23. mereka datang

421 60 19
                                    

Bego:96L

Bego:96L

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.













Berbeberapa langkah kaki terdengar di lantai besar bandara, dua orang laki laki berjas, dan satu orang gadis perempuan berkaca mata hitam tampak terlihat, mereka tampak begitu anggun dan tampan.

Namun sayang, mereka seakan ditutupi kabut hitam, seakan mengatakan, kalau mereka tidak bisa disenggol begitu saja, mereka seakan iblis yang turun dari langit begitulah pandangan orang orang dibandara.

"mau langsung ke rumah sakit?" ucap gadis perempuan berwajah datar dengan kaca mata hitam bertengger disana, kedua orang itu menatap gadis tersebut.

"Yuta, lo udah tau pelakunya yang nyebarin kan?" ucap laki laki tampan menatap laki laki disebelah gadis itu yang tampak seperti seorang mafia.

"Ya" jawab datar orang orang itu.

"bajingan tengik! Lihat saj berani berani dia menyakiti adikku" ucap gadis itu mengepalkan penuh amarah.

"lebih parah jika Oma, dan Kakek tau ini" ucap laki laki berwajah tampan itu, ucapannya diangguki kedua orang tersebut, dia tidak salah, ucapannya benar, jika Nenek, dan Kakeknya tau, akan lebih bahaya.

"Yuta, Kau urus anak yang menyebarkan berita palsu itu, biar aku dan jisoo yang kerumah sakit" ucap nya menatap sepupu nya.

"Ck, ingat, jangan emosi, kendalikan diri kalian" ucapnya karena ia tau kalau kedua sepupu nya itu sangat tidak terkendali, kedua nya mengangguk mengerti.

Mereka adalah Yuta, Jeffrey, dan Jisoo, mereka kembali untuk menjemput yerin, sekarang harus bagaimana?

***

Dialam bawah sadar yerin.

Gadis itu seakan terikat dengan rantai rantai di tubuhnya, gadis itu masih terbelenggu dengan kesalahan dimasalalu, gadis itu seakan tidak bisa lepas—bukan, tapi dia yang seakan tak mau lepas.

Kesalahannya dimasalalu seakan terus menghantuinya.

"yerin, sampai kapan?" ucap seorang gadis cantik muncul disana—dari kegelapan, Yerin mendongak, matanya kosong, tanpa kehidupan.

"t-tidak tahu"

"SAMPAI KAPAN KAMU MERASA BERSALAH YERIN?! SAMPAI KAPAN?!" teriak gadis itu, ia sedih melihat yerin seperti ini, ia sedih melihat yerin seperti ini.

"maafkan aku.. Hiks.. Maafkan aku..." tangis yerin, ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, kematian kedua orang itu seakan menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya, sejujurnya ia tidak mau kembali ke masa kelam itu, tapi tidak bisa.

"kami sudah memaafkan mu dari dulu yerin, kenapa kamu tidak mengerti?" ucap kedua gadis itu dengan wajah sedih menatap yerin yang masih dipenuhi oleh kegelapan masalalu.

—Yerin terlalu banyak tenggelam dimasalalu, hingga ia tidak bisa melihat cahaya didepannya.

.



.




.

"Paman bibi" sebuah suara membuat kedua orang tua yerin mengegang, bukan hanya mereka, Hoshi, Wooseok, Taehyung, dan Jhonny, mereka juga menengang, mereka berbalik mata mereka terbelalak melihat kedua orang yang berdiri disana.

"Jeffrey? jisoo—ka—

"dimana yerin?" ucap Datar Jeffrey, Irene menghela nafas, kemudian ia melihatkan yerin disana, dibalik jendela kaca itu, terlihat yerin yang tengah terbaring lemah dengan infus infus, dan alat alat rumah sakit.

Gadis itu tampak tersiksa.

"K-Kenapa separah ini?!" ucap Jisoo kaget, ia tidak habis pikir, ternyata separah ini adik sepupunya, bagaimana mungkin dulu yerin tidak sampai koma? Sebenarnya kenapa?

"BAJINGAN! APA KALIAN TIDAK MENJAGA YERIN HA?! KENAPA KALIAN MEMBIARKAN YER—"

"jeff! Tenang!" ucap Jisoo menahan bahu sepupunya, dada nya sakit melihat yerin seperti ini, tapi ia tau alasan yerin begini sangat tau.

Irene terduduk dilantai, ia bersujud didepan kedua keponkannya, menangis tersedu sedu membuat jisoo tak tahan kuasa menangis.

"Bibi mohon.. Hiks.. J-Jangan bawa yerin... Tolong..." tangis Irene, sang suami juga ikut bersujud, mau bagaimana pun, dia juga tertekan disini, ia diam, ia tenang, tapi dia lah yang paling tersakiti.

Semua disana ikut bersujud, jisoo hanya bisa terdiam, sementara Jeffrey terdiam.

"bangunlah bi" suara dingin, dan tajam itu membuat mereka menoleh.

Oh tidak, itu adalah Yuta, Yuta menatap datar mereka semua, kemudian menghela nafas.

"berdirilah, dan kita bicarakan ini" ucap Yuta, Irene menangis dipelukan suaminya, sementara Yuta hanya bisa menatap datar gadis yang terbaring lemah dibalik kamar itu.

****

"HAHAHAHHAHA!!!"

"LIHAT SAJA YERINA!!"

"AKU PASTI AKAN MEMBUNUH MU! PASTI!"

"BAJINGAN BRENGSEK!!!"

"BAJINGAN BRENGSEK!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc—

HAY HAY HAYYY

KALIAN KANGEN CERITA TYDAK NYAMBUNG INI? AKWOWKWOWK

MAAP YA BARU BISA ON SEKARANG GAIS, MOOD ANIS AKHIRNYA KAMBEK LAGI:")

Enjoy this story gaissueee

Bego:96LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang