Bab 7 : Preman tengil 2

9.2K 976 36
                                    

Happy reading
.
.
.
Don't forget to leave vote and comment
.
.

"Udah sejam gak bangun bangun." Pria dewasa dengan masker dan topi hitam sedang berjalan mondar mandir di sebuah gubuk kecil di pinggir jalan.

Jalanan yang cukup sepi, tidak akan di curigai siapapun. Gubuknya pun terlihat reyot dan tidak terlihat mengundang perhatian.

Beberapa menit kemudian suara mobil yang terdengar seperti sedang memarkir di depan gubuk tersebut.

Pria dewasa tersebut membuka kan pelan pintu reyot gubuk tersebut.

"Selamat datang tuan Johnny."

"Dimana anak yang kau temukan itu, Yuta?"

Yuta menunjukan tempat dimana dia membaringkan Jisung, diatas lantai terlihat sangat tak nyaman untuk ditiduri.

"Kenapa masih tertidur?"

Yuta mengangkat bahunya.

"Bukankah obat tidurnya harusnya tidak sampai sejam?"

Yuta mengangguk tengkuk yang tidak gatalnya,  "Ah mungkin diperjalanan nanti dia akan bangun. Siapa tahu dia memang mengantuk?"

Johnny mengangguk pelan, "Dia harus sehat sampai di chicago sana. Aku tak ingin memperkerjakan anak sakit, jika aku mendapatkan dia sedang sakit saat disana, kau tahu kan apa artinya Yuta?"

Yuta mengangguk, hatinya sedikit ragu. Pasalnya setelah tuannya berkata seperti itu Yuta menjadi ragu apakah anak yang Ia bawa sehat atau sedang sakit.

"Baiklah bantu aku bawa anak itu ke. Mobilku."

Yuta mengangguk dan mengangkat anak berusia 10 tahun tersebut dan menggendong nya.

Mereka akan bersiap meninggalkan tempat itu.

"Berhenti!!"

Yuta dan Johnny membeku ditempat.

"Jisung?!"

"Kembalikan adikku!!"

.
.
.
.

Jeno mendesah pelan, di taman juga tak menemukan adik bontotnya itu.

Perasaan panik dan khawatir menjadi satu. Ingin rasanya menangis kalau saja Jeno sedang tidak berada di tempat umum— uh tapi kalau menangis harga diri Jeno juga dipertaruhkan.

Pantang menyerah, Jeno masih terus mencari. Ia menajamkan pandangannya dan menganalisis sekitar dengan teliti.

Dan Gotcha! 

Tidak salah Jeno memanfaatkan penglihatan dari mata sipitnya. Sebenarnya tidak salah juga,  toko rotinya tidak terlalu jauh dari supermarket dan taman jadinya memang Jeno sudah terpikir akan menelusuri sekitaran sana.

Jeno menemukannya, sejenak Ia merasa lega namun saat sudah sadar bahwa sang adik tak sendiri segera Jeno melangkahkan kakinya.

Baby of baby | Jisung park Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang