"NANAS GUA ANJING."
"LO UDAH AMBIL LIMA YE PANTEK."
"IH ITU PUNYA GUEEEE!!!!"
"MAMPUS LU HAYOLOOO."
Siang bolong dihari kamis, anak kos yang udah pulang ngampus lagi sibuk ngerujak di halaman belakang. Abis Elena sebar invitation card lewat grup, tiba-tiba aja mereka- anak cowok yang lagi geloran di kamar masing-masing udah kumpul manis di halaman belakang.
Sayangnya Ezra, Celsi, Jisya, Manda dan Jeffry gak bisa ikut gabung karena mereka berlima masih belom selesai kelas.
Keadaan halaman belakang sekarang lagi ribut. Emang gak afdol kalau anak cowok belom ada bikin anak cewek teriak. Kayak sekarang, target mereka yang lain dan yang bukan adalah si pirang dengan suara cempreng.
"BARAAAA."
"APAAAAA."
Dan si pelaku bukan lain adalah bandar film biru. Like, Bara tuh hidupnya kaya ada yang kurang kalau sehari gak ganggu anak cewek.
"Bara anjing rakus amat lo."
Jangan lupakan si pembela, Jeka Haidir yang baru abis tindik alis kemarin.
"UDAH ROS INI MASIH BANYAAK." Teriak Elena menghentikan aksi cewek itu yang narik-narik lengan baju Bara sampe kendor gara-gara jinjit sambil jauhin nanas lumayan gede di tangannya dari Rosi.
"INI MANUSIA GAUSAH DIBAGI."
Bara menyerit terus berkacak pinggang ketika Rosi sudah menjauh darinya. "Dih emang lo yang beli??"
"Emang dia yang beli." Sahut Jihan yang lagi aduk bumbu rujak.
"YAHAHAHAHUU MALUUU." Ledek Malik sambil nyomot bumbu yang lagi Jihan taruh di mangkok pake jari, abis itu meringis ketika tangannya diketok pake sendok. "Adaw iya iya!"
"Sana lo buka kelapa sama Juna!" Usir Jihan mendorong paha Malik dengan kakinya.
"WOI LAKI-LAKINYA POPO KERJA GOBLOK!" Juna berucap keras dengan parang gede di tangan kanannya.
"Lu ajasih anjir!"
Mendengar itu cowok beranting magnet satu itu mengarahkan parangnya ke Dika yang lagi tiduran di teras. "Lo mau sosis bakar apa goreng?"
"Anjir sinting!" Dika berdiri dari tidur ngeflynya, bergabung bareng Bara dan Malik yang baru datang bawa ceret gede.
"Ini yang beli kelapa segini banyak siapa anjir??" Tanya Bara sambil ngitung kelapa muda itu satu-satu. "Tujuh biji? Siapa yang nenteng dari pasar? Kuat juga, si poni pasti."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAW WITH CIGS I 97 I
Teen FictionAmoris Plena Kosan elit yang dihuni oleh empat belas mahasiswa yang niat dan ganiatnya menjalani kuliah.