Happy Reading❤️
***
Sepulang sekolah mereka memutuskan untuk pergi ke cafe dekat sekolah yang biasa mereka kunjungi. Apalagi tadi Pina bilang ia mau bahas tentang orang asing yang mengiriminya pesan waktu itu.
Jadi mereka memutuskan untuk mendengarkan cerita Pina di cafe ini.
Oiya! Btw soal tatapan tak enak yang tadi pagi Pina dapat dari teman-temannya, Sesil berhasil mendapat informasi tentang 'kenapa' itu terjadi.
Dengan kehandalannya menyelami sosial media dan luasnya lingkar pertemanan Sesil, ia jadi mudah memberikan atau mendapatkan informasi.
"Anjir, emang kurang ajar si Pina!"
Pina yang sedang sibuk dengan HP-nya pun menoleh ke arah Chika yang menyebutnya 'kurang ajar'.
"Apaan sih, anjir? Seenak jidat lo bilang gue kurang ajar," omelnya pada Chika.
"Ya, emang kurang ajar." sahut Chika.
"Emang ada apaan sih?" tanya Pina bingung.
"Ini penyebab lo diliatin sama anak kelas bawah tadi pagi," ucap Khaterinne menunjuk HP yang dipegang oleh Sesil.
"Kenapa emang?" tanyanya penasaran.
"Nih, liat sendiri." Sesil menunjukkan layar HP-nya pada Pina. Pina mengambil alih HP Sesil untuk melihat lebih jelas, apa yang terjadi.
Salsa Ropeah
Heh, Sesil. Bilangin ke temen lo, si Pina. Kalau jalan matanya dipake. Temen gue capek nge-pel satu koridor, lantainya masih basah udah diinjek-injek seenak jidat sama si Pina.
(Anggap aja lantai sekolah😭)
Pina menepuk jidatnya, pantas saja dari sampai di sekolah sampai bel pulang sekolah ia ditatap dengan tatapan horor oleh teman-temannya.
"Yaudah bilang, gue minta maaf, gitu. Gue nggak tau sumpah, nggak nyadar." ujar Pina sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan.
Sesil mendengus sambil memajukan bibirnya. Tangannya mulai mengetikkan sesuatu pada layar HP-nya, menyampaikan apa yang tadi Pina bilang.
"Btw, si Inne mana?" tanya Pina saat menyadari mereka hanya bertiga. "Katanya 'nanti nyusul', tapi nggak nyampe-nyampe."
Chika mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Sesi pun membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nano-Nano [On Going]
Teen FictionMasa lalu membuatnya terjebak di dalam ruang abu-abu. "Ingin melangkah maju. Namun sadar bahwa kamu bukan sekedar lalu, tapi dia juga bukan arah yang ingin ku tuju." -Pina Rastanti. 📍Sedang berada di persimpangan jalan, yang pilihannya hanya kemba...