bagi tubuh Taehyung yang mulai kedinginan karena angin malam.

"Kenapa melamun? Sedang memikirkan apa?" tanya Jungkook.

"Nda. Saya-"

"Mas, jangan 'saya', terlalu formal," pinta Jungkook.

Dan Taehyung mengulangi perkataannya.

"Mas cuma kepikiran suatu hal,"

"Apa?"

"Ternyata Allah masih sangat menyayangi mas setelah semua yang mas lakukan di masa lalu,"

Lagi, sesuatu yang sebenarnya masih ingin Jungkook bahas, namun juga ingin ia hindari.

"Ingat surah An-Nisa ayat 4, Mas. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," jelas Jungkook.

Taehyung jadi malu.
Di sini kan posisinya Taehyung adalah seorang guru, sekaligus seorang calon suami, tapi kenapa ia merasa Jungkook lebih bijak dan lebih tenang dari dirinya?

"Jung-"

"Mas, nda ada manusia sempurna di dunia ini. Manusia tempatnya salah. Manusia nda luput dari dosa. Nda apa mas punya masa lalu yang buruk, kenangan yang buruk, sesuatu yang salah, wajar Mas. Sekarang kan Mas sudah bertaubat. Sudah bukan Mas yang dulu lagi. Mas sudah kembali mendekati Allah, Mas sudah sangat luar biasa bisa menjadi sosok Taehyung Abqori Abdillah Agam yang sekarang, adek bangga sama Mas,"

Adek..

"Eh, maksudnya aku bangga sama Mas Taehyung," ralat Jungkook.

Tau bagaimana reaksi Taehyung?

Pria berkaos putih itu sedang menahan diri untuk tidak memeluk gadis polos di hadapannya. Bisa-bisanya mengucapkan kata 'adek' untuk dirinya sendiri dengan ekspresi semenggemaskan itu. Ya Allah,

"Mas boleh panggil adek?" tanya Taehyung pada akhirnya. Dan Jungkook hanya bisa memalingkan wajah karena begitu malu.

"Terserah," jawab Jungkook acuh.

Dengan wajah yang sumringah, Taehyung tertawa lagi. Dan mengucapkan banyak terimakasih untuk Jungkook karena sudah sabar menghadapi dirinya dan masa lalunya. Karena sudah menerimanya apa adanya.

"Mas benar-benar cinta sama kamu, dek," ucap Taehyung tulus.

"Sabar, Mas. Masih ada tujuh hari lagi," senyum Jungkook.

"Tujuh hari lagi, kamu akan resmi jadi milik Mas seutuhnya," goda Taehyung menekankan kata 'seutuhnya'.

"Iya, Mas. Tujuh hari lagi adek resmi jadi milik Mas Taehyung seutuhnya, Bismillahirrahmanirrahiim,"

































TBC
Mau minta vote + komen yach :*
Nanti malam aku mau daring lagi

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang