"Hyung hyung!"
"Hyung!!!!"
"Hyu--mphh"
Diam sedetik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Argh Jiji! Jangan digigit ini tangan Hyung!"
Si kecil memegang mulutnya yang tadi didekap oleh salah satu Hyung yang menyebalkan bagi Jisung.
Tadinya Jisung disuruh tunggu dikamar Haechan, karena rumah lagi renovasi dan yang lain lagi sibuk sendiri. Padahal Jisung punya PR dari sekolah. Pas mau minta bantuan Haechan, Hyungnya yang satu itu sibuk sendiri sama ponselnya.
Jadilah Jisung teriak teriak terus manggil Hyungnya, sampai di dekap sendiri. Selain gak bisa bernafas itu loh,tangannya Haechan Hyung baunya Wangi banget-- untung Jisung gak pingsan.
"Hyung ih jorok! Lupa cuci tangan masih bauu ikann huweee....Jiji mau ke Jeno Hyung aja, Ecan Hyung jorok!"
"Eh eh--"
Jisung kecil berjalan sambil menghentak hentakan kakinya.
"HUWEE JENOO HYUNGG, JIJI MAU KELUAR DARI KAMAR ECAN HYUNG...."
Tidak tahu saja Haechan dibelakang menahan tawanya, lihat saja punggung mungil itu berdiri dibelakang pintu, sudah tahu rumah lagi renovasi ya gak bakalan kedengaran lah mau Jisung teriak sekencang apapun.
"Ji udah ih jangan ribut. Sini sini tadi mau minta bantuan apa...."
"Nda! Ecan Hyung jaat! Tadi Jiji dikacangin... Nda cukaaa!"
Hadu Haechan harus gimana kalau gini, Jisung itu kalau ngambek susah bujuknya.
"Mau ngerjain PR kan? Sini, nanti lama loh selesainya."
Jisung membalikan badannya menampilkan bibir kerucutnya pada Haechan. Duh Haechan kan gemes.
"Haechan Hyung pintar loh dikelas."
"Pintaran juga Renjun sama Jeno Hyung."
"Ih kamu yah, lagi sama Haechan Hyung juga kok malah Hyung yang lain disebut, ngambek nih."
"Ih kok malah ngambek, katanya tadi mau bantuin Jiji kerjain PR! Gimana tihhhh.... "
Haechan terkekeh pelan, "Iya iya ih, sini makanya."
Dengan terpaksa dan mau tidak mau Jisung melangkahkan kakinya yang terasa berat itu kembali ke dekat ranjang milik Haechan.
"Eit! Jangan sentuh sentuh Jiji. Bau ikan!"
Haechan merotasikan matanya, "Iya iya sebentar, Hyung cuci tangan dulu."
Dengan malas Haechan pergi ke kamar mandi miliknya, mencuci tangannya dengan perasan sabun cair berwarna kuning. Ini dijamin ampuh karena Jisung suka sekali dengan Wangi sabun cair berwarna kuning tersebut.
"Nih udah."
Jisung mengambil tangan Haechan yang sudah dilap bersih dan tersenyum cengir, "Wangii."
"Udah ya, kerjain PR sekarang."
"Yakin Hyung bisa?"
"Astaga Ji, Hyung udah 18 tahun. Kamu tuh baru kelas 4 SD."
"Terus? Hubungannya?"
"Eh jadi kerjain PR atau enggak? Nanya mulu nanti Hyung tutup lagi mulutnya mau?"
"Ih tuhkan Ecan Hyung gak iklas."
"Iya iya, gak jadi ditutup. Sini Hyung lihat."
Haechan mengambil buku milik Jisung, memperlihatkan lembaran berisi soal soal.
"Duh ini mah gampang. Ambil buku tulis kamu, Hyung kasi tau jawabannya."
"Ih kok dikasi tau?! Kenapa gak diajarin?"
"Ini mau gimana ngajarinnya Jiji, ini pelajaran Ips yang lebih menjurus ke arah sosiologi yang artinya mengenai kehidupan sosial orang orang."
Jisung menjeritkan keningnya, "K-kehidupan apa tadi?"
Sudah dipastikan Haechan tidak sefrekuensi dengan Jisung.
"Jiji, ini itu bisa dikerjain dengan analisis, bukan kayak matematika perlu pake cara."
"Ya ajarin Jiji analisis dong!"
Haechan menggelengkan kepalanya.
"Yaudah yaudah, nih soal nomor satu. Ketika dirumah kita harus mendengar nasehat?"
Semenit menunggu, Haechan masih diam memperhatikan. Padahal soalnya memiliki pilihan ganda kenapa susah sekali bagi Jisung menjawabnya. Tuh kan memang lebih baik kalau Haechan langsung kasi jawabannya aja.
Jisung padahal dari tadi memperhatikan soalnya dengan serius, tapi dari tadi belum ada satupun jawaban keluar dari mulutnya.
"Ji, dapat gak jawabannya?"
"Kok gak ada jawabannya sih Hyung?" Jisung mengeluarkan ekspresi bingung.
"Loh ada kok disitu jawabannya."
"Aduh gak ada!"
"Ada Ji, coba lihat dan baca."
"Jiji mau jawab Hyung. Tapi gak ada di pilihannya."
"H-hah maksudnya?"
Jisung mendengus pelan, "Tadi kan soalnya, ketika dirumah harus mendengarkan nasehat siapa, Jiji mau jawab nasehat Hyung tapi gak ada dipilihan jawabannya."
"L-loh kok jadi nasehat Hyung?"
"Kan Jiji dirumah di nasehatin Hyung mulu, gimana sih.... Katanya tadi disuruh analisis."
Haechan tertohok mendengar jawaban anak 10 tahun di depannya. Antara kagum, gemes dan kesal secara bersamaan.
Jadi harus Haechan apakan adiknya ini?
End Chap 1.
Lapak request ~
Btw aku bakal bikin next chap sesuai requestan yang ada nanti aku pilih, kalau gak ada requestan... Yaaa gak bikin hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of baby | Jisung park
Fiksi PenggemarEnd. Cerita pendek keseharian baby Jisung bersama ke-6 Hyungnya. ◇ One shoot, Two shoots, Three shoots tergantung cerita ◇ Pembaca dapat merekomendasikan jalan cerita. ◇ Konflik ringan sebagai selingan.