Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***** 7 tahun kemudian
Seorang wanita berumur 25 tahunan itu turun dari tangga dengan gaun yang indah terpasang pada tubuhnya, demgan penampilan yang anggunya itu membuat seorang laki-laki yang sedang duduk menunggunya di sofa ruang tamu terpukau dengan kecantikan seorang wanita itu.
"Ayo!" Ajak wanita itu pada laki-laki yang masih saja terpukau pada penampilan wanita ini.
"Kafka! Nanti kita telat. Ayok!" Seru wanita itu pada laki-laki yang bernama Kafka itu.
Kafka Dwiandra, nama laki-laki yang masih saja selalu terpukau dengan apa yang di pakai oleh istrinya itu.
Tak tahan dengan kecantikan istrinya itu, Kafka mencium gemas pipi istrinya dan menggandeng lengan istrinya yang menggerutu karena takut riasan di wajahnya hancur oleh cimuan suaminya itu.
Mereka akhirnya melajukan mobilnya ke sebuah hotel tempat di mana mereka di undang ke sebuah acara pertunangan sahabat mereka berdua.
Setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam, akhirnya Kafka dan sang istri sampai ke tempat acara berlangsung.
Kafka memeluk pinggang erat istrinya itu saat sudah mulai memasuki ballrom yang sudah hampir di penuhi oleh orang-orang yang di undang juga di acara spesial ini.
"Ya ampuuun Mel! Kangen!" Suara keras dari arah depan dan pelukan ke istrinya yang membuat dirinya agak terhuyung itu membuat Kafka kesal dengan kelakuan sepupunya sekaligus sahabat dekat istrinya.
"Caca, kangen juga!" Ucap Mel membalas pelukan Caca setelah Kafka melepaskan dengan tak rela pelukannya pada pinggangnya.
Yap! Akhirnya Kafka memutuskan untuk mengajak Mel menikah tahun lalu. Mereka bisa bertahan hanya dengan status teman saja, karena Mel yang tak ingin pacaran. Mereka berdua menyelesaikan dahulu kuliah mereka dan setelah lulus mereka mulai bekerja. Kafka yang takut akan ada cowok lain yang akan melamar Mel duluan, dia dengan cepat melamar langsung pada kedua orang tua Mel, dan mereka menerima Kafka sebagai menantunya itu setelah Mel juga menyetujui di ajak nikah oleh Mel.
Tahun lalu mereka melangsungkan acara pernikahan mereka, dan mereka belum di karunia seorang anak, Mel dan Kafka santai saja. Karena Mel ingin merasakan apa yang namanya pacaran halal dulu dan Kafka untuk saat ini tidak keberatan juga.
"Udahlah pelukannya, kaya nggak ketemu berapa tahun aja!" Ketus Kafka pada sepupunya, Caca yang masih saja memeluk istri tercintanya.
"Nggak asik lo, Kaf!" Ucap Caca denan raut merenggut dan mulai menggandeng lengan Akbar, suaminya yang baru datang dengan manja.
Akbar dan Caca memutuskan menyusul Kafka dan Mel dengan menikah empat bulan yang lalu.
"Udah-udah, acaranya mau mulai" lerai Mel pada suaminya dan sahabtnya yang masih saja saling ejek, memang umur tak menentukan kedewasaan seseorang.
Momen tukar cincin sudah di lakukan, Mel tanpa sadar menitikan air matanya. Kafak, suami yang peka memeluk bahu istrinya itu. Kafka tahu Mel menangis haru bahagia, bukan menangis sedih.
Setelah tukar cincin para tamu di persilakan mengucapkan selamat dan salam-salam pada kedua kelurga yang mempunyai acara itu.
Mel berdiri dari duduknya di dampingi oleh Kafka menuju dua sejoli yang baru saja bertukar cincin, setelah melihat di sana sudah tidak ada tamu yang mengucapkan selamat lagi pada mereka.
Mel balas tersenyum saat mereka menyadari datangnya Mel dan Kafka.
"Selamat Jo dan Via atas pertunangannya. Aku turut bahagia, dan semoga kalian cepat-cepat nikahnya, jangan di tunda lama-lama" ucap Mel menyalimi kedua orang itu dan menyengir atas ucapan terakhirnya.
"Terima kasih Mel lo dateng juga. Kata suami posesif lo, kalian lagi bulan madu lagi dan nggak bisa datang di acara ini" balas laki-laki yang mempunyai acara ini. Jonathan, atau Jo. Sahabat sekaligus cinta pertama, dan patah hati pertamanya Mel waktu di masa remaja.
"Tahu-tahunya gue kena prank suami laknat lo Mel, nyebelin banget emang suami lo ini" lanjut Jo pada Mel.
Kafka yang merasa di omeli oleh Jo itupun sudah siap-siap akan menyemburkan balasana dari ucapan Jo. Dia berbicara pada Jo saat itu hanyalah bercanda, memang waktu Jo memberitahukannya tentang pertunangannya dia dan Mel sedang di Bali, tapi hanya untuk urusan bisnis saja. Dengan becanda di telepon Kafka bilang mereka tidak bisa datang, dan Jo dengan sifat anak kecilnya langsung mematikan sambung telepon dengan sepihak.
Tapi itu hanyalah bercandaan dari mereka, saat Jo mematikan teleponnya Kafka langsung menghubungi kembali pada Jo.
Mel mencubit pelan mulut Kafka yang sedang manyun yang sebentar lagi akan mengeluarkan cuitannya yang panjang dan membosankan.
Setelah lebih mengenal Kafka, ternyata Kafka adalh seorang humoris, tetapi juga orang yang cerewet dan manja. Awal-awal Mel suka pusing dan kesal dengan kelakuan Kafka yang banyak tingkah, apalagi dengan mulut cerewetnya itu. Tapi setelah setahun tinggal bersama Mel sudah mulai paham, dan membiarkan Kafka seperti itu.
"Pokoknya selamat buat kalian berdua, semoga Jo cepet-cepet sah'in kamu ya Via. Nggak gantung kamu lagi, semangat terus Via buat pertahankan cinta kamu dan Jo" ucapan terakhir dari Mel membuat Via mengangguk dan Jo mendengus kesal.
Mel menyeret Kafka untuk mengambil makanan yang ada di sana lalu duduk kembali, bergabung dengan Caca dan Akbar.
Jo dan Vi di pertemukan saat mereka kuliah di Singapura, kebetulan Via juga dari Indonesia dan mendapatkan beasiswa.
Singkat cerita mereka selalu bertemu, dan Via yang lebih awal suka dengan Jo. Jo sendiri belum ada niatan untuk berpacaran walupun dalam hatinya dia sudah merasakan perasaan aneh terhadap Via.
Saat mereka tahu perasaan masing-masing, Jo dengan teganya menggantung perasaan Via dengan melanjutkan kuliahnya di Singapura. Dan Via yang tak ada urusan dengan negera itu lagi, dia pergi meninggalkan Jo dan membawa perasaannya untuk Jo. Via kembali ke Indonesia.
Jo yang pada akhirnya menyadari takut Via di ambil oleh laki-laki lain dengan mudanya bulak-balik Singapura Indonesia hanya untuk memastikan bahwa Via tak ada yang memilki.
Saat sudah wisuda Jo dengan tenggang waktu satu bulanan langsung melamar Via, dia yakin Via adalah ratu untuk hatinya dan juga dengan Via dia merasa nyaman dan satu iman dengannya, dan juga Via adalah sosok perempuan yang kini di cintai oleh Jo setelah mamanya.
Mel bahagia, dia dan Jo mampu menyembuhkan luka dari patah hati pertama, yang menyakitkan sekali. Masa remaja Mel dan Jo yang di akhiri dengan kesediahan, pada akhirnya di masa dewasa ini mereka sudah memilki kebahagiaan masing-masing dan tetap menjaga pertemanan mereka.
TAMAT
******
Assalamualaikum semuanya!
endingya begini guys, maaf ya kalau ada typo dan ceritanya membosankan ataupun masih acak-acakan🙏
Jadi aku mau ucapin terima kasih untuk kalian yang mau membaca cerita aku ini. Cerita pertama aku di wp yang berhasil aku tamatin. Terima kasih semuanya. Love you all♥️♥️♥️