Pagi ini Kenan sidah bersiap dengan seragam sekolahnya. Berdiri di depan kaca dan memainkan rambutnya sersaa mengedipkan sebelah matannya, wink.
"Pantes aja cewe cewe kalau lihat gue mleyot, secara kan gue ganteng pake banget" gumamnya mengusak rambutnya kebelakang.
Sejak tadi kelakuannya di saksikan oleh Daniel yang berada di ambang pintu, niatnya ingin mengajak adik nya sarapan di urungkan karena melihat kelakuan adiknya yang pd.
"Iya iya yang ganteng, abang yang kentang lewat." Ujar Daniel membuat Kenan mengalihkan pandangannya pada Daniel.
"Hehehe,abang kok disini?"
"Ngajak kamu sarapan, ayo udah di tunggu di bawah!"
Pagi ini suasana lebih cerah dari biasannya. Pun Kenan bersemangat melahap sarapannya karena ingin segera pergi ke sekolah. Kenan bangkit dari duduknya lalu mencium pipi kedua orang tuannya berpamitan untuk pergi ke sekolah.
"Kenan berangkat ya ayah, bunda. Kenan berangkat sendiri dulu kali ini aja." Ucap Kenan meminta izin.
Mereka yang ada di sana melotot kepada Bobby dan Renata agar tidak di izinkan yang membuat mereka bingung. "Kan bisa di antar abang" ucap Bobby.
"Nggak, Kenan mau berangkat sendiri dulu. Besok baru sama abang"
"Diantar aja ya, bunda khawatir nanti Kenan kenapa napa." Ujar Renata.
"Sekali aja, Kenan pengen berangkat sendiri" Rayunya dengan wajah memelas.
Bobby dan Renata menghela nafas jika sudah seperti ini maka akan susah untuk menolak, "oke oke, kalau begitu Kenan berangkat sendiri tapi di awasi sama bodyguard Ayah ya"
"Ih Ayah mah gitu ga laik"
"Dijaga atau di antar hmm?"
"Yaudah deh"
Kenan mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata. Sebenarnya ia tidak di perbolehkan menggunakan motor tapi Kenan memberikan bumbu bumbu manis kepada mereka supaya di izinkan menggunakan motor.
Lampu merah membuatnya berhenti mematuhi rambu rambu lalu lintas. Kenan tersenyum karena sudah lama ia tidak menggunakan motor sangat menyenangkan.
Tin tin
Suara motor dari sebelah membuat atensinnya mengikuti sumber suara. Ia melihat Jayden menggunakan motor sport melambai kepadannya.
"Tumben lo naik motor Ken, emang di bolehin?" Tanya Jayden pada Kenan.
"Pengen, tadi sempet ngga di bolehin"
"Terus kok?"
"Gue rayu lah biar di bolehin" sela Kenan seraya terkekeh membuat Jayden ikut terkekeh juga.
Rambu rambu menunjukkan lampu hijau membuat mereka melanjutkan perjalanan. Kenan dan Jayden mengendarai kecepatan di atas rata rata karena Kenan menantang Jayden untuk berbalap. Sempat Jayden menolak karena takut jika sahabatnya akan di marahin oleh keluargannya namun Kenan mengiming imingi dengan traktiran membuat nya tidak bisa menolak.
Kenan lebih cepat sampai di parkiran membuatnya bersorak senang.
"Gue menang, lo kalah" sorak Kenan pada Jayden yang baru saja membuka helmnya.
Jayden berdecak lalu memutar bola matannya malas. "Gue tadi ngalah" kenan mencibir.
"Terserah yang penting gue menang"
***
Bel istirahat membuat hampir seluruh siswa/i berada di kantin untuk mengisi perut yang keroncongan setelah memikirkan pelajaran membuat kantin berdesak desakkan.
Kenan dkk juga harus rela berdesak desakkan untuk membeli makanan yang mereka incar, bakso. Mereka kembali mencari tempat duduk setelah mendapatkan makanan mereka.
Bruk
Prak
Belum sempat Kenan duduk. Siswa dengan seragam acak acakan sengaja menabrak bahunnya membuat ia jatuh dengan makanannya. Mengundang beberapa pasang mata mengalihkan atensinya pada mereka.
Kenan menatap siswa tersebut tajam.
"Lo punya mata apa nggak?! Nabrak orang seenaknya!"
Siswa tersebut menyeringai. "Lo buta? Jelas jelas gue punya mata" jarinnya menunjuk pada matannya.
"Kalau lo punya mata di pake buat ngelihat! Jangan cuma nonton porno mulu! Gue mau duduk lo tabrak, ada masalah apa lo sama gue?!"
"Lo ngehalangin jalan gue"
"Apa apaan sih lo!, jelas jelas lo yang nabrak Kenan dulu." Tegas Fernan tidak terima.
"Dia ngehalangin gue! Gue mau lewat dia malah di depan gue!"
"Alasan lo nggak logis banget sih!, yang rame tuh stan makanan bukan disini. Jalan masih luas!" Gertak Kenan.
"Ck, maju lo lawan gue!"
Kenan hendak maju namun seseorang lebih dulu menarik kerah seragam bagian belakangnya membuat ia mundur beberapa langkah.
"Lo cari masalah sama adek gue siap siap aja, lo bakal tau akibatnya Kevin!" Tegas Raja.
Kevin berdecak lalu meninggalkan mereka.
"Adek gapapa kan? Ada yang luka nggak?" Tanya Raja.
"Gapapa, cuma pantat Kenan sakit tadi jatoh"
"Yaudah, abang pesenin adek makanan dulu ya. Adek duduk."
Kenan mengangguk sebagai jawaban. Ia menunnggu makanannya sedangakn Jay dan Fernan sudah menikmati makanan mereka dengan lahap karena sedari tadi menahan lapar.
Tak berselang lama, Raja membawa nampan berisikan dua mangkuk bakso dan es teh.
"Nih makan yang banyak biar adek makin berisi"
Mereka menikmati makanna mereka dengan khidmat dan sesekali mereka bergurau agar tidak menciptakan suasana hening. Masalah seperti tadi biarkan, lupakan. Toh, Kevin yang salah bukan Kenan. Kalaupun Kevin masih tidak terima ia masih bisa menghadapi karena Kenan bukan cowok letoy yang bersembunyi di balik ketiak kakaknya.
Sedangkan di tempan lain Kevin menyeringai karena ia sudah menyiapkan rencana. Semoga saja rencananya berhasil. Ia sangat sudah sangat kesal dengan Kenan.
"Lo nggak inget gue? Gue bakal buat lo inget gue. Dan gue bakal tunggu akibatnya Raja" gumamnya seraya mengepalkan tangannya.
Hai guys!
Makasih udah baca dan vote♡
Follow ig ku @Auliasply follback? dm aja! Maklum followers gue sedikit mweheh.TENCUU♡
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
K E N A N
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kenan hidup sebatang kara karena nenek yang telah merawatnya telah meninggal dunia. Dimana orang tuanya? Mengapa ia tinggal bersama nenek nya? Karena Kenan bukanlah keluarga kandung dari nenek Desi, nenek yang merawat K...