Diantara 7 penghuni cowok Amoris Plena, semuanya paling gak bisa nolak apa yang Jisya Paramita bilang.
Ga percaya?
"Jis, karangnya mesti gue kikis juga?"
Tanya aja Bara.
"Iyaaaaa."
Dan always setiap yang kerja, Bara yang mukanya paling sepet dan paling banyak ngeluh dari yang lain.
"Kerja lembur bagai quda.."
Yang lagi sibuk ngikis karang menatap sinis yang baru masuk halaman belakang, terus duduk manis di gazebo sambil masang wajah ngeledek.
"Ampas." Decih Bara.
Dihalaman belakang ada Ezra yang bagian ngelap, Bara yang bagian ngikis karang bumbu, Jeffry bagian cuci besi bakarannya dan Dika yang ngeselin duduk manis di gazebo.
Kenapa dia ga ikutan? Doi lagi mencret-mencret gara-gara makan seblak level setan yang dibawa Jeffry semalam.
Sebenarnya itu buat Jeffry sendiri karena dia pengen begadang kerjain makalah, tapi tiba-tiba seblak yang dia taruh di meja makan hilang tak tersisa.
Pas tau Dika mencret-mencret gara-gara seblak Jeffry, alih yang punya, malahan Bara yang ngakak paling kenceng ngeliat imbas dari rakusnya seorang Dika.
Tapi ampasnya hari ini dia gak kebagian kerja membuat jiwa iri hati cowok itu naik tensi.
"Halah kerja ecek-ecek gini doang gabisa, tar kalo keliling fakultas nyari ayam kampus jago." Sindirnya.
Yang disindir melotot. "Fitnah anjing dikira gue elo?"
"Nyenyenye."
wah ngeselin.
"Udah mendingan?"
Dika yang mau ngebalas menoleh ke kanan, ada Jisya yang baru letakin sepiring tar susu pemberian Nessie tadi subuh dan empat gelas sirup Marjan rasa melon di sebelahnya.
"Lumayan, masih agak mules dikit. Widii buat gue kah?"
Tangannya yang mau ambil gelas ditepis. "Mules gaboleh minum es, ujung-ujungnya mencret lagi."
"Kasih boncabe level dajal aja Jis biar mencret dia tiap hari." Timpal Bara lagi.
"Apaan sih lo maju njing."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAW WITH CIGS I 97 I
Novela JuvenilAmoris Plena Kosan elit yang dihuni oleh empat belas mahasiswa yang niat dan ganiatnya menjalani kuliah.