4. Kesal

3.7K 302 2
                                    

Maaf, maaf, maaf🙏🏻

Aku Update nya kelamaan.

Semoga aja masih ada yang mau baca, ya

Happy Reading!!!

*****

Meskipun sedang tidak enak hati kepada Mas Reyhan karena sempat menuduhnya yang tidak-tidak, aku tetap memberanikan diri datang ke kontrakannya untuk meminta maaf sambil membawakan satu mangkok sup ayam. Nggak mungkin kan aku datang dengan tangan kosong setelah kejadian itu?

Bahkan aku sampai rela bangun pagi-pagi untuk pergi kepasar, membeli bahan-bahan mentahnya. Padahal hari ini hari senin loh, hari sakral. Hari dimana aku harus memulai hari dengan bekerja. Tapi karena mengingat kesalahanku kapada Mas Reyhan, dan membuatku jadi tidak tenang apalagi kami tetangga-an, aku menyempatkan diri untuk kepasar dan memasak.

Jadi, di sinilah aku sekarang, berdiri di depan pintu kontrakan Mas Reyhan dengan keberanian mencapai lima puluh persen, dengan pakaian kerja yang sudah melekat di tubuhku. Walaupun sebenarnya kaki aku udah gemeteran banget. Kuah di dalam mangkuk aja sampai terombang-ambing kayak ombak. Padahal posisiku tuh diem aja, nggak bergerak. Masih berdiri kaku di depan pintu kontrakan Mas Reyhan tanpa berani mengetuk.

Aku masih berusaha menetralkan detak jantungku yang berdetak dengan sangat cepat. Aku menarik nafas panjang lalu mengepalkan tanganku sambil menggumamkan kata 'fighting' dengan pelan.

Aku mengangkat tanganku, mengetuk pintu kayu berwarna coklat itu. Tapi belum sempat aku mengetuk, pintunya lebih dulu terbuka. Menampakan sesosok manusia berjenis kelamin laki-laki yang hanya memakai kaos putih lengan pendek dan celana selutut, sangat santai. Berbanding terbalik dengan diriku yang sudah sangat rapi. Di tangannya terdapat tas besar berwarna hitam.

Aku jadi bertanya-tanya, apa ya kira-kira isi tas yang di pegang Mas Reyhan? Bukan bagian-bagian dari tubuh manusia kan kayak di novel-novel thriller gitu? Yang laki-lakinya bawa tas besar kemana-mana, dan ternyata isinya itu kaki sama tangan manusia yang udah di potong dan di awetkan. Iiih serem.

Mata tajam itu menatapku dari atas sampai bawah dengan alis terangkat sebelah. Aku menggigit bibir bagian dalam ku saat merasakan detak jantungku yang berdetak makin keras. Mas Reyhan udah kayak Psikopat aja kalau kayak gitu.

"Kenapa?"

Astagfirullah!

Ingin rasanya aku mengusap dadaku sambil melafalkan ayat Al-Qur'an sekarang. Suaranya itu loh, sereeem, dalam dan serak membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri. Bulu kudukku saja sampai meremang di buatnya.

Udah kayak ketemu psikopat beneran aja. Walaupun aku belum pernah ketemu sih.

Aku berdeham canggung saat sadar Mas Reyhan menatapku terus-menerus, menunggu jawaban. Aku mengangkat tanganku, menyodorkan semangkuk sup ayam kepadanya.

"Ini Mas, aku....tadi bikin sup tapi kebanyakan. Jadi ini aku kasih buat Mas Reyhan aja."

Pinter banget lo Key bikin alasan.

Mas Reyhan mengambil mangkuk sup dari tanganku tanpa berkata apa-apa, hanya menatapku sekilas lalu berbalik masuk kembali kedalam rumah. Aku menatapnya cengo.

Mas ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang