6

7.6K 668 30
                                    

Pagi ini ada yang berbeda, Sinta duduk diboncengan Rama tanpa pemaksaan seperti sebelum-sebelumnya. Sinta juga terus memamerkan senyumnya yang menandakan ia sedang bahagia.

"kamu nggak kesambet penunggu pohon mangganya mami didepan kemarin kan Sin?" tanya Rama was-was.

Bukannya marah, Sinta malah semakin melebarkan senyumnya sampai membuat Rama takut.

"nanti Arvin dateng ke kampus," cerita Sinta. Rama yang mendengar nama Arvin, ditelinganya mendadak mengepulkan asap.

"ngapain?" tanya Rama dengan raut yang tidak enak dipandang. Karena menurut Sinta enaknya ditendang.

"ngunjungin aku dong," entah kenapa perasaan Rama tidak enak.

"bulan lalu udah kan?" tanya Rama, mengingat pertemuannya dengan Arvin untuk pertama kalinya.

"udah jangan banyak tanya, kuy berangkat," Rama mengangguk dan mulai menjalankan motornya.

***

Aish! Sudah Rama duga akan seperti apa nasibnya hari ini. Karena kedatangan Arvin itu membuat seluruh atensi Sinta teralih pada Arvin.

"kemaren aja udah gue anggep lampu ijo, eh sekarang malah dia selingkuh," gerutu Rama lagi. Entah untuk yang kesekian kalinya.

Gavin sedari tadi hanya diam sambil menikmati cemilannya. Lumayankan dapat tontonan gratis dipagi hari. Jarang-jarang Rama cosplay menjadi cowok sensitif.

"ck lo nggak nanyain siapa Arvin ke Sinta?" tanya Gavin.

"gue udah rencana mau tanya ke Sinta tapi lupa, lagian curut lo itu cuma dateng hari itu aja kok. Gue kirain cuma orang suruhan Sinta buat manas-manasin gue," cemberut Rama.

"anjir pd banget lo!" gelak tawa keluar dari mulut Gavin yang langsung mendapat tampolan dari Rama.

"aduh sakit bego!" pekik Gavin.

"rasain tuh," sinis Rama.

"kejam banget lo kek bapak tiri,"

"eh eh tuh cowok kek gue pernah liat deh," ujar Rama meneliti.

"mana?" tanya Gavin.

"itu tuh yang duduk dibelakang Sinta," tunjuk Rama.

"oh Damar,"

Deg

Mendengar nama Damar membuat Rama kembali mengingat mendiang kakaknya.

"pindahan dari Aussie dia," lanjut Gavin.

"cewek yang duduk didepannya itu siapa?" tanya Rama.

"oh dia, itu Celsie kayaknya tuh cewek adiknya Damar deh," ujar Gavin.

"tapi keliatannya nggak gitu,"

"mana mungkin Damar suka sama cewek yang gayanya nggak jelas gitu. Dia mau kuliah apa konser sih?" ejek Gavin.

"jangan gitu, penampilan kok dihina, ntar kalau berubah gimana?"

"gue lamar ditengah-tengah lapangan kampus," ujar Gavin sembrono.

"inget Vin, itu nazar loh," ujar Rama tertawa sinis.

"astaghfirullah nggak ya Allah," ucap Gavin gelagapan.

"nggak ada ralat-ralatan dalam janji Vin," ujar Rama santai. Gavin misuh-misuh tidak jelas sambil merapalkan doa agar cewek rock itu tidak merubah penampilannya.

Rama berdiri, "mau kemana Ram?" tanya Gavin.

"nyamperin calon istri," ujar Rama lalu melenggang menuju meja yang ditempati gadisnya. Sintanya. Miliknya. Tidak boleh ada siapapun yang menyentuh calon ibu dari anak-anaknya.

Mantan Gak Ada AkhlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang