Berdamai dengan Hati

2 0 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Hari ini semua kebiasaan antara Mel dan Jo akan segera berakhir dan tak akan terjadi lagi kebiasaan-kebiasaan seperti mengantar jemput Mel, jalan-jalan sore bareng, dan saling cerita tentang hari-harinya mereka.

Tepat hari ini Mel akan mengatar Jo untuk pergi ke Singapura, walaupun dalam dadanya terasa sesak karena akan di tinggal jauh oleh salah satu sahabatnya dan juga cinta pertamanya Mel mencoba tersenyum untuk menutupi kesedihan dalam hatinya.

Jo sendiri akan berangkat bersama dengan kedua orang tuanya yang akan menetap di sana sampai bisinis di sana lancar.

Mel sejak pagi sudah ada di rumah Jo membantu keluarga Jo merapihkan barang-barang yang akan di bawa ke sana. Mel duduk di sofa ruang tamu Jo di temani mamanya Jo. Mereka sedang mengobrol setelah selesai dengan beres-beres barangnya.

"Mel" suara lembut itu membuat Mel cepat-cepat menurunkan ponselnya yang sedang dia guanakan, dan mendongak menatap mamanya Jo yang menatap Mel dengan pandangan lembutnya.

"Ada apa tante?" Tanya Mel

"Tante cuma mau bilang, terima kasih sudah mau jadi sahabat Jo. Dan maaf untuk memisahkan kamu dengan Jo. Jujur itu keinginan Ji sendiri yang memang tante nggak bisa tolak Mel"

Mel tersenyum mendengar penuturan mamanya Jo, dia menggenggam jemari lembut mamanya Jo yang memang mereka berdua duduk bersebelahan.

"Tante nggak perlu ucapin terima kasih ataupun maaf, Mel juga seneng bisa sahabatan sama Jo.  Dan untuk memisahakan, sekarang gampang tan kalau rindu tinggal video call aja" cengir Mel pada kalimat terkahirnya.

Mamanya Jo tersenyum balas menggenggam tangan Mel, dia tak akan menyinggung soal perasaan mereka. Biarlah mereka merasakan patah hati pertamanya itu dan semoga mereka bisa belajar dari patah hatinya ini jika menyangkut tentang cinta. Harap mamanya Jo.

"Ayok ma" ajak papanya Jo yang sudah turun dari kamarnya dan siap untuk berangkat.

Jo berada di belakang papanya sudah rapi dengan pakaian kaos serta celana jeans panjangnya dan juga ransel yang sudah di gendong.

Rasanya Mel ingin membuat Jo tinggal di sini saja dan kuliah bersamanya. Tapi jika di pikir-pikir lagi Mel terlalu egois, Jo melakukan ini juga semata-mata untuk bisa cepat move on darinya.

Akhirnya mereka berangkat ke bandara dengan dua mobil, satu mobil keluarga Jo dan satu mobil keluarga Mel. Keluarga Mel yang terdiri dari mama, papanya, dan dirinya itu ingin mengantarkan tetangga rasa keluragnya itu untuk berangkat ke Singapura.

Setelah sampai di bandara, masih ada waktu setengah jam lagi untuk menuju keberangkatan Jo dan kedua orang tuanya.

Mel dan Jo memisahkan diri dari masing-masing kedua orang tuanya. Mereka duduk di kafe yang berada dekat dari bandara.

Hanya minuman yang mereka pesan, dan mereka masih hening dan saling membisu sedari tadi.

"I hate you!"

Jo menatap Mel setelah cewek itu mengucapkan tiga kata itu. Jo tersenyum dan mencoba menutupi rasa sedihnya itu.

"Gue emang pantes buat lo benci Mel, tapi gue mohon lo jangan langsung lupain gue ya?" Rengek Jo seperti tidak terjadi apa-apa.

Mel mendengus dan meminum teh hijaunya, dan menatap sinis ke arah Jo.

"Gue benci sama lo, tapi sayangnya gue juga nggak bisa lama-lama buat benci sama lo Jo" ucapan Mel membuat mereka membisu kembali.

Mereka saling menatap ke luar jendela dari tempat mereka duduk, saling mengalihkan tatapannya jika saling bersibobrok.

Tak tahan dengan kebisuan ini dan juga waktu yang sebentar lagi untuk keberangkatannya, Jo menatap penuh pada Mel sampai Mel di buat salah tingkah.

"Apa!" Ketus Mel.

"Gue cuma bisa berharap lo sama Kafka berjodoh, dan gue nemuin cewek yang bisa isi hati kosong gue atas hilangnya lo di hati gue Mel." Ratap Jo dan masih memandangi Mel yang raut wajahnya perlahan berubah.

"Gue mau saat kita bertemu nanti, gue udah sukses dan udah bisa sembuh dari patah hati ini. Gue harap juga lo gitu Mel" lanjut Jo.

Mel masih terdiam tak ada niatan untuk membalas ucapan dari Jo.

"Ini masa remaja gue yang berkesan Mel, masa yang indah yang cuma sebentar. Gue belajar gimana rasa sakitnya patah hati, gimana rasanya cinta pertama, dan juga gimana rasanya kita bisa menang dari ego kita" kembali Jo berucap.

"Mulai hari ini mungkin akan berbeda lagi, kita memasuki bagian hidup selanjutnya. Dan semoga saat kita berjauhan kita nggak saling melupakan ya Mel" ujar Jo memandang Mel lembut.

Mel mengangguk, semoga kehidupan barunya ini bisa membuat dia merasakan hal baru yang membuat dia sangat terpukau, dan juga dia harap hubungannya dengan Jo selalu tersambung tanpa harus terputus.

Mel tersenyum Jo pun, mereka saling tersenyum tanpa ada lagi tangis kesedihan dan ketidakrelaan untuk di tinggal.

Hati mereka sudah lega dengan saling mengikhlaskan, dan saling percaya bahwa mereka cukup di takdirkan menjadi sahabat saja.

Saling mendo'akan semoga sukses dengan pilihan masing-masing.

Penutup akhir dari ini adalah mereka yang saling melepas dengan ikhlas tanpa ada beban dan berurai air mata.

Akhirnya Jo meninggalkan Mel untuk waktu yang tak bisa di tebak.

*****

Assalamualaikum semuanya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum semuanya!!

Sebenarnya bisa di sebut ini tuh endingnya, tapi aku ada epilognya buat menuntaskan cerita ini. Insya allah Epilognya besok menyusul ya😊😊

Maaf kalau ceritanya banyak typo dan acak-acakan, atau tidak nyambung. Insyaallah aku mau tamatin dulu ini baru aku revisi lagi. Semoga kalian ada yang setia nunggu cerita dari aku😁😁

Happy reading, jangan lupa buat vote, comment, and share juga. Terima kasih♥️♥️♥️

Salam sayang dari istrinya Suga🍊

KAMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang