Now Playing|Fiersa Besari - April
.
Aku dan kamu pernah menjadi kita,walau tanpa ikatan yang jelas.
~Nano-Nano~
***
Sabi masuk ke dalam rumahnya dengan satu kantong plastik besar bertuliskan alfatehah,disambut oleh Meli yang sedari tadi menunggunya.
"Lama banget," katanya.
"Macet." Balas Sabi dengan malas.
"Klasik," tukas Meli. "Di maps biru semua," Meli menunjukkan layar handphonenya yang menampilkan rute google maps yang berwarna biru semua. Ya,artinya lancar,nggak macet.
"Gue nggak ke alfatehah yang disitu." Sabi berjalan menuju ruang tengah,Meli mengekor di belakangnya.
"Terus dimana?"
"Pokonya jauh,pake helm lima." Sabi menjatuhkan bokongnya di sofa lalu menaruh kantong plastik itu di atas meja.
Meli memutar bola matanya lalu duduk di single sofa yang berada di sebelah sofa two seater yang Sabi duduki. Ia mencondongkan badannya,melihat isi kantong plastik yang Sabi bawa. Matanya berbinar melihat ada banyak botol berwarna orange dan satu bungkus pembalut berwarna biru dongker.
"Eh,kok lo pake kantong plastik sih? Kan nggak ramah lingkungan." Kata Meli. "Double lagi kreseknya," Meli mengeluarkan sepuluh botol kiranti dan satu bungkus pembalut.
"Di double biar nggak robek." Balas Sabi.
"Lo harusnya bawa totebag sendiri,atau nggak beli kek,di sana kan pasti disediain."
"Udahlah,mereka juga masih nyediain plastik." Ucap Sabi tak mau ribet.
"Yee,kalo dibilangin."
***
Pina mengaduk mie samyangnya yang sudah matang. Ia memilih menghabiskan mie nya di meja makan.
Pina meletakkan piringnya di meja,menarik kursi lalu duduk.
Ting!
Ting!
Ting!
Mak Pina Squad
Sesilobambwang:
HOT NEWS GAIS!!!Chikaku:
HOT NEWS!! YANG LIAT INI DIJAMIN PANASKhaterinne:
Ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nano-Nano [On Going]
Teen FictionMasa lalu membuatnya terjebak di dalam ruang abu-abu. "Ingin melangkah maju. Namun sadar bahwa kamu bukan sekedar lalu, tapi dia juga bukan arah yang ingin ku tuju." -Pina Rastanti. 📍Sedang berada di persimpangan jalan, yang pilihannya hanya kemba...