Bab 9 : Nyamuk penganggu

8.3K 887 71
                                    

'Syut syut'

"Jisung— uhuk! Uhuk!"

"Musnahkan seluruh nyamuk didunia ini!!  Hiyaaaaa!!!"

'Syut syut- syut syut'

Jisung berlari ke setiap sudut ruangan, menyemprotkan gas beracun — untuk nyamuk,  bak superhero dengan lincahnya dan gerakan supernya.

Hancur sudah malam minggu keluarga ditemani bau semprot nyamuk.

"Jisung!  Kalau gini bukan nyamuknya aja yang mati!  Hyung juga bisa mati." Chenle menutup hidungnya, tak main-main Jisung menyemprot setiap ruangannya 2 sampai 3 kali semprot.

Dan sepertinya yang dibilang Chenle bakalan kejadian kalau saja Renjun tidak menangkap Jisung yang masih sibuk menyemprotkan semprotan nyamuk.

"Kita ke kamar Hyung saja. Disini beracun." Renjun menggendong Jisung dan mendekapnya erat menahan sang adik kalau-kalau kabur untuk memulai aksinya lagi.

Tak lupa, semprotan nyamuk khusus dengan gambar Anna frozen itu disimpan terlebih dahulu oleh Renjun.

Itu memang semprot nyamuk khusus untuk si bungsu. Karena, memang nyamuk suka sekali hinggap padanya.

Berbagai cara dari memberi lotion, menggunakan tilam dan bahkan memakai baju panjang,  masih saja akan selalu ada bentolan kecil di tubuhnya,  entah apa yang dipikiran nyamuk saat menghisap darah dari tubuh si kecil — enak mungkin ya darahnya?  Atau nyamuknya naksir ama si bungsu? Dan yah, karena nyamuk-nyamuk tidak tahu diri itu, sering sekali membuat Jisung menangis di malam hari karena gatal yang mengerogoti tubuhnya.

Dan siapa lagi yang repot? Tentu sajaa para Hyungnya.

Oleh sebab itu, yang terampuh adalah mematikan sang nyamuk, dengan semprot nyamuk. Sejak mendapat semprot nyamuk dengan gambar Anna ,Jisung terus membawa semprot nyamuk tersebut kemanapun , bahkan saat pergi sekolah, Hyungnya sampai harus menyembunyikan semprot nyamuk tersebut terlebih dahulu.

Memang ada-ada saja.

"Hyung~~" Sembari berjalan ke kamar Renjun, Jisung melingkarkan tangannya pada leher sang kakak, bergelanjut manja pada dada Renjun,  "Nyamuknya gigit Jisung.... Marahin.... "

Renjun menghela nafas.

Kasihan sebenarnya. Karena dirumah ini, tak ada satupun yang bermusuhan dengan nyamuk kecuali si kecil. Tubuhnya selalu dipenuhi bentolan kecil, sudah pasti gatal.

"Iya, dikamar Hyung tidak ada nyamuk kok."

Yang lainnya mengikuti Renjun sampai ke kamarnya, kamar Renjun cukup luas untung menampung anggota keluarga yang sedang menikmati waktu keluarga dimalam minggu seperti ini.

Yaps, rutinitas keluarga. Dikamar Renjun pun tersedia berbagai snack untuk dimakan saat sedang menonton sesuatu.

Renjun menyiapkan laptopnya dan menaruh Jisung diatas kasur, untuk Jisung, ia akan diberikan tontonan seumurannya. Ditemani Chenle kadang, tapi anak itu lebih memilih bermain game dengan ponsel.

Sedangkan yang lain— menonton yang bisa remaja tonton tentunya.

"Hyung.... "

"Yaa?"

"Kenapa nyamuk tidak sepertu lalat yang menyukai sampah?  Kalau begitu kan enak jadinya tidak perlu merasakan gatal-gatal lagi karena digigit nyamuk."

Renjun menggeleng pelan, dirinya harus dihadapi lagi dengan pertanyaan anak kecil.

"Hyung juga tidak tahu, kan Tuhan yang ciptakan nyamuknya."

"Kenapa Tuhan menciptakan nyamuk? Kan nyamuk jahat, suka sedot darah manusia, nanti kalah darah manusia habis gimana?"

"Mana Hyung tau Ji, Hyung kan bukan Tuhan.... " Renjun mencoba menjawab Jisung walaupun jawabannya tidak memuaskan tentunya.

"Hyung...., gatal..... " Jisung membalikan badannya dan berbaring miring, menunjukan punggungnya yang penuh dengan betolan kecil.

Haduh, bisa-bisa nya nyamuknya hingga sampai ke situ.  Ini nyamuknya benar-benar sudah kecanduan darah adiknya apa gimana?! 

Renjun mengambil bedak anak dan dioles pelan ke punggung  sang adik, berharap dapat mengurangi sedikit rasa gatalnya. Kemudian Renjun ikuf membaringkan tubuhnya sambil mengusap pelan punggung yang penuh bentolan kecil tersebut.

Entah karena lelah atau karena usapan nyaman Renjun, Jisung langsung tertidur dengan dengkuran halus yang terus keluar dari mulutnya.

Renjun menggeleng pelan, dirasa sudah cukup ia menurunkan kembali baju sang adik dan menarik selimut untuk dipakaikan ke Jisung hingga leher.

Mungkin karena lelah bertarung dengan nyamuk dan berakting menjadi superhero semprot, makanya Jisung cepat tertidur seperti sekarang.

Karena ini adalah malam minggu,  mereka diperbolehkan sedikit tidur lebih lambat dan tentu saja tak ada yang menyia-nyiakan kesempatan tersebut, termasuk Jisung. Tapi kali ini sepertinya superhero kecil tersebut sudah terlelap dalam tidurnya.

"Kasihan sekali adik Hyung jadi sasaran nyamuk." Renjun terkekeh kecil sambil mengusap kepala Jisung.

Namun perhatiannya tertuju pada satu titik hitam kecil....

Terbang...

Kesana kemari di depan Renjun...

Renjun mengikuti arah terbangnya dan benar saja ,titik hitam tersebut hinggap pada pipi gembul adiknya.

Lagi-lagi, si nyamuk menyebalkan memang tidak pernah puas.

Renjun dibuat geram kemudian perlahan mendekatkan tangannya, berharap sang nyamuk tidak menyadari kedatangan tangannya yang siap membunuhnya.

"Jangan lagi ganggu adikku...." ucao Renjun horror sambil mengambil ancang ancang.

Sedikit lagi.

Sedikit lagi.

Dan.....

'Plak'

Senyum Renjun merekah mendapatu nyamuk tangkapannya mati tak berdaya ditangannya.

Awalnya Renjun bangga ,tapi kebanggaannya tak bertahan lama saat mendengar si kecil mulai menangis kencang.

"Hueeee!!! RENJUN HYUNG MENAMPARKU!!!"

"RENJUN?"

Haduh....

Salah nyamuk sih....

•••••

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baby of baby | Jisung park Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang