23

4.6K 301 5
                                    

Rama pulang dengan wajah dongkol. Tadinya mau mengajak Sinta jalan-jalan malah bertemu Mona. Teman masa kecil Rama dulu. Lalu terjebak emosi karena melihat kelakuan Sinta yang main gendong-gendongan bersama cowok lain.

Rama mengernyit kala memasuki villa yang mendadak sepi, kemana semua orang?

Belum sampai pertanyaan Rama terjawab, bogem mentah lebih dulu mendarat dipelipisnya.

"lo gila?!" teriak Rama.

"lo yang gila! Dasar bangsat!" sentak Damar balik hendak memukul Rama lagi tapi dicegah Gavin.

"weit santai bro kita tanya dulu baik-baik," ujar Gavin.

"gimana bisa ngomong baik-baik sama cowok goblok kaya dia?!" Damar menggebu belum puas menonjok Rama.

"tenang dulu Dam, hiss ngeyel banget sih,"

Damar akhirnya mulai lebih tenang, meskipun tatapannya setajam silet yang dihunuskan pada Rama.

"lo darimana aja Ram?" tanya Gavin.

"nyari angin seger, kenapa emang?" tanya Rama masih memijat kepalanya yang pening.

"nyari angin seger apa cewek seger?" sindir Damar sinis.

"apa maksud lo? Gue cuma ketemu sama Mona, temen gue waktu kecil dulu," ujar Rama santai.

"Sinta masuk rumah sakit," ujar Gavin tenang.

"APA?!" Rama membelalak terkejut.

"kepalanya bocor karena jatuh, gue sama Chelsie nemuin dia pingsan dijalan," ujar Gavin lagi.

"tapi tad-"

"om Bara sama tante Bella kecewa sama lo, dan jangan tanyain gimana marahnya papi sama mami lo karena lalai jagain calon mantu mereka dan malah mesra-mesraan sama cewek lain dipinggir sawah, Chelsie liat dan telpon gue,"

Rama pucat pasi, apa yang dilakukannya tadi?

Rama segera membuka ponselnya, sepuluh panggilan tak terjawab dari Sinta. Dua panggilan tak terjawab dari Chelsie. Satu panggilan tak terjawab dari Gavin. Lalu masuk pesan dari maminya.

Mami

Jangan berani panggil saya mami kalau sampai calon mantu saya kenapa-kenapa!

"anter gue kesana Vin," ujar Rama linglung.

"kata Risa Sinta udah sadar, dia nggak mau ketemu sama lo," kini giliran Damar yang bersuara.

"Sinta udah nantiin liburan ini dari lama, tapi lo hancurin kaya gini," ujar Gavin.

"kalo nggak bisa bahagiain dia ya setidaknya jangan lo sakitin!" Damar kepalang emosi. Menatap wajah Rama saja membuatnya muak.

"gue nggak sepenuhnya salah, Sinta sendiri malah lebih parah, dia main gendong-gendongan sama cowok lain," ujar Rama dingin. Kembali mengingat kejadian tadi.

"lo nggak samperin mereka?" tanya Gavin.

Rama menggeleng, "gue liatin dari jauh,"

"goblok," umpat Gavin.

"heran gue, kok bisa ya punya sahabat goblok kaya lo," lagi Gavin dongkol dengan Rama yang sebenarnya otaknya dibawah standarisasi otak manusia.

"salah gue dimana?" tanya Rama kosong.

"ma—" belum selesai Gavin menjawab dering telpon menyela ucapannya. Tertera nama Sie<3 dilayar.

"hallo Sie,"

Mantan Gak Ada AkhlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang