"Mau kamana atuh neng geulis siang-siang begini?"
Jihan yang baru membuka pagar hampir loncat di tempat gara-gara tukang potong rumput kompleks tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Mau ke temen." Jawabnya yang gak ada senyum dan gak ada ketawa biar dikit. Jihan gasuka basa-basi, menurutnya kemana pun dia pergi itu gak ada urusannya sama sekali dengan bapak-bapak ini.
Beda sama Elena yang malah diajak gosip sampe maghrib di teras kosan.
Lagian cewek itu juga ga kenal.
"Sendirian neng?"
Jihan yang mau hidupin motornya mendengus. "Mau gue send-"
"Kumaha damang? Bae-bae wae?" Ucapan gadis itu terpotong kala Malik berjalan mendekat. "Jangan ajakin nengnya ngomong dulu atuh mang, baru abis cabut gigi."
Untung aja ada Malik, kalau gak udah disemprot Jihan tuh tukang rumput.
"Alhamdulillah bae. Ohh yaudah mangga atuh neng."
Jihan menghela nafas.
Untung tua lo.
Saat cewek itu udah nyalain mesin motornya, tukang rumput itu bersuara.
"Lamun hirup ulah lempeng-lempeng teuing neng, meni jiga jidar."
Malik melotot, ni orang tua udah dihalangin biar ga jadi berantem malah menjadi-jadi. Untung Jihani ga ngerti.
Melihat reaksi Malik, Jihan tau artinya ga baik buat dia. Sabodo, cewek itu gas in motornya tanpa pamit ataupun klakson.
"Balik jangan kesorean!"
Setelah Jihan keluar halaman kosan, Malik menatap bapak itu yang lagi senyum-senyum. "Tong diajak ngomong atuh mang dia nya, gabisa diajak hereuy euy. Galak pisan."
🍓🚬
"CALL ME WHEN YOU WAN'T, CALL ME WHEN YOU NEED. CALL ME-"
"Brisik!"
Bara yang lagi mau joget berhenti, dia lemparin tas berisi angin itu di kursi terus lompat duduk di sebelah Lisa.
"Kok lo udah balik? Jeka mana?"
Lisa yang lagi nyemil stroberi sambil scroll tiktok ga nyaut.
Kesal gak direspon, dia menepuk jidat jenong cewek itu dengan telapak tangannya sampai bunyi. "Orang ganteng kalau nanya itu jawab."
"Ck bawel lo ah! Ga liat gue lagi makan?!" Lisa pelototin Bara dengan muka sepet, dia paling benci kalau ada yang pegang-pegang jidatnya sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAW WITH CIGS I 97 I
Teen FictionAmoris Plena Kosan elit yang dihuni oleh empat belas mahasiswa yang niat dan ganiatnya menjalani kuliah.