BAGIAN 17

313 19 1
                                    

Setelah pertemuan pertama di kantor itu, beberapa hari kemudian, Vivian datang lagi. Dia bersama ayahnya,  bossku.
Semakin jelas kuperhatikan, cantik betul dia. Langsing. Kalau aku pria normal, aku pasti tertarik mendekatinya. Walaupun dia puteri boss.
Tapi aku seorang pria yang doyan pisang, mana bisa ya...

Aku tau dia mau masuk ruanganku, tapi aku pura pura buka berkas berkas

Tok tok tok.

"Masuk. Ehhh..Vivi. Tumben pagi ke sini. Ada angin apa ini...?"

"Ini bang mau kasih ini. Sarapan buat abang."

"Sarapan??? Abang sudah sarapan tadi. Tapi maksih ya udah repot repot."

"Kembali kasih bang."

"Kamu sama siapa ke sininya. Emang gak ada kegiatan ya..?"

"Aku tadi ikut sama Bapak. Mau kuliah. Mobilku rusak, lagi dibengkel. Ikut Bapak jadinya"

"Emang kuliah jam berapa?? Pagi pagi dah nebeng bokap"

"Ntar jam 9. Kelas pertamaku"

"Terus dari sini ke kampusnya naik apa"
Ada 6 pasang mata yang mengarah ke kami saat itu. Tidak tau apa yang ada dipikiran mereka. Gak wanita gak pria di kantorku semua ingin tau urusan orang.
Masih lebih bagus Gay, gak mau tau urusan orang lain, kaya gue ini hehehehe.

"Naik taksi bang"

"Coba abang bisa bawa mobil, akan kuantar putri cantik ke tujuannya"

"Ihhh abang..."

"Emang cantik. Masa abang bilang jelek. Bokap ganteng, nyokap cantik, perpaduan"

"Emang abang gak bisa nyetir ya bang."

"Boro boro Vie nyetir mobil. Naik motor aja abang takut. Maklum lah anak desa tapi rezeki kota hahahah"

"Biar anak desa, abang ganteng"

"Ho ho ho..kamu naksir abang ya"

"Ahhhh....abang. Siapa yang naksir..." pipinya merah kutebak seperti itu.

"Jangan vie. Jangan pernah memuji abang, ganteng atau apalah. Aku itu, anak rantau vie, anak desa, tidak punya apa apa. Miskin. Hanya karena nasib saja abang bisa jadi staff Ayahmu"

"Apa hubungannya dibilang ganteng sama curhat."

"Boleh abang terus terang?
Kalau kamu tidak suka sama abang, gak mungkin kamu bawakan sarapan buat abang. Jujur aja vie. Abang suka sama vie, tapi abang seribukali berfikir untuk bisa suka sama seseorang. Banyak kurangnya aku"

"Udah ahh...aku mau pergi aja"

"Heiii...gadis cantik. Kenapa"

"Aku gak suka sama orang yang merasa dirinya rendah dihadapan orang lain, bang"

"Kenyataan itu penting diperlihatkan Vie. Bukan dikelabui. Its real me. Its truth me. Apa adanya, bukan karena berada"

Airphone bunyi

"Iya pak boss. Iya iya pak"
Vivian disuruh keruangan Ayahnya, karena takut terlambat kuliah.

"Vie dipanggil bokap. Takut telat kuliah"

"Daaahh abang."

"Take care Vie. See you later"
Kulambaikan tanganku.
Kubuka sarapan yang dibawanya. Lontong sayur Medan.
Kayanya khusus nih, karena aku orang Medan mungkin.
Kupandangi wadah lonsaynya...
Aku bergumam dalam hatiku..
Akan kujauhi Vivian, aku tau dia suka sama aku. Dia naksir aku. Ayahnya sering menyampaikan Salamnya Vivian ke aku.
Ayah nya sendiri loh yang menyampaikan salam itu.

AKU BUKAN MILIKMU  ( Gay Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang