8

6.7K 601 17
                                    

Suara dentuman musik dj memenuhi ruangan. Orang-orang berlenggak-lenggok menari mengikuti ritme musik.

Berbeda dengan laki-laki yang sejak tadi tidak berhenti menenggak minumannya.

"udah ogeb!" sentak Gavin geram. Ya laki-laki yang tengah kobam itu adalah Rama.

Rama tidak menghiraukan, kepalanya hanya berisi tentang Sinta Sinta dan Sinta. Rama merutuki kebodohannya yang tidak tahu sikon. Rama juga masih bingung bagaimana ia bisa lepas kendali dan mengatakan hal sejahat itu pada Sinta.

"heh udah dibilangin! Kaya yang lo kuat aja dah! Stress boleh bego jangan!" memang seperti ini. Siapa yang patah hati siapa juga yang repot.

"lo nggak akan pernah ngerasain Vin! Mulut gue kenapasih?!" lagi-lagi Rama menenggak minuman haram itu.

"makanya besok-besok dipasangin filter!" kesal Gavin.

"udah dibilangin jangan minum lagi, ntar lo koid Sinta direbut noh sama cowok lain terus lo jadi hantu jones!"

Rama seketika bangun, menatap tajam Gavin yang juga tengah menatap Rama tak kalah tajam.

"apa liat-liat?!" tantang Gavin.

"anterin gue ke rumah Sinta," ujar Rama lesu.

"mau ngapain? Ngerepotin Sinta?" tanya Gavin menusuk.

"gue nggak ngerepotin!" sentak Rama. Gavin hanya menatap datar sahabatnya yang tengah menggila itu.

Percuma saja berbicara dengan orang yang sedang mabuk berat. Buang-buang tenaga.

"yaudah ayok gue anter, bangun lo,"

Rama berjalan sempoyongan dibantu Gavin.

"Sinta gue sayang sama lo,"

"Vin, dia bakal maafin gue kan?"

"kalau Sinta dapet cowok baru gimana?"

"dia udah lupain Damar kan?"

"apa gue cuma pelampiasan dia doang ya?"

Gavin menatap jengah Rama yang sejak tadi tak henti-hentinya mengoceh tidak jelas. Sekarang Gavin tahu kenapa Sinta sampai sekarang belum menerima Rama kembali. Sifat egois dan overthingking Ramalah penyebabnya. Ah jangan lupakan mulut Rama yang selicin pantat bayi pasti sering menyakiti hati perempuan itu.

"huwaaa nggak mau pokoknya Sinta harus berakhir sama Rama!" teriak Rama sambil menjambak rambutnya frustasi.

Gavin hanya melirik malas lalu menghentikan mobilnya didepan Alfamart 24 jam.

"udah sampe? Mana Sinta?" Gavin mengabaikan pertanyaan Rama dan memilih turun terlebih dahulu.

Tidak lama Gavin kembali dengan seplastik seblak. Canda seblak wkwk.

Gavin kembali dengan seplastik jeruk.
"lo bohongin gue ya?!"

Lagi-lagi Gavin mengabaikan Rama. Rama yang tidak ditanggapi mencebikkan bibirnya kesal.

"anterin ke rumah Sinta pokoknya, maunya pulang kesana, ayok Vin anterin gue ke rumah Sinta," rengek Rama membuat Gavin mendelik. Tidak pernah Gavin mendapati sikap putus asanya Rama. Dulu saat Rama putus dengan Sinta, Gavin tidak ada disini. Gavin saat itu tengah pulang kampung untuk mengurus operasi neneknya.

Jadi ini adalah kali pertama Gavin menghadapi tingkah Rama yang lain dari biasanya.

"ya Allah tenggelemin orang ke rawa-rawa dosa nggak sih?" ratap Gavin miris.

***

Sudah hampir jam 12 malam. Tapi mata Sinta tak juga terpejam. Mau menggarap tugas kampus tapi mager. Sinta hanya sibuk berguling kekanan, kekiri, tengkurap, bahkan sampai jumpalitan tapi tak juga lelah.

Mantan Gak Ada AkhlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang