8. Ngomong apa sih?

3K 286 9
                                    

Hai Epribadeh!

Kalian lagi nungguin aku, ya😎

Lama banget ya updatenya? Hehehe

Happy Reading!

🏠🏠🏠🏠🏠

Aku menggigit kuku ku dengan kesal. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi yang ku tunggu-tunggu juga tidak datang-datang.

Dengan emosi yang hampir mencapai ubun-ubun, aku mengambil Ponselku dan menelfonnya. Tapi hanya suara Operator yang terdengar.

"Sialan tuh, anak badak! Bisa-bisanya dia nyuruh gue nunggu sampe jam segini."

Kembali aku membuka log panggilan dan menelfonnya, tapi tetap suara Operator yang menyahut. Aku memasukkan kembali Ponselku ke dalam tas, melirik kiri-kanan. Siapa tau dia sudah datang. Kesal tidak mendapatkan kehadirannya, aku nekat pergi dari tempat janjianku dengannya dan melangkah pulang ke kontrakanku.

Sambil berjalan ke kontrakan yang jaraknya tidak terlalu jauh, aku merutuki orang yang sudah seenaknya membuatku menunggu lama itu.

"Awas aja tuh, Mbak Petu besok di kantor. Gue diemin dia dua detik, baru tau rasa dia. Enak aja bikin Princess nya Shawn Mendes nungguin dia sampai tiga jam."

Oh iya, Mbak Petu itu singkatan dari Perawan Tua. Ketebak dong siapa di sini yang perawan tua? Ye kan?

Mbak Siti!

Aku tuh udah nunggu Mbak Siti dari jam dua tadi. Janjiannya di taman dekat Kontrakanku. Katanya mau traktir makan karena dia kemaren ulang tahun, dan cuma aku yang belum dia traktir. Soalnya kemaren kan aku masih di Bali. Baru pagi tadi sampainya. Yang seharusnya aku lagi istirahat karena baru sampai, eh malah di suruh sama Mbak Siti buat ke taman dekat Kontrakanku. Nanti bakal dia jemput katanya. Tapi sampai jam lima pun dia nggak dateng-dateng. Udah gitu Ponselnya nggak aktif lagi. Kan Princes jadi kesel.

Nyesel banget aku tuh mau nungguin dia cuma karena denger kata traktir. Dasar ya nih perut, murahan banget. Iya kalau yang janji datang, eh ini malah ingkar janji. Traktiran nggak dapet, istirahat pun nggak. Capek deh.

Setelah sampai di kontrakan, bukannya langsung masuk aku malah ngelirik tetangga sebelah yang kayaknya lagi kedatangan tamu. Soalnya ada sekitaran dua mobil gitu yang parkir di depan. Suara orang yang berbincang-bincang juga bisa kedengaran dari tempatku berdiri sekarang.

Jiwa-jiwa kepo aku langsung keluar nih. Penasaran banget siapa yang datang.

Kan tumben tuh ada tamu di tempat dia. Biasanya kan sepi aja gitu, kayak kuburan.

Apa jangan-jangan itu keluarganya ya yang minta oleh-oleh sama dia. Eh? tapi nggak deh, seharusnya mereka mintanya kemaren. Mas Reyhan kan duluan pulang dari pada aku. Katanya sih ada urusan waktu dia pamit.

Cie...elah pake pamit segala tuh om-om.

Untung aku nggak baper waktu dia pamit. Aku tuh nggak mau salah paham lagi sama dia. Inget kan kejadian yang lalu itu? Di kirain mau muji. Eh ternyata oh ternyata...zonk. Kurang ajar tuh si Mas Reyhan.

Aku langsung pura-pura mengeluarkan kunci kontrakan yang sebenarnya udah ada di tanganku dari tadi, saat melihat orang-orang yang bertamu plus Mas Reyhannya keluar. Malu dong kalau ketahuan kepo. Setelah mendapatkan kunci yang 'pura-pura' ku cari itu, aku membuka pintu kontrakan. Namun, belum sempat aku masuk aku mendengar suara bariton Mas Reyhan memanggilku dengan nada datar. Dataaar banget. Kayak suara Mbak Petu lagi nyanyi. Persis tuh.

Tuh kan jadi ngehina Mbak Siti. Masih kesel soalnya guys. Maafken ya Mbak Petu, eh Mbak Siti maksudnya, hehehe.

Ok, Back to the Topic!

Mas ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang