sepuluh

8.1K 654 36
                                    

🍁Spesial part pt2🍁

"Tawuran"

.
.
.

Kini Kenan berada di sebuah gang sempit bersama dengan kedua sahabatnya dan beberapa teman teman yang lainnya. Lawannya menatap Kenan remeh.

"Adek manis yang imut gausah ikut tawuran ya nanti kalau luka kamu nangis, pulang aja sana minta nimang bapak kamu." Ucapan dari salah satu anak Garuda menimbululkan gelak tawa dari lawan.

"Iri kan lo?! muka lo kan udah kaya om om pedo sedangkan gue masih unyu unyu gemoy." Balas Kenan membuat mereka marah.

"Serangg!!"

Mereka saling ber adu jotos. Sebagian dari tim lawan banyak yang sudah tumbang sedangkan dari tim Kenan hanya beberapa saja.

Dua belah kubu yang sedang ber adu jotos bak orang kesetanan membuat temannya enggan untuk memisahkan, takut jika nanti terkena imbas.

Pipi Kenan sudah lebam dengan dahi yang mengeluarkan darah akibat cincin yang di pakai oleh Adi menggores di dahinya, berbeda dengan Adi ujung bibir yang mengeluarkan darah, dagu yang lebam akibat tendangan Kenan, dan hidung mimisan akibat tonjokan dari Kenan.

Mereka terus beradu jotos membuat Kenan merasa sangat lelah hingga membuka peluang untuk Adi menumbangkan Kenan.

Bugh

Kenan terjatuh dengan lemas perutnya di duduki oleh Adi yang sedang menyeringai.

"Lo salah cari lawan Kenan." Ucapnya pelan, baru saja Adi hendak memukul wajah Kenan suara seseorang mengintrupsi mereka.

"Berhenti atau kalian akan mendapatkan akibatnya" ucap seseorang tersebut dengan nada dingin membuat bulu kuduk meremang.

Mata Kenan membulat ketika melihat siapa orang tersebut. Kenan berdiri menyingkirkan Adi dari tubuhnya lalu menundukkan kepalannya takut untuk menatap abangnya.

"Kau tahu apa kesalahanmu?" Tanya Aksa mendekat pada Kenan.

Kenan hanya mengannggukan kepalannya sebagai jawaban yang membuat Aksa marah.

"Apakah kau tidak punya mulut untuk menjawab?!" Ucap Aksa dingin kepada Kenan.

"I-ya" jawab Kenan masih menunduk.

"Sepertinnya aspal lebih menarik untuk kau lihat dari pada abangmu, apa perlu aspal itu abang hancurkan?" Ucapan Aksa membuat Kenan mendongak menatap wajah Aksa dan enggeleng berontak. Yang benar saja aspal di jalanan di hancurkan!!.

"Bagus, untuk kalian cepat pulang atau kalian akan mendapatkan akibatnya" ujar Aksa dingin kepada mereka. Mereka berlalu meninggalkan Aksa dan Kenan sahabat Kenan pun dengan berat hati meninggalkan Kenan dan bergumam kata maaf yang di angguki oleh Kenan.

"Masuk mobil!" Tegas Aksa.

Kenan hanya menurut saja, takut jika nanti Aksa akan semakin marah padannya. Di dalam mobil hanya hening, Kenan sedari tadi bingung bagaimana carannya supaya nanti ia tidak di hukum.

Lima belas menit mereka menempuh jalanan kini sudah sampai di mansion.  Aksa dan Kenan memasuki mansion kerah seragam Kenan di tarik oleh abangnya layaknya anak kucing. Kenan hanya pasrah dengan perilaku abangnya bagaimanapun ini juga salahnya.

Tiba lah mereka di ruang keluarga membuat mereka yang di sana cukup terkejut melihat Kenan yang di cincing bak anak kucing dengan wajah babak belur membuat mereka khawatir jika ada luka serius.

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Renata cemas.

Kenan hanya menundukkan kepalannya tidak berani menjawab,

K E N A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang