ARKASA - 05

433 44 5
                                    

Menurut kalian, kenapa judulnya ARKASA? Padahal namanya
Arka Emmanuel William. Gak ada unsur SASA-nya.

Thanks buat yang udah setia baca cerita ini ya luv u!

Markasnya aesthetic, tapi tidak dengan orang-orangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Markasnya aesthetic, tapi tidak dengan orang-orangnya.

***

Bintang Malam, Bintang Senja, Bintang Timur, HESPEROS.

***

"Sssttt! Buruan! Si korup udah mau datang!"

Dengan cepat Arka memasang penyadap di bawah meja kepala sekolah lalu meletakkan kamera kecil di tempat yang memungkinkan merekam kelakuan bejat kepala sekolah itu.

"Done."

"Gak habis pikir gue bisa-bisanya cuma pasang CCTV di ruang tamu sedangkan di ruangannya gak dipasang," Davan menggelengkan kepalanya.

"Kalian ngapain di sini?!" Pak Romi, kepala sekolah di Alexandra's High School itu menatap tajam Arka, Davan, dan Brian.

"Maaf Pak tadi kita nyasar, kita murid baru Pak," ucap Brian dengan nada sopan.

"Ya sudah masuk ke kelas sekarang! Bel sudah berbunyi!" Pak Romi mengusir mereka bertiga lalu masuk ke dalam ruangannya.

"Cabut! Cabut! Mukanya sebelas dua belas sama Pak Udip--guru olahraga mereka di SHS yang killer--"

"Oke-oke Arka masang kamera di tempat yang tepat!" Suara Davina terdengar di ear monitor mereka.

Salah satu trik komunikasi yang digunakan anggota Hesperos yaitu menggunakan ear monitor agar komunikasi mereka lebih mudah. Ear monitor yang dirancang oleh Devon--Papanya Davan-- itu dibuat khusus untuk Hesperos untuk memudahkan mereka dalan melakukan aksinya.

"Okey sekarang kita on the way kesana,"

Arka tersenyum miring karena sebentar lagi ia akan menonton 'pertunjukkan'.

"Kerja bagus ketua!" Govinda mengajak Arka tos setelah mereka sampai di 'ruangan'.

"Pasang di layar lebar buruan! Kita tonton apa yang dilakuin si bejat di ruangannya!"

Davina menghubungkan laptopnya ke proyektor.

Terlihatlah wajah tak berdosa Pak Romi memasuki ruangannya lalu duduk sambil  menaikkan kakinya ke meja.

"Sok keren tuh bapak tua!"

Okey. Kata-kata sudah keluar dari mulut Abbas. Yang pastinya akan semakin berceloteh nantinya.

ARKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang