First Impression

47 6 1
                                    

Note : huruf miring dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Dan dalam cerita ini dikhususkan jika terdapat beberapa dialog bertulis miring, dimaksudkan bahwa percakapan itu sebenarnya diucapkan dalam bahasa asing (bahasa Inggris).

.

.

Jooyeon tidak menyukai wanita itu. Penampilannya serba mencolok dan mengundang perhatian. Ia duduk sendirian setelah kejadian tadi. Duduk dengan mata lurus kedepan seolah-olah menangkap sesuatu yang tak ingin dilepas.

"Hei.. apa yang kau lihat?"

"Tidak ada."

Hingga seorang pria datang menghampiri wanita mencolok itu yang kemudian malah bereaksi aneh. Jooyeon masih memperhatikannya, seakan-akan menantikan sesuatu yang akan terjadi sebentar lagi. Namun sayangnya, teman jalannya sudah terburu-buru mengajaknya untuk pindah ke lain tempat.

"kenapa dia tidak melihatnya?"

"Apa? Apa yang kau bicarakan? Jangan bicara macam-macam, atau energi positifmu akan terbuang sia-sia."

"Tidak, aku hanya, dia, wanita itu. Aku pikir—"

"Astaga, bisakah kau sedikit fokus hari ini? KIta masih ada jadwal syuting, Mengisi acara di stasiun televisi, latihan koreografi album baru, bicara soal comeback dan banyak lagi. Astaga! aku bahkan sudah pusing hanya dengan memikirkannya."

"Haha! kalau begitu tidak usah dipikirkan."

"Holly shit! Apa ada orang yang lebih menyebalkan darimu? Kalau ada, sudah kubakar dia hidup-hidup agar tidak menyusahkan orang tuanya."

Tawa Jooyeon semakin kencang. Rasanya bahagia sekali meledek sahabat satu grupnya itu. Padahal dirinya yang seharusnya lebih pusing memikirkan semua keperluan grupnya, berhubung ia memang leader. Berbicara soal comeback, tahun ini grupnya memang kembali berkumpul setelah sekian lama anggotanya terpencar-pencar. Ada yang mengikuti wajib militer, menjadi brand ambassador merk ini itu, dan mengisi variety show. Jujur rasanya membahagiakan bisa kembali saling bertukar sapa, cerita, dan pemikiran secara langsung.

Entahlah. Jooyeon sendiri tidak tahu mengapa sepertinya dunianya begitu kecil. Terpatok hanya pada member grup satu agensinya, keluarganya, dan para fansnya, mungkin.

"Ngomong-ngomong .. kamu serius ingin membicarakan hal itu? Maksudku diacara malam ini. Kamu tidak ingat karena kita salah bicara waktu dulu, kita sampai diteror oleh para sasaeng. Hah! Aku bisa gila mengingat kejadian itu. Bagaimana tidak?! Bayangkan saja! Hanya karena kita bicara soal tipe wanita ideal kita, para sasaeng menjadi tidak waras dan hampir setiap hari mengirimi barang-barang aneh dan menjijikan itu." Jay menampilkan ekspresi geli membayangkan benda-benda apa saja yang pernah menghantui hari-harinya.

Jooyeon terus terkekeh sepanjang perjalanan. Mendengarkan cerita Jay yang memang sebenarnya mengasyikkan untuk mengisi kekosongan waktu mereka menuju tempat tujuan.

Jujur saja ia masih belum bisa mengalihkan pikirannya dari wanita tadi. Meski memang wajahnya terlampau biasa saja dari wanita Korea kebanyakan, tapi entah bagaimana rasanya ada sesuatu yang membuatnya tak ingin berpaling. Apalagi saat kedua telapak tangan itu menyentuh wajahnya tak sengaja, bagai aliran arus listrik yang seketika menggetarkan degup jantungnya.

Ia menolak terpesona.

To Be Continue..

AyyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang