🎵 SHINee - Farewell My Love🎵
Cast : Lee Taemin
Genre : Sad Romance
✹✹✹
Ketika bunga sakura bermekaran, saat itulah pertama kali aku melihatmu.
Kau berdiri sambil tersenyum ke arah pohon sakura di belakang sekolah. Sementara aku hanya menatapmu dari kejauhan.
Saat itu kupikir kau ada adalah gadis tercantik yang pernah kulihat. Pipi yang merona senada dengan warna bunya sakura, tubuh semampai bak model yang sering kulihat di televisi serta rambut panjang dan indah yang membuatku ingin mengelusnya.
Kaulah yang membuatku percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada.
Karenamu aku belajar bagaimana cara mencintai dalam diam. Karena ya, dulu aku sangat pengecut untuk sekadar berkenalan denganmu.
Aku tahu namamu, aku tahu tanggal lahirmu, aku tahu tempat tinggalmu dan aku bahkan menghapal semua teman-temanmu.
Choi Sulli. Begitulah orang-orang memanggilmu. Terkadang aku ingin seperti mereka yang bisa bebas memanggil namamu, tapi lagi-lagi aku tidak punya cukup keberanian. Yang bisa kulakukan hanya menyebut namamu dalam doa-doaku. Berharap suatu hari Tuhan akan membuat kita saling mengenal satu sama lain.
Kata Kai sahabatku, kau itu gadis yang baik dan aku setuju dengannya. Kau adalah gadis periang yang menebar banyak cinta. Kau membuat orang-orang ingin dekat dan mengenalmu lebih jauh.
Kau bagaikan magnet yang membuatku tidak bisa berpaling barang sedetikpun darimu.
Aku tidak bermaksud melebih-lebihkan. Faktanya memang demikian. Ketika suatu hari kau mengajakku bicara, jantungku berdebar tak karuan.
Padahal saat itu kau hanya mengeluh padaku yang kebetulan berbaris di sebelahmu.
Katamu kepala sekolah itu sangat membosankan. Dia hanya senang berbicara di depan umum sambil menyombongkan diri. Mendoktrin para murid agar seperti dirinya, padahal tak satu pun dari mereka yang bercita-cita menjadi kepala sekolah tua bangka yang menyebalkan, yang bisa dengan mudah disuap oleh segepok uang dari para petinggi sekolah agar anak-anak mereka mendapat peringkat yang bagus.
Kau bilang kau muak dengannya. Setelah mengeluh panjang lebar kau minta maaf padaku. Mungkin kau tidak enak karena waktu itu aku tidak memberikan respon seperti yang kau mau.
Aku hanya diam mendengarkan tanpa mengucapkan sepatah katapun bahkan setelah kau meminta maaf.
Dan setelah kuingat-ingat lagi, itu menjadi percakapan pertama dan terakhirku bersamamu.
Berminggu-minggu setelahnya aku menemukanmu gantung diri di ruang kelas.
Saat itu semua orang sangat terkejut, begitu pula denganku yang menjadi orang pertama yang menemukanmu atau lebih tepatnya menemukan jasadmu.
Sepucuk surat tergeletak di lantai berlumuran darah yang kuyakin berasal dari pergelangan tanganmu yang kau iris sebelum kau gantung diri.
Aku masih ingat wajah pucatmu yang sudah tak bernyawa. Rona sakura yang biasa menghiasi kedua pipimu sudah tak terlihat lagi.
Aku tidak habis pikir kenapa kau memilih untuk bunuh diri dengan cara mengerikan. Kupikir kau adalah orang yang paling bahagia. Kupikir kau tidak punya beban hidup seperti kebanyakan orang-orang, tapi ternyata aku salah.
Dari yang kudengar, isi suratmu tak jauh tentang betapa tertekannya dirimu selama ini. Tentangmu yang selalu berusaha menyenangkan orang lain dan menyembunyikan lukamu agar kau tetap terlihat bahagia.
Dan sekarang aku percaya bahwa orang yang terlihat paling ceria adalah orang yang paling tersakiti.
Kau pergi menoreh luka pada semua orang yang mengenalmu. Kau pergi meninggalkanku dengan cinta yang belum sempat kuungkapkan.
Sejak saat itu aku memutuskan untuk pindah sekolah. Aku tidak sanggup bertahan di sana dengan bayang-bayangmu yang tidak bisa lepas dari benakku.
Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya kau masih melekat dalam ingatanku. Terlebih saat musim semi yang merupakan cerminan dari dirimu.
Ketika bunga sakura mekar, aku selalu teringat padamu. Pada rona pipimu juga senyum manis yang seakan tak pernah lepas dari wajah cantikmu.
Sekarang sudah sepuluh tahun lamanya kau pergi dari dunia ini dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri untuk mengunjungimu.
Bermodal sekeranjang kelopak bunga sakura dan sepucuk surat cinta yang pernah kutulis saat aku masih duduk di bangku sekolah, aku pergi menaiki kereta menuju tempatmu.
Di sana kulihat namamu terukir pada batu nisan yang tertancap pada gundukan tanah yang menjadi tempat peristirahatan terakhirmu.
Air mataku menetes tanpa seijinku. Ada rasa yang masih tertinggal dalam lubuk hati terdalam dan hari ini aku berniat untuk mengungkapkannya.
Kutaburkan segenggam demi segenggam kelopak bunga sakura pada gundukan tanah itu. Kuelus nisanmu dan kupanjatkan doa semoga kau selalu bahagia di tempatmu yang sekarang.
Walau dunia mungkin sudah lupa denganmu, tapi aku tidak akan pernah melupakanmu.
Meski demikian aku harus tetap hidup dan melangkah ke depan tanpa bayangmu di sisiku.
Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Akan selalu ada tempat untukmu di hatiku.
- FIN -