Bab 17: Kenangan Baru

0 0 0
                                    

Mencari harta kekayaan tentu mengalir dalam otak setiap manusia. Tetapi, liburan juga bagian penting dalam hidup agar tubuh dan pikiran bisa menyatu kembali dengan seimbang.

“Shi … buruan dong sayang. Semuanya udah nggak sabar nih.” Elakshi masih menarik koper dari dalam kamarnya. Sedangkan yang lain sudah duduk manis di dalam mobil.

“Iya Mi, wait a minute.” Mata Elakshi melirik seisi kamar. Mencoba mengingat hal yang dirasa tertinggal.

Tak lama ia turun tangga dan segera mengunci pintu. Ya, itu resiko menjadi yang terakhir masuk mobil. Pak Yatmo dan Bi Harsih tak ikut karena mereka sedang pulang kampung. Melepas tumpukan rindu dengan anak semata wayang mereka.

“Oke, semua udah siap?” tanya Papi Bagas menengok ke bangku belakang.

“Siap dong Pi,” jawab Guntur, Elakshi dan Elaksha bersamaan.

“Rombongan Bunda Luna juga udah mau berangkat katanya,” kata Mami sambil mengecek ponselnya. “

“Si Zhefran jadi ikut, Shi?” Guntur yang duduk paling belakang menarik pelan earphone yang Elakshi pakai.

“Ih Mas usil banget sih. Jadi, katanya ngajak Ibu sama sepupunya yang kebetulan lagi libur kuliah.”

“Sepupunya cewek apa cowok?” Guntur mulai penasaran, sebab Zhefran tak memberi kabar padanya.

“Kepo ya Mas?” ledek Elaksha.

“Hasrat jomblonya mulai menggebu Tur?” timpa Mami ikut meledek.

“Tau ah, wong cuma tanya. Ojo ngerusuh deh kalian.” Muka masam terlukis menutupi ketampanan Guntur.

“Udah, udah. Kasian kan cah bagus iki pagi-pagi muka ne koyo kertas lecek, hahaha.” Papi Bagas pun tak mau kalah meledek. Seisi mobil sudah merusuh mood Guntur, sungguh malang nasibnya.

Mobil mulai melesat perlahan dengan aman. Kali ini mereka semua akan berlibur ke daerah Purworejo, Jawa Tengah. Menyewa sebuah vila besar bernama Vila Kemayu, dengan 5 kamar dan masing-masing terdapat kamar mandi di dalamnya. Libur panjang akhir tahun akan mereka nikmati bersama di vila tersebut. Sungguh akan menjadi liburan yang menyenangkan dan berkesan. Sepanjang perjalanan terlihat kepadatan dimana-mana. Banyak yang memajukan tanggal libur, termasuk keluarga mereka semua yang akan menginap di salah satu vila di Purworejo.

Gapura berwarna merah nampak gagah dilihat. Bertuliskan Selamat Datang di Desa Kutoarjo. Jalanan di sana sudah beraspal. Rumah penduduk pun tak terlalu berjarak. Sudah ada 2 toko sembako cukup luas, bahkan toko ponsel yang sepertinya lengkap pun ada. Peradaban di desa tersebut terlihat maju dan nyaman. Hijau pepohonan membuat teduh. Banyak buah yang mulai bisa dipanen. Cukup menggiurkan mereka untuk menghentikan mobil dan memetiknya sebentar.

“Ayolah Pi, di vila itu pasti ada pohon yang bisa dipanjat juga.” Elaksha mulai tak sabar ingin segera sampai dan merebahkan diri.

“Iya Pi, ayolah ….” bujuk Elakshi.

Yowes lah. Kamu nggak ikut bujuk Papi juga, Tur?”

Mereka semua menengok ke arah Guntur yang sedang pulas berada di mimpi indahnya.

“Ya ampun, nyenyak banget tidurnya itu anak.”

“Biarin Pi, mungkin Mas Guntur masih mengantuk,” bela Elakshi. Papi hanya bisa menggeleng kepala dan melanjutkan perjalanan.

5 menit kemudian pun mobil mereka sudah berhenti di depan gerbang vila. Rupanya mobil keluarga Bunda Luna sudah tiba. Tinggal keluarga Zhefran saja. Riuh acara tawa di halaman, melepas lelahnya perjalanan dari Solo ke Purworejo. Suara klakson menjeda sebentar adegan riuh itu. Mobil avanza silver terparkir rapi dalam barisan dengan mobil lainnya.

Di Balik Layar TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang