01

10.2K 807 119
                                    

WARNING!

•bxb area!
•semua karakter milik gege akutami, saya hanya meminjam
•alur cerita murni dari imajinasi saya
•kalau nggak nyaman gausah baca! jangan salah lapak yaa
•happy reading

###

Lelaki yang jauh lebih tinggi dari pemuda berambut pink itu memberhentikan langkahnya tiba-tiba, beberapa saat lalu mereka sedang jalan-jalan sore di taman sekitar komplek pemuda tersebut

Itadori Yuuji namanya, pemuda manis yang sudah menjalin hubungan dengan lelaki di hadapannya itu selama 4 bulan

Yuuji mengangkat sebelah alisnya bingung, "Mm? ada apa Satoru?"

Sepasang netra biru kristal lelaki tinggi bernama Gojo Satoru itu masih menatap dalam diam, pandangan yang sungguh sulit diartikan

Lelaki dengan rambut seputih salju itu melepaskan jemarinya yang bertautan dengan Yuuji, dia melepaskannya pelan-pelan

Yuuji masih kebingungan, sedangkan Satoru terlihat mengambil napas sejenak sebelum mengatakan apa yang ingin ia katakan

"Selama ini aku telah membohongimu" Satoru tersenyum tipis, sangat tipis sampai kau tidak akan menyadari kalau dia sedang tersenyum

Tapi sesungguhnya itu senyuman yang terlihat menyakitkan bagi Yuuji

Dia melanjutkan bicaranya, "Padahal kau anak yang baik"

Pemuda berambut pink itu mengernyitkan keningnya bingung, masih tidak mengerti ucapan sang kekasih, "Apa maksudmu?"

"Kita akhiri saja disini, semuanya" ucap Satoru

Rasanya bagai tersambar petir di siang bolong, Yuuji bingung dan sangat terkejut sampai sulit rasanya untuk mengeluarkan kata-kata yang tertahan di tenggorokannya

"Apa... maksudnya ini?"

Lelaki bernama Gojo Satoru itu membuang pandangannya kasar, jauh dalam lubuk hatinya dia sungguh tidak ingin mengakhirinya

Tapi apa boleh buat, karena dia tidak tega untuk membohongi Yuuji lebih lama lagi

"Aku seorang penyihir, aku bukan manusia" jelas Satoru meyakinkan, netra birunya itu masih menghindari Itadori Yuuji yang sedang menahan tangisnya

Dia telah menyakiti Yuuji, dia tahu itu

"Kenapa kau membohongiku..?" Yuuji menarik kerah kemeja Satoru dengan kasar, membuat pria yang lebih tinggi darinya itu mau tak mau jadi bertatapan dengannya

Satoru memejamkan matanya, "Apalagi? karena bosan lah, kau tahu? penyihir sepertiku hidup abadi, dan sekarang aku sudah berumur 1001 tahun"

Pemuda dengan netra hazelnya yang berkaca-kaca itu mengeratkan cengkramannya di kerah Satoru, "Hei Satoru.. ini bohong kan? katakan padaku kalau semua ini bohong!"

Satoru menjauhkan pergelangan tangan Yuuji dari kerahnya, dia bisa dengan mudah melakukan itu padahal Yuuji mencengkram kerah kemeja tersebut lumayan kuat

Pria berambut putih itu mengucapkan sepatah mantra yang menciptakan sebuah portal berwarna ungu tua, Satoru sengaja memperlihatkan portal tersebut pada Itadori Yuuji yang bernotabene sebagai manusia

"Maafkan aku ya" Satoru berjalan mendekati portal itu dan sesaat sebelum masuk dia mengucap kalimat perpisahan

"Teruslah hidup dan lupakan aku ya" punggungnya hilang bersamaan dengan cahaya ungu yang dia buat barusan

Yuuji masih mematung, berusaha mencerna semua yang terjadi begitu tiba-tiba ini

Penyihir? di dunia yang seperti ini?

Satoru.. yang dia ketahui sebagai teman seumuran sekaligus kekasihnya itu ternyata seorang penyihir?

Gojo Satoru yang dia ketahui selama ini adalah lelaki baik yang gemar bercanda, ceria, Satoru bisa membuat sekitarnya menjadi ikut ceria bersamanya

Itadori Yuuji mengelap air matanya dengan lengannya, kain dari hoodie kuningnya itu menyerap cairan bening yang mengalir dari sepasang netra hazel miliknya

Pemuda berambut pink itu menghabiskan sisa waktu jalan-jalan sorenya dengan menangis sendirian di tempat duduk taman, menatap segala makhlup hidup yang berlalu lalang

"Teruslah hidup dan... lupakan ya?" Yuuji bergumam sendiri, "Kau kejam ya, Satoru"

Dia bangkit dari duduknya dan hendak menuju ke suatu tempat, yaitu rumah sakit tempat kakeknya dirawat

Satu-satunya keluarganya yang tersisa, Yuuji bisa melupakan kesedihannya barusan karena teringat sang kakek

Lagipula, putus cinta bukan merupakan akhir dari dunia. begitu pikirnya

Bau obat-obatan menyeruak begitu ia memasuki gedung ini. Ya, kakeknya telah dirawat selama 6 bulan disini, karena kesehatan sang kakek tak kunjung membaik juga

Yuuji harap kakeknya bisa cepat sembuh agar mereka bisa bermain tenis lagi seperti dulu

"Itadori Yuuji..?" seorang perawat menyapa Yuuji dari ambang pintu kamar inap sang kakek, sepasang netra hazelnya melirik ke dalam ruangan

Kenapa banyak perawat disini?

Yuuji masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi bau obat-obatan itu, "Dokter Utahime..?"

Dokter Utahime adalah seorang dokter wanita jenius yang sudah membantu kakeknya bertahan hingga saat ini

Iris mata dokter tersebut terlihat sangat putus asa, "Kau datang tepat waktu.."

"Ada apa?" Yuuji melirik kakeknya yang sedang tertidur pulas di kasur kecil rumah sakit

Utahime menepuk pelan pundak anak itu, "Aku harap kau tetap tenang, kakekmu.. baru saja meninggal"

Yuuji terdiam mendengar penjelasan dokter Utahime, dia segera melesat berdiri ke samping tempat tidur kakeknya

"Kakek sudah meninggal..?" Yuuji meremat sprei tempat tidur diiringi dengan butiran air matanya yang jatuh kesana

Utahime segera menghampiri dan mengelus pelan punggung anak itu, "Kami baru saja berencana memanggilmu kesini"

"Kakekmu meninggalkan surat, dia ingin kamu membaca surat ini saat dia pergi" Utahime memberikan selembar surat yang dimaksud kepada Yuuji

Pria berambut pink itu mengusap air matanya lagi, "Baiklah.. aku mengerti"

Dokter Utahime menepuk pelan punggung anak itu sambil menatapnya hangat, "Kuatkan dirimu Itadori"

Itadori Yuuji mengangguk dan hanya menatap satu persatu perawat yang keluar dari ruangan ini, menyisakan dirinya dengan sang kakek

Pemuda itu langsung jatuh terduduk di lantai, dia mengerang tanpa suara dan memegangi dadanya yang terasa sangat sesak

Air matanya berjatuhan sangat deras seiring dengan tubuhnya yang mulai bergetar hebat, dia menangis di lantai yang dingin malam itu

Bersamaan disaat Yuuji menangis, langit tiba-tiba menumpahkan isinya. hujan turun sangat deras sampai isakan Yuuji sama sekali tak terdengar akibat deruan keras sang hujan

Rasanya langit malam itu ikut menangis bersama Yuuji, seperti bisa merasakan kepedihan yang pemuda itu rasakan

mistakes ; goyuu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang