"Apa itu masih terasa sakit, Naoya nii-san?" ucap wanita dengan rambut pendek tergerai, Mai duduk berhadapan bersama Naoya di restoran ramen yang mereka temukan saat itu
Naoya tidak berencana untuk menumbuhkan lengannya sampai dia dapat berhasil menyelesaikan misi yang sedang dijalankan sekarang
Lengannya yang buntung itu akan digunakan sebagai bukti pada sang kepala keluarga kalau Naoya dapat menyelesaikan misi itu hanya dengan sebelah lengannya
Naoya berupaya keras supaya kemampuannya diakui oleh sang kepala keluarga, berharap dirinya diangkat menjadi kepala keluarga Zenin generasi selanjutnya
Naoya menyuap ramennya yang sudah mengembang, "Ya, tidak usah khawatir Mai"
Wanita berparas cantik itu melanjutkan makannya, "Oh ya, Nii-san. saat terakhir aku bertemu Maki, ternyata emosi mata empat sialan itu sudah terbangkitkan"
"Yah, cocok untuk seorang penyihir cacat sepertinya" Naoya tidak memperdulikan ucapan sang adik
"Nii-san"
"Apa?"
"Manusia yang ku racuni kemarin itu, kalau aku tidak salah ingat, Maki pernah sekali menyelamatkannya dari sihirku"
Pria dengan 2 warna rambut itu berhenti mengunyah seketika, manik tajamnya menatap lurus sang adik, "Kenapa baru memberitahuku fakta sepenting ini"
"Maafkan aku nii-san, aku payah dalam mengingat sesuatu"
Naoya mencibir, "Ya..ya.. memang kalian itu kembar bodoh, payah, tak berguna"
Mai menggertakkan rahangnya, dia tidak terima dihina seperti ini walau dengan kakaknya sendiri, harga diri seorang Mai Zenin itu sangat tinggi
Namun dia sadar, kalau Naoya yang benotabene sebagai kakak lelakinya itu masih jauh lebih kuat, Mai belum bisa melampauinya
Mata tajam Naoya kembali melirik sang adik, "Apa? mau berduel disini?"
"Tidak" gadis itu mendengus kasar
Pria dengan 2 warna rambut itu mengalihkan pembicaraan tiba-tiba, "Firasatku mengatakan kalau bocah yang kau racuni itu masih hidup"
"Ada kemungkinan kalau pemilik energi besar itu melindungi dia juga" Naoya menopang dagu dengan sebelah tangannya, "Kalau begitu, kita harus gunakan dia sebagai umpan"
.
.
Netra hazel jernih itu terbuka perlahan, berusaha menetralkan cahaya matahari yang masuk ke retinanya
"Selamat pagi, Yuuji" ucap Satoru dari ambang pintu, kaki jenjangnya melangkah menghampiri sang kekasih yang baru terbangun itu
Yuuji menatap langit-langit kamarnya, "Selamat pagi"
Dia baru ingat kalau Satoru semalam tiba-tiba datang dan bilang akan menginap dirumahnya, Yuuji tidak mengizinkan pria berambut putih itu untuk tidur bersamanya
Jadi, Satoru berakhir tidur di sofa kecil yang tidak pas untuk tubuh jenjangnya
"Bagaimana tidurmu?" tanya Yuuji, dia masih belum mau pergi dari kasurnya, tubuh kecil pemuda itu masih berbalut dengan selimut tebal
Satoru menggulung lengan kemejanya dibawah sikut, "Tidurku menyenangkan"
"Aku sudah menyuruhmu pulang, tapi kau menolak. jangan salahkan aku kalau tubuhmu jadi sakit semua, Satoru" ucap Yuuji sambil meregangkan otot-ototnya yang pegal
KAMU SEDANG MEMBACA
mistakes ; goyuu ✔️
Fantasi❝kesalahan terbesarku karena sudah mencintaimu, sampai bertemu lagi di kehidupan selanjutnya.. Itadori Yuuji❞ -Gojo Satoru