Part 16

884 74 2
                                    

Dokyeom tersadar dari pingsannya, ia membuka mata perlahan dan mendapati dirinya sekarang berada dirumah sakit. Ya, saat pingsan Dokyeom mengeluarkan darah dihidungnya yang membuat Joshua berpikir langsung saja membawanya ke rumah sakit. Dokyeom tanpa sadar menggenggam tangan Joshua yang memang sedari tadi berada disampingnya untuk mencoba duduk tapi ia meringis karna kepalanya masih berdenyut sakit.

Joshua yang merasakan pergerakan dari Dokyeom pun mendongak mendapatainya yang sedang kesusahan untuk duduk.

"Kau sudah sadar? apa ada yang sakit? berbaringlah, biar aku panggilkan dokter." Ucap Joshua.

"Tetap disini." Pinta Dokyeom.

"Tapi––baiklah ini minum dulu." Joshua memilih mengalah dan memberikan air minum pada Dokyeom.

Joshua membantu Dokyeom untuk minum setelah selesai ia pun meletakkan kembali gelas diatas nakas, lalu ia menekan tombol dibelakang kepala brankar Dokyeom untuk memanggil dokter.

Dokyeom masih meringis tangan sebelahnya sambil memegang kepalanya dan tangan sebelahnya lagi menggenggam tangan Joshua erat, tidak lama dokter masuk dan memeriksa kondisi Dokyeom.

"Dk hanya butuh banyak istirahat, kondisinya sangat menurun sekarang karna berusaha mengingat kembali ingatannya, karna sakit dikepalanya yang membuat dia mengeluarkan darah dihidungnya." Jelas dokter.

Joshua mengangguk paham lalu ia menoleh pada Dokyeom dengan menatapanya sendu, ia khawatir dengan kondisi Dokyeom yang sekarang karna sudah berusaha mengingat kembali ingatannya.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dan tebus obatnya di apotek." Ucap dokter tersebut membungkuk singkat dan berlalu pergi meninggalkan Dokyeom dan Joshua diruangan itu.

"Apa aku pingsan sangat lama?" tanya Dokyeom menatap Joshua sambil membawa Joshua untuk duduk disebelahnya.

Joshua menatap Dokyeom dengan tersenyum lembut. "Cukup lama sampai aku bingung harus berbuat apa lagi." Ucap Joshua.

"Apa aku bisa memelukmu." Dokyeom menatap Joshua ragu.

Joshua langsung memeluk Dokyeom yang membalas pelukan Joshua erat, Dokyeom merasa sangat lega, entahlah ia yakin Joshua bisa membantunya untuk mengingat kembali ingatannya, tidak dipungkiri jauh didalam lubuk hatinya Dokyeom merasa perasaan aneh, apa ia sudah mulai mencintai Joshua?

"Ingatanku masih buram dan hanya dirimulah yang jelas." Ucap Dokyeom.

Joshua mengusap punggung Dokyeom lembut, ia tidak memaksa untuk Dokyeom mengingat kembali ingatannya jika itu sangat berdampak buruk pada kesehatannya, bukan berarti ia tidak berusaha untuk Dokyeom mengingat kembali ingatannya hanya saja pasti bisa dengan secara perlahan.

"Aku senang jika aku adalah orang pertama yang jelas dalam ingatanmu." Tidak dipungkiri Joshua juga merasa senang karna Dokyeom mengingatnya, ia semakin yakin bahwa Dokyeom adalah Seokmin orang yang ia cintai dan ia tunggui selama ini.

Dokyeom melepaskan pelukan tersebut lalu menatap mata Joshua lamat, ia bisa melihat dari mata Joshua yang menyiratkan rasa sedih dan senang sekarang, tapi ada satu hal yang membuat hatinya nyilu. Rapuh. Ya, Joshua masih merasakan rapuh mungkin untuk saat ini tapi dengan adanya Dokyeom Joshua yakin kerapuhannya bisa berkurang.

"Aku tidak tahu rasa apa yang harus aku jabarkan, tapi yang jelas rasa sakit lah yang paling membekas dihatiku dan melekat dibenakku." Ucap Dokyeom jujur.

Joshua tidak tahu harus berkata apa lagi, karna memang benar selama ini Seokmin hanya mendapatkan rasa sakit dihidupnya, tanpa Joshua sadari air mata lolos keluar karna ia juga bersalah karna meninggalkan Seokmin dulu.

Don't Go!!! [SeokSoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang