8.0 Jasamu

56 22 16
                                    

Now Playing | Jasamu Guru

.

Tanpamu, mungkin kami seperti bumi tanpa adanya matahari.

.

-Happy Reading-

***

Pina baru saja memasuki kelasnya yang sedang riuh menyiapkan dekorasi untuk hari guru yang bertepatan pada hari ini. Teman-teman yang menyadari kehadiran Pina pun langsung datang menghampiri.

Pina memundurkan kepalanya saat ia mulai dikelilingi oleh teman-temannya termasuk Chika dan Sesil.

Semuanya menatap tajam ke arah Pina, Pina yang tak mengerti hanya menampakan wajah bingungnya. Beberapa dari mereka berdehem, tatapan mereka tak lepas dari Pina. Selangkah kakinya mundur ke belakang, selangkah pula teman-temannya maju mendekatinya.

"Ada apa sih?" Tanya Pina memberanikan diri.

Kalau biasanya ia yang ditakuti oleh teman kelasnya, kini berbanding terbalik, ia yang ketakutan. Satu orang melawan segerombol macan yang sedang marah, tentu pasti kalah.

"Dari mana aja lo?"

"Kok nggak bisa dihubungi seharian?"

"Hah?" Pina langsung mengeluarkan HP-nya, lalu membuka pesan dari teman-temannya.

Banyak sekali pesan yang masuk, dari kemarin rasanya ia enggan membuka HP. Pina membaca salah satu pesan dari sang ketua kelas.

Ketulas cakepp

Pi, rencananya hari ini anak-anak mau beli kado buat hari guru. Soalnya kan besok acaranya. Kata Chika uangnya sama lo. Uangnya bener di lo kan?

Pina kembali melihat ke arah teman-temannya. Menampilkan senyum tak bersalahnya. Pina adalah seorang bendahara kelas, berdua dengan Chika. Tapi memang kalau soal memegang uang itu Chika serahkan pada Pina. Sedangkan ia hanya mencatat pengeluaran dan pemasukan saja.

Karena tak kuat ditatap horor olsh teman-temannya Pina pun melepas tasnya, mencari sesuatu yang ada di dalam. Tak lama ia mengeluarkan dompet berwarna merah muda.

"Kemarin pakai uang siapa? Berapa totalnya?"

***

Krriiing!

Bel berbunyi. Seluruh siswa mulai berhamburan ke area lapangan. Kali ini bukan untuk menyaksikan Keano yang ingin mengatakan cintanya pada Inara, tapi untuk melaksanakan upacara bendera haru senin+upacara hari guru.

Saat semua sudah berada di luar kelas—entah menuju ke lapangan, bersiap di toilet, atau mencari cara agar bisa bolos upacara— Pina, Chika, Sesil dan Khaterinne masih berada di dalam kelas.

"Anjir, topi gue mana sih?" Gerutu Pina sembari mengobrak-abrik isi tasnya.

"Lo bawa nggak?" Tanya Chika yang sudah siap dengan setelan upacara+topi di tangannya.

"Perasaan semalem udah gue masukin." Ucap Pina sambil terus mencari, bahkan pada laci juga kolong meja dan bangkunya.

"Makanya jangan pake perasaan." Ketus Chika.

"Bawel lu! Mending bantuin gue cari cara, biar nanti gue nggak maju ke depan waktu lagi upacara."

Mendengar ucapan Pina, Chika memutar bola matanya malas. Dengan setengah hati Chika pun membantu Pina mencari topinya. Walaupun ia yakin, Pina tidak memasukan topinya ke dalam tas.

Nano-Nano [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang