Bab 6 : Preman tengil.

9.1K 944 48
                                    

"Jen!!"

"Jen! Bangun!"

Bisa ditebak apa? 

Ya, seseorang sedang membangunkan siluman kebo nomor 2 setelah Haechan, Lee Jeno.

Memang sih hari minggu, harinya bermalas malasan tapi bayangkan saja ini matahari sudah hampir diatas kepala dan Jeno masih dibawah selimut— bahkan keajaiban hari ini Haechan bangun lebih dulu karena embel embel ingin menemani Mark dan Renjun pergi berbelanja,  palingan juga nanti ada maunya.

Masalahnya kali ini seseorang yang berusaha membangunkan Jeno sedang butuh bantuan.

"Apa sih Jaem~ 5 menit lagi...,kau tahu semalam aku marathon vincenzo."

Jaemin mendengus sebal, Dia saja yang nonton penthouse dilanda emosi tengah malam masih bisa bangun pagi.

"Bukan urusan ku Jen—" Jaemin menyibakkan selimut Jeno yang kini menampilkan wajah tak terimanya, "Bangun, cari adikmu."

Ditengah pengumpulan jiwa nya, Jeno menyeritkan keningnya, "Yang mana?"

Ya secara adik Jeno ada dua, Chenle dan Jisung. Jadi yang mana?  Dan kenapa juga harus dicari.

"Jisung, tadi dia mau beli susu kotak di supermarket. Kebetulan sarapan belum jadi, akhirnya ku ijinkan pergi sendiri."

Jaemin membantu Jeno duduk, kalau tidak begini bisa bisa tertidur lagi dengan sendirinya, "Lalu saat sudah sarapan selesai dimasak pun, Jisung belum kembali."

"Hoam~~" Jeno merenggangkan sekujur tubuh nya, mengerjapkan matanya pelan walaupun sulit — cahaya matahari begitu menusuk mata. "Mungkin sedang dalam perjalanan pulang, Chenle dimana?"

"Ck," Jaemin berdecak pelan, "Chenle sedang kerja kelompok di rumah Sungchan. Jadi hanya ada kau dan aku dirumah. Mark dan Renjun Hyung beserta Haechan juga sedang pergi."

Melihat Jeno yang masih tak bergeming dengan perasaan kesal Jaemin menarik Jeno ke kamar mandi, "Cepat mandi, cari adikmu."

♡♡♡♡♡

Sebenarnya Jaemin ingin ikut mencari Jisung, pasalnya sudah 30 menitan Jisung tak kunjung pulang.

Bukankah sangat tak wajar?  Lagipula Jisung sudah 10 tahun, sudah tahu jalan supermarket di dekat rumah. Namun apa daya, Chenle mau memakan Jajangmyeon dan tteokbokki kesukaannya saat pulang nanti. Mau tak mau Jaemin harus membuatnya dulu, nanti malah kejadian seperti kemarin terulang lagi —kan Jaemin tidak mau.

'Tring tring'

Jaemin mengangkat telfon nya yang berdering, nama Jeno yang menjadi thumbnail notif membuat Jaemin dengan cepat mengangkatnya.

"Hallo Jeno, bagaimana—"

"Jisung tidak ada di supermarket, dijalan tadi juga tak bertemu dia."

Deg.

Jaemin cemas tentunya.

Dari tadi sebenarnya Jaemin ragu menyuruh Jisung pergi sendiri namun kasihan melihat adiknya lapar dan meminta susu kesukaannya yang wajib ada dipagi hari membuat Jaemin membiarkan Jisung pergi.

"Tenang dulu, mungkin saja Jisung pergi bermain ke taman. Aku akan mencarinya kesana."

Jaemin menghela nafasnya, mencoba tenang dan mencari pikiran jernihnya, "Aku akan menghubungi Mark Hyung untuk lekas pulang."

Jaemin mematikan sambungan komunikasinya dengan Jeno, berharap yang Jeno bilang benar 'bermain di taman'.  Itu lebih baik dibanding pikiran Jaemin saat ini.

Tidak mungkin kan penculikan dilakukan di siang bolong begini?

♡♡♡♡♡

"Apa Ji—um.... "

"Jisung, Ahjusshi."

"Ah ya, apa Jisung haus?"

Si kecil yang dipanggil Jisung mengangguk,  Roti yang berada ditangannya sudah habis dan kini Ia membutuhkan minuman.

"Ini, minumlah minuman ahjusshi." Seorang pria dengan jaket hitam tebalnya memberikan sebotol minuman dalam botol minuman bermerek. Terlihat seperti minuman yang dipersiapkan, bukan dibeli.

Jisung tak berpikir panjang, mungkin saja memang minuman yang dipersiapkan dirumah untuk dibawa diperjalanan.

Ia meneguknya hingga habis setengah botol dan memberikannya pada pria disebelahnya.

"Sudah ahjusshi, kamsahamnida." Ucap Jisung, "Jadi sekarang kita akan pulang kan?"

Pria itu tersenyum.

Jisung berdiri dengan semangat, perutnya sudah terisi penuh, dirinya kenyang.

"Ayo ahjusshi!  Nanti Jisung kenalin Ahjusshi dengan Hyung nya Jisung." Jisung menarik tangan pria di depannya, berusaha mempercepat pergerakannya.

Yah, tadinya Jisung akan membeli susu kotak. Saat di jalan,  dirinya bertemu pria dewasa ini.

Saat menyadari  uangnya sudah tidak ada di saku celana, Jisung panik. Bahkan sempat ingin menangis, padahal dirinya sudah mengambil susu kotak dan harus membayar.

Beruntung ada pria dewasa tersebut yang bersedia membayar kannya, bahkan mengajaknya memakan roti untuk sarapan.

Seketika langkah Jisung terhenti.

"Ahjusshi—" Jisung berbalik menatap pria dewasa tersebut, matanya menjadi sayu, "Hoam~"

Jisung menguap dan matanya kembali mengerjap pelan, badannya sedikit terhuyung ke kanan dan kiri. Pria dewasa tersebut berjongkok menyamakan tinggi mereka.

"Ahjusshi, Jisung mengantuk."

'Bruk'

Pria tersebut membiarkan Jisung terjatuh di dekapannya, kepala mungilnya Ia letakan di bahu miliknya.

Tak banyak ekspresi yang Ia keluarkan.

Ia menggendongnya Jisung yang tertidur di bahunya, kemudian merogoh sakunya mengambil satu benda pipih.

Menekan ikon memanggil dan terhubung pada orang lain.

"Hallo, aku menemukan anak kecil lainnya."

To be continue...

Baby of baby | Jisung park Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang