BAGIAN 20.

289 17 2
                                    

Pagi pagi sekali, dengan udara dingin dan angin yang berhembus menerpa wajahku, ku jalani jalan setapak menuju tempat menyetop angkot. Tapi aku menghindari tempat itu, setelah berfikir Mr. Kim akan datang karena kujanjikan aku masih menantinya.
Aku sudah blokir nomor hpnya. Maka aku mengambil gang lain berlawanan arah.

Aku naik angkot, sengaja duduk dekat supir di depan. Aku tau, kalau aku duduk di jok penumpang, cahaya lampu dalam mobil akan menerangi tubuhku, bisa terlihat dari belakang.

Benar saja dugaanku, angkot yang kutumpangi melewati mobil Mr. Kim.
Tenang sudah pikiranku huuufff.....
Karena lebih cepat dari biasanya aku berangkat, masih ada waktu yang tersisa buat ngopi setibanya di kantor.
Selain ngopi dan merokok, tak ada yang bisa kulakukan, hp kutinggalkan di kontrakan.
Jadi waktuku, bisa menikmati kopi dan rokokku.

Time to work.
Aku masuk kantorku, ternyata rekan rekanku sudah banyak yang datang.

"Bang cerita dong, di homenya pak Dirut kemaren."

"Nanti istirahat ya. Kita makan siang bareng aja, gimana"?

"Boleh bang. Ntar gue bilangin teman teman"

"Oh iya, Boss HRD sudah datang belom?. Gue ada penting dikit, nih"

"Udah barusan lewat. Ada apa bang?"

"Gak. Cuma mau ngobrol doang. Ada yang perlu dibahas. Soal kerjaan"

"Oh gitu. Kirain...."

"Gue kedalam dulu ya. Menemui HRD."

"Ok bang. Good luck"

"Thanks honey"

Tok tok tok..

"Masuk. Ehhh bang Tulus. Ada apa ini pagi pagi dah menghadap"

"Ini pak, mau menayakan prosedur permohonan, rotasi, atau mutasi kerja"

"Loh..emang ada apa dengan kerjaan mu. Kan keputusan direksi."

"Itu dia pak. Saya tidak menguasai bidangku. Sepertinya pak Dirut tidak cocok dengan saya. Daripada makan hati, kan lebih baik pindah kerjaan, atau balik lagi ke Financial"

"Oh begitu."
Setelah panjang lebar menerangkan, biar tidak terjadi masalah, aku disarankan ke sekretaris direksi.
Aku turuti kata kata Boss HRD.
Ini akan membuat aku akan melewati ruanganku dan ruangan pak Dirut.
Dan ternyata pak boss ku sudah ada diruangannya.
Langsung kutemui bu Sekretaris...

Tok tok tok...

"Good mornin' madam. Nice to see you." sapaku dengan hormat

"Morning Mr. Putra. Ada angin apa ini sampai menemuiku pagi pagi begini."

"Ini bu, sepertinya saya kurang menguasai pekerjaan yang diberikan pada saya. Ini sangat menggangu komunikasi saya dengan pak Dirut. Saya tidak mau berlama lama ini terjadi. Jadi saya ingin mengajukan permohonan, rotasi atau mutasi."

"Loh..loh...sudah berapa bulan berjalan tidak ada case bang Putra. Pak Dirut tidak ada protes sama sekali. Beliau malah memuji sampean."

"Saya kurang menguasai psikologi, jadi saya tidak tau bagaimana pak Dirut sesunggungnya. Bagi saya bila kurang bisa, saya sampaikan tidak bisa. Biar ada kesempatan bagi yang berkempeten menempati pekerjaan tersebut. Kalau saya, kurang mampu bu. Perlu kuliah lagi sepertinya saya biar bisa."

"Ok. Saya bicarakan nanti dengan dewan direksi ya."

"Terimakasih bu. Ini surat permohoan saya, buat pertimbangannya. Sekali lagi terimakasih ya bu. Saya permisi"

"Ok pagi ini, akan ibu rapatkan."
Kutinggalakan ruangan itu dengan hati berharap, penyelesaian yang baik.

Ketika kunmasuki ruanganku, airphone langsung berbunyi..
Aku dipanggil pak Dirut.
Tok tok tok...

AKU BUKAN MILIKMU  ( Gay Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang