tujuh belas

3.9K 347 23
                                    

Sore itu hujan datang begitu deras membuat beberapa orang berdecak kesal karena membuat pekerjaannya tertunda selain itu juga membuat jalanan menjadi lebih licin. Orang orang berbondong menepikan kendaraan bermotornya guna meneduh agar tidak basah, berbeda dengan orang yang lainnya Renata masih berdiam diri di taman tanpa memperdulikan pakaian yang ia kenakan basah.

Puk

Seseorang yang menepuk pelan bahunnya membuat ia mengalihkan atensinnya.

"Kenapa bunda nggak neduh?" Tanya Kenan, ya Kenan lah yang telah menepuk pundak Renata.

"Mmm ga papa"

"Bunda neduh yuk, nanti bunda sakit loh"

"Apa urusannya sama kamu?!"

Kenan terdiam beberapa saat. Benar apa urusannya dengan dirinnya?. "Kenan khawatir kalau bunda sakit"

"Kalaupun saya sakit itu bukan urusanmu"

"Bunda jangan keras kepala deh, ayo neduh dulu nanti bunda boleh marahin Kenan lagi"

"Ck, saya bilang bukan urusan kamu" ia berdecak dan berlalu meninggalkan Kenan yang menatap dirinnua sendu.

Kenan menatap bunda nya yang berjalan menjauhi dirinnya, salah dirinnya apa? Hingga membuat bunda nya itu menjauh ahh ia lupa bahkan seluruh keluargannya menjauhi dirinnya.

Matannya seketika membulat ketika bunda nya yang menyeberang tanpa melihat jika ada truk yang melaju kencang ke arahnya.

"BUNDA,

BUNDA AWASSS

BRAKKK

Tubuhnya melemas ketika mengetahui seseorang tergeletak dengan penuh darah. Tepat di depan matannya ia menyaksikan tubuh anaknya tertabrak truk dengan mengenaskan. Dengan cepat ia menghampiri anaknya.

Yang Kenan rasakan saat ini telingannya berdengung, tubuhnya pun seakan mati rasa. Pandangannya mengabur namun ia melihat siluet bunda nya itu menghampiri dirinnya dengan tangisan yang begitu menyayat hati. Apakah hari ini tuhan?

"Hiks Kenan sayang kamu denger bu-nda kan nak? Hiks"

"Bund-ha jangan nan-gis" ucap Kenan mengelus pipi Renata yang membuat pipi renata terkena darahnya.

"Iya bunda nggak nangis, Kenan yang kuat ya hiks. TOLONG TELPHONE AMBULANCE HIKS"

"Ken sa-sayang bunda, sampain sama ya-yang lain uhuk juga Ken sayangh merek-a"

"Bunda hiks juga sayang sama Ken, iya nanti Bunda sampain sama yang lain juga hiks Kenan hiks yang kuat ya nak hiks"

"Bund-ha sa-sakit"

"Mana yang sakit hm?"

"Se-semuanya"

Renata tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengan mulut mungil anaknya yang terus bergumam sakit. Seharusnya ia tertabrak bukan anak nya, ia rela mati untuk putrannya sungguh ia tak tega melihat putrannya kesakitan.

"Sayang hiks yang ku hiks at ya nak hiks hiks"

"Ma-af uhuk " darah begitu saja keluar dari mulutnya detik itu juga Kenan menutup matannya dengan bersamaan nafasnya yang mulai melemah dan perlahan menghilang.

"SAYANG BANGUN NAK HIKS, KENAN BANGUN SAYANG.

"KENAN BANGUN"

"BUNDA SAYANG SAKA KAMU NAK"

"KENANNN"


Maaf kan aku yang lama tidak up:)
Doakan aku supaya masuk di SMA pilihanku.

Follow ig ku vren follback dm aja. 

l


K E N A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang