BAGIAN 4

589 30 3
                                    

Sudah 3 hari aku menempati kontrakan baru ku yang tiga petak, 15 menitan jalan kaki dari pabrik tempat aku kerja.
Lokasinya enak. Masih banyak pohon pohonan, bambu, mangga masih indah semua. Sepi dari keramaian. Kupilih yang paling pojok. Ada 2 kontrakan, yang satu di isi keluarga muda baru menikah 2 bulan lalu. Hary namanya, istrinya Sri. Kerja di garmen. Istrinya selama 3 hari ini jarang aku lihat. Malam baru tiba karena lembur.

Seperti biasa hari hari sebelumnya, semangatku tidak pernah kendor dalam bekerja.

"Pagi mas Hary, belom berangkat mas?" sapaku ketika mau berangkat kerja.

"Ini mau berangkat bang. Bareng aja ke depan. Abang cape jalannya" tawar mas Hary naik motornya.

"Lah, mba Sri nya gak kerja?"

"Dia ijin gak masuk mas. Kecapean pulang malam terus. Lembur" katanya sambil melihat ke istrinya dalam rumahnya.

Kasian juga buruh buruh pabrik semacam kami ini. Seperti aku, pake istilah all in segala macam.
Gak taulah, yang pasti kalau ada yang lebih baik aku akan keluar.
Aku rasakan pulang malam, tapi gak dihitung lembur. Cuma sedikit gajiku diatas karyawan biasa. Tapi harus pulang malam. Uhhhh..

"Oh gitu. Bolehlah mas..." kataku dab aku naiki motornya dan kupegang baju seragam samping pahanya, agar aku tidak goyang.

"Bang Tulus ganteng banget ya dibandingin orang sana kebanyakan..." pujian Mas Hary setelah melajukan motornya pelan kira kira 20 meter dari kontrakan.

"Relatiflah mas. Tergantung yang melihatnya saja" timpalku.

Tiba tiba motornya agak oleng masuk lobang, reflek aku langsung merangkul pinggangnya, hidungku mencium punggungnya huuuuum...aroma jantan dan bercampur wangi parfumnya dan tanganku mengenai tonjolannya. Wah rezeki nomplok pikirku. Atau apa disengaja sama mas Hary ya....untuk menguji suka atau tidaknya aku terhadap pria?? Apa dia suka sama pria juga?

"Maaf mas, maaf aku gak sengaja" kataku ketika motor dah jalan normal.

"Gak papa bang. Santai aja"

"Kalau mau pegangan, peluk aja bang. Takut goyang lagi. Ini jalanan kan berlobang. Biasalah masih kampung" Mas Hary menawarkan. Wahhh...roman romannya ada yang suka dipeluk nih....

"Iya mas...iya..."dadaku berdegub tidak normal.  Apa arti kata katanya ya....ahhhh pagi pagi udah bikin tanda tanya....
Positif thinking ajalah....
Cuma makan waktu 5 menitan saking santai nya, sudah tiba dekat pabrik aku kerja.

"Aku turun dekat warung aja mas. Biar aku jalan dikit ke pabrik" pintaku.

"Gak papa aku antar bang sampai gerbang masuk. Sekalian, tanggung" mas Hary melaju terus. Aku di turunkan persis di depan gerbang masuk pabrik. Security yang bertugas memperhatikan kami.

"Makasih mas. Sudah repot sampai antar kesini." Senyumku ke mas Hary.

"Aku juga terimakasih bang, dah mau naik motorku. Aku senang bawa abang. Dan terimakasih pelukannya" ketawa nya manis sekali. "Ok sampai nanti malam, kita ngobrol di kontrakan, bye"
Mas Hary senang aku peluk????
Gilaaa....

"Ok mas. Bye. Hati hati mas"

Karyawan belum begitu banyak pagi ini, karena aku naik motor kali ya...
Aku menuju mesin absensi dan langsung menuju ke ruangan kerjaku.

"Widih...aku kepagian nih. Belom ada orang sama sekali" bisikku sendiri.
Ngopi aja dulu lah pikirku. Karena belum ada karyawan aku hendak melangkah mau keluar untuk menikmati segelas kopi.

"Tulus...come here." suara Mr. Kim membuat langkahku terhenti.

"Bujug dah. Dia dah ada rupanya"gumamku.
Aku menuju office dimana suara itu hadir.

AKU BUKAN MILIKMU  ( Gay Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang