Amelia Ananda

47 21 2
                                        

Happy reading💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading💓

******

"Aish, udah jangan ditangisin terus" suara cowok terdengar dari bilik dapur mengomel tiada henti

"Gak bisa!" Itu jawaban yang selalu terucap dari seorang cewek yang masih mengelap air matanya disofa ruang keluarga

"Terserah, itu cuma film mel sumpah drama banget hidup lo cengeng tahu"

"Lo yang gak tahu jo, disini tuh cewek nya nyesel banget sampe hujan-hujanan dan romantis nya dapet banget, baper!!!"

Jonathan atau kerap disapa jo itu, kini hanya mendumel di sisi cewek yang kini masih menangis dengan mulut tak berhenti bicara menceritakan ending sebuah film yang sedih "menurut gue itu biasa aja mel malahan bagus jadi si jo dia bisa ungkapin perasaanya untuk si mel, dan terbebas dari apa yang namanya freindzone" usulan itu langsung ditolak mentah mentah oleh Amelia atau sering dipanggil mel cewek manis dengan tinggi badang kurang dari 155 itu siap menyumbangkan lahar panas dari mulutnya tapi segera dicegah oleh jo dengan memasukan bolu kukus yang ada dimeja

"Bosen gue cuma film kaya gitu ditangisin lo, gue sebel apa gak ada nama yang lain gitu kenapa harus jo dan mel coba?" Gerutu Jonathan terhadap film yang baru saja mereka tonton dihari libur ini

"Biarin atuh jo suka suka yang bikin naskah, sewot amat cuma nama juga yang sama lo yang lebay jo" bantah Mel dengan mata mendelik tajam kepada Jo

Menghela nafas pasrah jo cowok itu selalu harus kalah dengan mulut ceriwis mel teman dari SMP nya dan merangkap menjadi tetangganya saat cewek itu pindah dari Bandung dengan orang tuanya

Perasaan jo awalnya biasa namun lama kelamaan sayang terhadap sahabat itu menjadi sayang yang tak wajar mel sahabat cewek pertama jo dan juga cinta pertama jo, mel tidak tahu karena jo menghargai persahabatan mereka dan jika pun dia mengucapkan kata cinta pada mel dia bimbang oleh kepercayaan mereka berdua

"Jo!"

"Eh, apa mel?" tersadar dari lamunan jo melihat mel sedang bersedekap dada dengan mata menatap jo tajam, namun bukannya takut malah terkesan manis di mata jo

Mel hanya menggeleng lalu menyandarkan kepalanya dibahu jo setelah melepas tatapan matanya "kisah kita jangan sampai kaya jo dan mel ya, mereka terlalu tragis kasian pihak ketiganya harus meninggal disaat dia baru tahu kalau hati si mel itu cuma buat sahabatnya si jo dia baru sadar dari bertahun tahunnya dia bersama, jo?"

"Hm"

"Bilang ya kalau lo suka sama seseorang cewek biar nanti gue tahu batesannya agar gak terlalu deket sama lo"

"Kenapa?" Heran jo

"Kasian hati sicewek nya kalau lo lebih prioritasin gue, dan gue juga pasti bilang ke lo kalau misal gue lagi deket sama cowok juga jo" penjelsan yang rumit menurut jo karena dia tak ingin seperti jo dalam film harus menunggu orang keriganya baru bisa mengucapkan perasaannya yang untyngnya dibalasa sama, jo hanya sayang dan cinta mel dan sepertinya tidak lama lagi dia akan menyatakan persaannya pada mel diterima atau tidaknya itu masalah nanti

"Udah mel film nya juga udah habis, jadi sekarang mari makan mel!!!, gue dari tadi laper bukan baper kaya lo ratu lebay" sambil menoyor dahi mel jo pergi melenggang kedapur melwati mel yang mencebikan bibirnya kesal

"Lebay juga gue masalahnya apa sih jo!!!" Ucap mel dan mengejar jo yang kini duduk anteng memakan masakan mamanya

"Masalahnya gue yang keganggu, dan diem duduk mel terus makan nangisin drama lo juga butuh tenaga"

Mel hanya menunjukan raut kesalnya dan memakan makanannya dengan rakus, jo yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan mengusap puncuk kepala mel dengan sayang manis jo membatin

********


Amelia cewek berumur 17 tahun dengan senyuman mautnya bisa membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona, memiliki postur tubuh pendek namun berisi menjadi kesan manis tersendiri bagi Amelia atau yang kerap sering dipanggil mel

Mel sendiri mempunyai sahabat cowok dan dia adalah jonathan atau sering dipanggil dengan sebutan Jo, dan cowok inilah sahabat satu satunya Mel, sebenarnya Mel itu anaknya mudah bergaul tapi jika menyangkut sahabat dia akan sangat pemilih sekali, Mel sendiri banyak yang suka namun Mel terkesan cuek menanggapi pernyataan suka atau cinta dari lawan jenisnya

"Jooooooooo!!!!"

Mendengar teriakan yang tak asing ditelinganya membuat jo cowok itu terbiasa namun tetap saja dia masih kaget apalagi dia sedang tidur dengan nyenyaknya diganggu cewek bar bar yang kini hanya menampilkan senyum manisnya yang dibalas jo dengan delikan mata nya yang tajam

"Bisa-bisa bentar lagi gue gak bisa denger mel" gerutu jo dan membuat mel jadi tertawa ngakak

"Ga usah lebay jo gue teriakin lo cuma beberapa kali"

"Serah lo mel beberapa yang lo bilang itu tiap pagi mikir atu mel"

Mel hanya cengengesan dan mulai turun dari kasur jo meninggalkan cowok itu dengan sejuta kepuasan karena sudah membangunkan tidur jo dengan keusilannya

"Untung sayang lo mel gue ama lu kalo nggak abis tuh bibir bebek lo mel" racau jo setelah mel pergi dari kamarnya

"Jooooo Mandiiiiiii, udah siang!"

Teriakan mel lagi dari luar membuat jo cepat cepat pergi kekamar mandi dan membersihkan badannya dan siap siap untuk pergi ke sekolah

*****

"Lo si jo udah tau sekolah jauh suka macet tetep aja kelakuan lo ngaret banget!" Protesan dari mel tak dihiraukan oleh jo dia hanya sesekali menyeka keringat nya yang meluncur kepelipisnya

"Sebel, jo jawab dong!!!"

"Gue harus jawab apa mel?" Desah jo lelah, lelah mendengar racauan mel dari sampai sekolah hingga kini mereka berdua dijemur dilapangan sekolah karena terlambat

"Apa aja gue gabut dihukum, berasa sendiri gue ngomong padahal ada lo jo, jangan jadi patung lo diri tegak doang tapi gak ngomong"

Sabar, itu yang jo rapalkan dalam hatinya mendengar ocehan mel yang menurut jo tidak ada apa apanya, sudah tau jo lelah mendorong motornya yang bannya kempes tadi pagi dan ditambah mulut bebek mel membuat kadar emosi jo seperti meledak meledak, sesayang sayangnya jo pada mel tapi jika sudah begini seperti hilang rasa sayang itu digantikan dengan kekesalan yang memuncak

"Mel, lo tau gue cape udah ngedorong motor dari jarak yang jauuuuh banget dan lo liat dihukum pula gue pusing mel" jawaban jo hanya membuat mel mendelik kesal dengan bibir dimiring miringkan seperti sedang meledek jo berbicara

"Bodo amat!"

Jo rasanya ingin menceburkan tubuh kecil tapi berisi mel pada rawa rawa dan menyumpal mulutnya agar tak berisik, tapi dipikir pikir lagi jo tak rela mel kan cewek yang dia sayangi lebih dari sahabat

Begitulah orang yang kadar bucinnya tinggi, ego kalah sama rasa cinta yang meluap luap.

*****

KAMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang