06

3.1K 429 15
                                    

Yuuji dan kedua temannya sedang berjalan di koridor menuju kantin, namun tiba-tiba si pemuda bernetra hazel malah berbalik dan lari ke arah yang berlawanan dengan tujuan mereka

"Heei! mau kemana?!!" Nobara berteriak dari jauh

"Gomen! aku menjatuhkan dompetku, kalian duluan saja!!"

Mendengar penjelasan singkat sang pemuda, Nobara dan Megumi melengos bersamaan

"Dia itu memang kadang ceroboh ya"

"Susul nggak ya?" tanya Megumi sambil memandangi punggung Yuuji yang perlahan menjauh dan akhirnya hilang dari pandangannya

"Cari tempat duduk dulu deh, bisa-bisa kita ga dapat kalau menyusul Yuuji"

"Oke"

Sekarang Yuuji berada di ujung koridor tanpa penghuni disana, matanya masih menelusuri sudut-sudut koridor berharap dapat menemukan dompetnya yang hilang

Namun yang ia lihat malah tetesan merah yang makin didekati jadi makin banyak

"Huh! apa ini? darah?" Yuuji menunduk dan mencium aroma cairan di koridor itu dengan jarinya, "Huek! amis banget!"

Yuuji tanpa sadar sudah mengikuti jejak tetesan darah itu, hatinya berdegup kencang memikirkan kebenaran dari dugaannya

"Ini.. darah asli?" hingga langkah Yuuji terhenti saat sampai di sumber tetesan itu, dia langsung menutup mulutnya begitu melihat mayat seorang murid perempuan penuh darah di hadapannya

Kakinya sulit digerakkan karena gemetar, namun dengan instingnya Yuuji langsung bersembunyi di tempat yang aman, memandang tubuh tergeletak itu dari sini

Benar saja. tidak lama dia bersembunyi, datang seorang wanita bertudung dari dalam cahaya kilat berwarna hijau

Cahaya yang mirip seperti milik Satoru, ya! Yuuji masih mengingat bentuknya dengan jelas! cahaya itu benar-benar mirip seperti milik Satoru

Tapi energi yang dihasilkan cahaya itu terasa lebih ringan daripada yang dibuat Satoru

Wanita itu bersenandung sambil membolak balikan mayat yang dia layangkan seperti mainan, Yuuji tak sadar sudah menahan napas karena gugup

"Hm? sesaat aku merasakan energi manusia"

"Kumohon jangan kesini!" Yuuji masih menutup hidungnya rapat-rapat

Suara sepatu hak tinggi wanita itu semakin mendekat seiring detak jantung Yuuji yang sudah tidak beraturan lagi

"Haloo~~" Wanita itu tiba-tiba muncul di hadapan Yuuji yang sedang bersembunyi

Yuuji melotot, ia ingin berteriak tapi suaranya tidak bisa keluar

"Kau melihatnya ya, manusia?" Sang wanita membuka tudungnya memperlihatkan paras yang sangat cantik

Wanita itu merentangkan tangannya lebar, "Kemarilah.. bukannya manusia gemar tubuh wanita yang seperti ini?"

Itadori Yuuji masih membeku di tempatnya, keringatnya sudah bercucuran, "Jangan jangan kamu.. penyihir"

Wanita tersebut menaikkan sebelah alisnya meremehkan, "Hoo~ seberapa jauh kamu mengetahui tentang kami?"

"Itu.. tidak!" Yuuji menyingkirkan tubuh wanita di depannya dan hendak kabur dari sana secepatnya

Namun dia malah langsung terjatuh kebawah dan tidak bisa bergerak

Seperti ada gravitasi kuat yang menahan tubuhnya hingga dia tidak bisa menggerakan bahkan seujung jaripun

"MAI ZENIN!!" teriak seorang wanita yang suaranya terdengar familiar di telinga Yuuji

"SUDAH CUKUP! KAU TIDAK MEMILIKI URUSAN LAGI SELAIN MEMBUNUH ORANG DISANA ITU KAN?!!"

"CEPAT PERGI!"

Wanita bertudung itu mengucapkan sepatah mantra namun belum sempat mantra itu disempurnakan, Maki Zenin sudah menghajar wanita itu duluan

Seketika Yuuji bisa bergerak bebas lagi yang dia duga karena Maki senpai menyerang wanita itu

"Maki Zenin, berhentilah mencampuri urusanku"

"Kau yang berhenti!"

Itadori Yuuji yang tadinya ingin membantu senior perempuannya itu jadi mengurungkan niatnya saat Maki memberikan isyarat untuk tetap disana

"Dia melihat sihirku, dia juga mengetahui kalau aku penyihir, aku harus membunuhnya Maki!" jelas Mai sambil berusaha melepaskan kuncian di lengannya

"Tahu apa..?" Maki menoleh ke arah Yuuji untuk sesaat, namun dia tersadar akan sesuatu yang lebih penting

"Bunuh katamu?!! tidak akan kubiarkan kau membunuh Yuuji!"

"Maki? kau ingin melindungi anak itu..?" wanita dengan rambut pendek tergerai itu menatapnya dan Yuuji suram, "Jangan jangan kau.. emosimu berhasil terbangkitkan..?"

"Ya! dan apa urusanmu dengan itu?!!"

Mai Zenin tertawa keras seiring dengan membesarnya portal yang barusan ia buat diam-diam

"Hahaha!! padahal aku lebih kuat darimu, padahal kau sama sekali tidak bisa menggunakan sihir, kau penyihir cacat! tapi kenapa malah dirimu yang mendapatkan sesuatu yang tidak bisa kuraih walau berusaha keras"

"Itu karena kamu tidak menemukan manusia yang tepat, Mai! suatu saat kamu juga akan menemukan orang yang bisa membangkitkan emosimu"

"Baiklah, akan kuingat ucapanmu. selamat ya, kakak" tubuh wanita dengan rambut pendek tergerai itu terserap pada cahaya hijau

Setelah wanita itu lenyap bersamaan dengan cahaya hijaunya, keheningan menyelimuti Maki dan Yuuji

Hingga Maki Zenin membuka suara tiba-tiba, "Yuuji.. apa yang akan kau lakukan setelah mengetahui tentangku?"

"Dari awal aku tahu kalau senpai bukan manusia, karena energi kehidupan Maki senpai terasa berbeda denganku"

"Tapi aku baru mengetahui kalau Maki senpai seorang penyihir"

Maki menatap adik kelasnya itu lekat-lekat, "Kamu.. tenang sekali ya Yuuji, apa kamu tahu sejarah kelam antara manusia dan penyihir?"

"Aku tahu" Yuuji sedikit menundukkan kepalanya, "Tapi Maki senpai orang yang baik kan? aku tidak peduli dengan sejarah masa lalu"

Maki memberikan isyarat kepada pemuda itu untuk duduk disampingnya, Yuuji berlari kecil dan memposisikan dirinya duduk disebelah sang senior

"Yang tadi itu adikku, kami anak kembar" jelas Maki sambil menatap langit biru, "Kami memang dibesarkan untuk saling membandingkan diri"

Itadori Yuuji masih menyimak penjelasan sang senior, pemuda itu sadar kalau takdir kehidupannya selalu saja berhubungan dengan dunia penyihir

Entahlah, orang-orang yang penting baginya juga selalu berhubungan dengan penyihir atau semacam itu

Sekarang Yuuji menanamkan di kepalanya kalau tidak semua penyihir itu jahat dan begitupun sebaliknya, tidak semua manusia itu baik

Maki melanjutkan bicaranya, "Setelah tetua terdahulu meninggal, keluargaku sekarang dirubah menjadi penyihir pembunuh bayaran"

"Kenapa Maki senpai memberitahunya padaku?" Yuuji memainkan jarinya gugup

"Yah.. aku tidak mau kamu terus memikirkan soal Mai yang barusan melakukan tugasnya"

Keheningan kembali menyelimuti mereka hingga Yuuji membuka suaranya tiba-tiba

"Maki senpai.. bisakah kita berbagi rahasia lagi seperti ini?" Yuuji sedikit menarik sudut bibirnya membentuk senyuman, "Aku juga ingin mempercayai Maki senpai"

Wanita berkacamata itu membalas senyuman Yuuji, "Tentu saja"

"AH, AKU MELUPAKANNYA! KEMANA PERGINYA DOMPETKUU?!!"

###

thanks for reading! sampai jumpa di chapter berikutnya (^▽^)

mistakes ; goyuu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang