Kenan yang sedang di periksa dokter di dalam ruangan. Tubuhnya dingin, nafasnya yang belum normal membuat dokter memasangkan nassal di hidung bangirnya agar mempermudah pernafasannya.Keluargannya menunggu di depan UGD. Berdoa agar Kenan baik baik saja.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka menampilkan pria paruh baha dengan jas khas dokter dan seteskop yang menggantung di lehernya. Mereka yang melihat menyerbu mereka dengann pertanyaan memastikan bahwa Kenan baik baik saja.
"Bagaimana keadaan anak saya?"
"Dok adek saya nggak papa kan?"
"Tenanglah biarkan dia berbicara." Ucap Risky mencoba tenang.
"boleh saya tau Kenan habis makan apa?" Tanya dokter tersebut.
"Dia habis makan chapjay udang dok." Jawab Renata.
"Kemungkin Kenan alergi terhadap udang sehingga membuat Kenan sesak nafas dan pusing. Saya sudah memberikan obat antialergi, untuk mengatasi supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi atau lebih parah sebaiknya Kenan di jauh dari makanan berjenis seafood, Kenan sudah bisa di jenguk namun biarkan dia untuk istirahat. Kalau begitu saya permisi." Jelas dokter itu berlalu untuk memeriksa pasien lain.
Mereka semua merasa sedih karena meadaan permata mereka yang sedang sakit. Bibirnya sudah tidak sebiru tadi membuat mereka sedikit merasa lega.
Sungguh lebih baik mereka saja yang sakit dari pada Kenan. Namun yang namannya penyakit tidak bisa di hindarin.
Tangan yang dingin Kenan di genggam erat oleh Aksa seakan akan menyalurkan kehangatan untuk adiknya. Karena sudah tengah malam Renata, Bobby, Rose, dan Risky memutuskan untuk pulang dan Kenan di jaga oleh abangnya bergantian.
Aksa menatap wajah damai adiknya yang tertidur karena efek obat yang di suntikan dari dokter.
Eungh
Suara lenguhan Kenan membuat Aksa menatapnya. Alisnya mengernyit dan matannya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya.
"Dek kamu gapapa kan? Ada yang sakit? Perlu abang panggilin dokter? Ap-- pertanyaan dari Aksa terhenti kala Kenan menyelanya "Bang Ken baru bangun ihhhh" kesal Kenan merotasikan matannya malas.
Aksa mendengus. "Oke oke." Ucapnya pasrah daripada membuat adiknya semakin kesal terhadap dirinnya.
"Bang haus ambilin air." Titah Kenan pada Aksa. Tubuhnya masih lemah dan kepalannya sedikit pusing.
Aksa mengambilkan air di samping brangkar adiknya dan membantu untuk minum, karena badan Kenan yang masih lemah. Setelah selesai minum Aksa memperbaiki posisi tidur Kenan agar lebih nyaman.
"Bang lepasin!" Ucap Kenan saat mengetahui tangannya terdapat infus. Sakit coyy di infus.
"Iya, nanti kalau udah sembuh." Jawab Aksa santai.
Aksa mendengus kesal. Kenapa sih harus sakit? Batinnya. Namannya juga penyakit datang tanpa di undang.
"Udah ya adek tidur lagi supaya adek cepet sembuh" titah Aksa pada Kenan. Kenan hanya menurut lagi pula dia juga masih mengantuk, mungkin karena efek dari obat.
-o0o-
Sudah tiga hari Aksa di rawat di rumah sakit. Pagi hari ini terlihat cuaca sangat cerah, Kenan sedari tadi sudah terbangun dan merengek untuk cepat pulang.
Sedangkan mereka yang di sana menolehkan perhatiannya ke arah lain supaya tidak melihat rengekan dari bungsu Adhinata. Oh ayolah siapa yang tidak tahan dengan mata bulat itu yang mengerjab beberapa kali, gemoy.
"Ayah, Ken udah sembuh. Ayo pulangg!"
"Bundaa, kapan Ken pulang?!"
"Mamah adek udah sembuh!"
"Abang ayo pulangg! Kenan udah sembuh."
Kenan mendengus karena rengekannya tidak ada yang mendengar. Akhirnya ia memiliy membaringkan tubuhnya dan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
"Tauk ah, Kenan ngambek sama kalian!"
Mereka semua yang mendengar penuturan Kenan pun kelimpungan. Bagaimana bisa Kenan ngambek pada mereka, tidak berbicara dengan Kenan selama setengah jam saja membuat mereka rindu dengan ocehan Kenan.
"Nggak bisa gitu dong!" Protes Alva dan Bara bareng.
"Yaudah deh iya, Ayah tanya dokter dulu ya" ujar Bobby membuat Kenan membuka selimutnya dan melihat Bobby dengan wajah girang dan bergumam kata yesss.
Setelah bertanya kepada dokter yang menjaga Kenan, mereka membereskan barang dan pakaian mereka selama menginap di rumah sakit menemani Kenan. Rumah sakit serasa hotel.
Dengan antusias Kenan bernyanyi saking semangatnya mau pulang yang membuat penghuni ruangan ingin menelan Kenan hidup hidup, antara gemas karena setiap menyanyi bibirnya di monyongin dan kesal karena suaranya yang sangat merdu bagi Kenan.
I want you to
Take me home, and fallin
Love me long, i'm rollin
Losing control, body and soul
Mind to for sure, i'm already yoursWalk you do-
Nyanyian Kenan terhenti kala Raja menyumpal mulut Kenan dengan kertas yang ia temukan di meja, membuat Kenan menatap tajam Raja.
"Apa lihat lihat!, mau di colok tuh mata!" Sewot Raja. Kenan membuang kertas yang berada di mulutnya dengan kesal lalu bergumam "Gila" dan membuat Raja mengernyit karena tidak mendengar Kenan yang bergumam.

KAMU SEDANG MEMBACA
K E N A N
Genç Kurgu[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kenan hidup sebatang kara karena nenek yang telah merawatnya telah meninggal dunia. Dimana orang tuanya? Mengapa ia tinggal bersama nenek nya? Karena Kenan bukanlah keluarga kandung dari nenek Desi, nenek yang merawat K...