ARKASA - 15

220 27 2
                                    

Bintang Malam, Bintang Senja, Bintang Timur. HESPEROS.

*****

Jarum jam terus berdetak di ruangan hening itu. Caitlyn duduk sembari menundukkan kepalanya. Di depannya, Dafka tengah menelepon dengan seseorang.

"K-kak Dafka..." Dafka menoleh saat mendengar suara Caitlyn.

"Lo aman sama gue,"

Caitlyn melirik ke sekeliling ruangan bernuansa gelap itu. Anak buah keluarga Dafka berdiri sembari mengawasi Caitlyn. Lalu mengapa Caitlyn bisa ada di sini?

"JANGAN SENTUH DIA!"

DORR!!

Caitlyn terkejut dan memegangi kedua telinganya sembari menonaktifkan ear monitornya.

Suara pistol itu berasal dari tangan Dafka yang memberi peringatan kepada anak buah Papanya agar tidak menyentuh Sabrina.

"M-mereka s-siapa?" ucap Caitlyn pura-pura takut dan gugup.

"Mereka gak akan berani macam-macam sama lo,"

Seseorang lalu masuk ke apartemen dan membungkukkan setengah badannya memberi salam kepada Dafka.

"Turunkan senjata kalian!" ucapnya memberi arahan. "Dia harus dibawa ke rumah," lanjutnya berbicara kepada Dafka.

"Gue akan bawa dengan cara gue sendiri," ucap Dafka meraih pergelangan tangan Caitlyn lalu meninggalkan tempat itu.

"Ikuti kata-kata tuan muda," ucap orang itu yang tak lain adalah orang yang menemui Dafka yaitu Fathar.

Dafka menyodorkan helmnya kepada Caitlyn. "K-kita mau kemana?"

"Ke rumah gue," ucap Dafka jujur.

Caitlyn tanpa bertanya lebih jauh langsung memakai helmnya dan naik ke motor Dafka.

Motor Dafka melaju meninggalkan gedung apartemen Caitlyn dan melaju menuju jalan raya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya mereka sampai di depan rumah megah dengan gaya modern itu.

"Ayo masuk," ucap Dafka. Caitlyn mengikuti langkah Dafka dari belakang.

Suasana mencekam sangat terasa saat Caitlyn memasuki sebuah ruangan dengan dinding gelap itu.

"Lo tau, dunia bisnis itu kejam," ucap Dafka memecah keheningan di antara kedua remaja SMA itu. Sedetik kemudian beberapa orang yang tadi Caitlyn temui di apartemennya masuk ke ruangan tempat ia dan Dafka.

"Gue angkat telepon dulu,"

***

"Bas! Brian! Orang-orang pada kemana sih?! Gue belum liat mereka," ucap Govinda masuk ke ruang kumpul di Markas Hesperos.

"Kata Lord sih lagi di atas di ruangannya Arsha sama Arka, gak tau lagi ngapain tadi gue kesana pintunya kekunci dan ruangannya juga kedap suara," ucap Abbas yang sedang mabar dengan Brian.

ARKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang