12. Just Friend

18 8 12
                                    

Now Playing | Marshmello & Anne-Marie - FRIENDS

.

Kita nggak pernah tau apa yang ada di hati dan pikiran orang lain tentang kita.

.

Happy Reading!

***

"Hai, tante. Udah lama nggak ketemu makin cantik aja sih," sapa Riska pada Mayang yang sedang merapikan piring di atas meja makan.

Mayang menoleh, "eh ponakan tante, bisa aja kamu," balas Mayang tersipu malu.

Riska mengecup tangan Mayang, diikuti Sabi di belakangnya.

"Eh, siapa ini?" tanya Mayang bingung, tapi diiringi senyuman ramahnya.

"Temen Riska, tante." jawab Riska.

"Temen apa temen?" goda Mayang.

"Temen, tante." balas Riska yakin.

"Bener kamu temennya Riska?" tanya Mayang pada Sabi.

Baru saja Sabi membuka mulutnya, Riska lagi-lagi menjawab pertanyaan untuk dirinya. Seakan tak memberikan celah pada Sabi untuk berkata yang tidak-tidak.

"Iya, tante."

"Iyaa deh, percaya. Ayo, silahkan duduk." ucap Mayang mempersilahkan.

"Oiyaa...nama kamu siapa?" tanya Mayang. Kali ini Riska membiarkan Sabi menjawab.

"Sabi, tante." jawab Sabi ramah.

Ditha mengangguk paham, mereka satu per-satu mulai menuangkan nasi dan lauk pada piring mereka. Pina yang sudah selesai mengambil jatah makan siangnya pun berbisik ke arah Riska.

"Temen lo, yakin?"

"Males sih ngakuin dia temen, jadi anggaplah begitu."

"Nanti ceritain," perintah Pina masih berbisik.

"Iyaa."

Mereka menyantap hidangan makan siang yang Mayang sediakan. Lumayanlah, makan siang gratis untuk Sabi.

Diam-diam Pina menatap Sabi yang sedang menyuapkan sendoknya, ia ingat dia adalah cowok yang berada di mini market.

Pina mulai memperhatikan penampilan Sabi dari ujung kepalanya. Rambut anti badai, kulit sawo matang, kumis tipis nyaris tidak terlihat, cara berpakainnya rapi, ada kacamata hitam di saku seragam yang sedikit tertutup oleh jaket bomber berwarna navy, dan di tangannya....

Pina seperti tak asing dengan gelang-gelang yang melingkar di pergelangan tangan Sabi, ah mungkin hanya mirip saja.

Tapi... Sudahlah.

Setelah menghabiskan makanannya Sabi pamit untuk pulang. Takut dicariin orang rumah, katanya.

Huh, SMP! Sudah Makan Pulang. Untung dia tau diri, ia membantu Ditha merapikan meja makan. Tadinya ia juga ingin mencuci piring namun, Dhita melarangnya.

Nano-Nano [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang